Tabel 5. Matriks analisis ancaman terhadap terumbu karang di Kepulauan Togean
Ancaman P.Kadidi
Utara P.Malenge
P.Batudaka Pasir
Tengah Atoll
Batumandi Teluk Kilat
Indikator
Bahan Peledak
++ ++
++ ++
++ Kerusakan
karangpatahan karang rubble dalam jumlah
besar dan meliputi area relative luas
Potasium sianida
Potasbius ++
++ ++
++ ++
Karang pucat memutih yang lambat laun ditutupi
alga Sedimentasi
- -
- -
+ Ditunjukkan oleh polip
karang yang banyak ditutupi oleh lapisan
jellylendir Penambangan
karang -
- -
- +
Tercabutnya badan karang dari substratnya
Lipan laut Acanthaster
plancii +
++ -
+ +
Adanya “jalur putih” yang merupakan karang mati
akibat pemangsaan oleh lipan laut
Perubahan lingkungan
- -
- -
+ Kematian secara
perlahan yang diakibatkan stress.
Catatan: asumsi mengacu pada kematian
akibat El Nino ataupun turunnya salinitas
akibatpemasukan air tawar
Aktivitas manusia di
terumbu karang
+ +
+ +
- Patahan khususnya di
daerah ujung karang
Sumber : CII 2008
.
4.1.2 Penajaman citra untuk pemetaan kecerahan perairan
Kecerahan perairan merupakan parameter yang sangat penting dalam penentuan zona wisata snorkeling dan diving. Parameter ini menjadi prioritas
utama dengan nilai bobot 20,84 dalam penentuan zona potensi wisata bahari, khususnya wisata snorkeling dan diving. Perairan yang jernih tentunya akan
menarik minat para wisatawan untuk mengunjungi tempat tersebut. Selain akan memudahkan para wisatawan untuk menikmati dan mengagumi semua
keindahan panorama yang ada di bawah laut seperti keindahan terumbu karang, ikan karang dan biota-biota laut lainnya. Kecerahan perairan dapat juga
dijadikan sebagai indikasi bahwa ekosistem terumbu karang di kawasan tersebut hidup dengan baik. Kecerahan yang tinggi mengartikan bahwa padatan
tersuspensi di perairan tersebut sangat minim, sehingga partikel-partikel yang menempel di terumbu karang pun sangat minim. Keadaan ini membuat karang
dengan leluasa melakukan proses fotosintesis untuk menunjang keberlangsungan hidupnya.
Pada prosesnya untuk menentukan kelas kecerahan perairan, digunakan formula hasil penelitian Mujito et al., 1997 in LAPAN 2004. Formula tersebut
memasukkan panjang gelombang biru yang dapat digunakan untuk melihat penetrasi pada tubuh air. Peta tingkat kecerahan perairan hasil algoritma Mujito
et al., 1997 tersebut ditampilkan pada Lampiran 6. Berdasarkan gambaran spasial tingkat kecerahan perairan tersebut,
terlihat bahwa pesisir perairan Kepulauan Togean memiliki potensi yang sangat besar sebagai objek wisata khususnya snorkeling dan diving. Hal ini dapat
terlihat bahwa hingga jarak ±1000 m dari daratan hingga mengarah ke laut masih memiliki nilai kecerahan 100, yang artinya cahaya masih mampu menembus
kolom perairan hingga ke dasar perairan seperti yang terlihat pada perairan pesisir di sekitar Tg. Copatanah sebelah barat daya P. Batudaka. Selain Tg.
Copatanah, daerah pesisir yang memiliki nilai kecerahan 100 diantaranya terlihat di beberapa lokasi sebagai berikut : di P. Batudaka Ds. Kulingkinari, Tg.
Kulingkinari, Ds. Bomba, Ds. Siatu, Tg. Kubur, Tg. Kanao, Tk. Tangkubi, Tg. Keilomba, Tg. Kajonor, Ds. Kavetan, Tg. Pantapa, Tg. Palada, Tg. Luluango, Tg.
Palala, Tg. Batutiga, Tg. Kalemo, Tg. Leo, Tk. Lindo, sebelah utara Pulau Batudaka Pasir Tengah Atoll, Pulau Pinumota, Pulau Togean Tg. Pomangana,
Ds. Tobil, Tg. Timpoon, Tk. Kilat, Ds. Katupat, Tg. Karanji, Ds. Panabali, Tk. Bangkagi, Tg. Batulunioto, Ds. Pulauenam, sebelah utara Pulau Togean sekitar
Pulau Pangempa dan Ds. Tongkabo, sekitar Pulau Taupan, sekitar pulau Malenge dan di sebelah utara Pulau Kadidi.
Kecerahan 80 - 99 berarti bahwa cahaya mampu menembus kolom perairan hingga 80 - 99 kedalaman perairan. Lokasi dengan tingkat
kecerahan tersebut terlihat di : P. Batudaka Tg. Copatanah, Ds. Kulingkinari, Tg. Kulingkinari, Ds. Bomba, Tg. Dowo, Ds. Siatu, Tg. Kubur, Tg. Kanao, Tk.
Tangkubi, Tg. Keilomba, Tg. Kajonor, Ds. Taningkola, Tg. Batutiga, Tg. Kalemo, Tg. Leo, Tk. Lindo, sebelah utara Pulau Batudaka Pasir Tengah Atoll, Pulau
Pinumota, Pulau Togean Tg. Timpoon, Ds. Katupat, Tg. Karanji, Ds. Melam, Tg. Tingaul, Ds. Panabali, Tg. Batulunioto, sebelah utara Pulau Togean sekitar
Pulau Pangempa dan Ds. Tongkabo, sekitar Pulau Taupan, sekitar pulau Malenge dan di sebelah utara Pulau Kadidi.
Kecerahan 50 - 79 berarti bahwa cahaya mampu menembus kolom perairan hingga 50 - 79 kedalaman perairan. Lokasi dengan tingkat
kecerahan tersebut terlihat di : P. Batudaka Tg. Copatanah, Tg. Kulingkinari, Ds. Bomba, Tg. Dowo, Tk. Potaro, Ds. Siatu, Tg. Kubur, Tg. Kanao, Tg. Kayome,
Tg. Keilomba, Tk. Lindo, sebelah utara Pulau Batudaka yaitu di Pasir Tengah Atoll, Pulau Togean Tg. Timpoon, Ds. Katupat, Tg. Karanji, Tg. Batulunioto,
sebelah utara Pulau Togean sekitar Pulau Pangempa dan Ds. Tongkabo, sekitar Pulau Taupan, sekitar pulau Malenge dan di sebelah utara Pulau Kadidi.
Kecerahan 20 - 49 berarti bahwa cahaya mampu menembus kolom perairan hingga 20 - 49 kedalaman perairan. Lokasi dengan tingkat
kecerahan tersebut terlihat di : P. Batudaka Tg. Dowo, Tk. Potaro, Ds. Siatu, Tk. Tangkubi, Tg. Kajonor, Ds. Taningkola, Ds. Kavetan, Tg. Pude, Ds. Sempiniti,
Tg. Pantapa, Tg. Palada, Tg. Palala, Selat Bambu, Tg. Leo, sebelah utara Pulau Batudaka Pasir Tengah Atoll, Pulau Pinumota, Pulau Togean Tg. Pomangana,
Ds. Tobil, Tk. Toduno, Tk. Kilat, Tg. Karanji, Ds. Melam, Tg. Tingaul, Tk. Totobi, Tk. Onton, Tk. Bangkagi, Ds. Panabali, Tk. Bangkagi, Tk. Poleoma, Tg.
Batulunioto, sebelah utara Pulau Togean sekitar Pulau Pangempa dan Ds. Tongkabo, sekitar pulau Malenge dan sebelah utara Pulau Kadidi.
4.2 Tutupan Terumbu Karang