2.3.2. Fungi
Fungi termasuk mikrob eukariotik yang berfilamen. Filamen ini merupakan jalinan dari hifa yang bergabung satu sama lain. Diameter hifa
berkisar antara 2-10 µm. Tanah yang subur biasanya mengandung 10-100 meter filamen fungi yang aktif per gram tanah. Secara metabolik, fungi tergolong
heterotrof dan mendapatkan energi dari oksidasi senyawa-senyawa organik Killham, 1995.
Faktor yang mempengaruhi jumlah fungi dalam tanah antara lain: kadar bahan organik, konsentrasi ion hidrogen pH, pemupukan, regim kelembaban,
aerasi, suhu, dan komposisi vegetasi. Fungi mampu berkembang pada kisaran pH yang lebar, dari pH sangat masam pH 3 sampai alkalin pH 9. Keberadaan
fungi yang dominan pada tanah-tanah masam disebabkan oleh toleransi fungi yang lebih tinggi terhadap kemasaman dibandingkan bakteri dan aktinomisetes.
Oleh karena itu proses dekomposisi material pada tanah-tanah masam lebih didominasi oleh aktifitas fungi. Sebagian besar fungi tergolong mesofilik dengan
kisaran suhu optimum 25-35 ºC. Fungi yang umum terdapat dalam tanah antara lain berasal dari genus penicelium, trichoderma, aspergillus, fusarium dan mucor
Alexander, 1977.
2.4. Bahan Amelioran
Rachim 1996 menjelaskan bahan amelioran adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam jumlah banyak untuk memperbaiki sifat-sifat kimia tanah.
Bahan ini umumnya harus diberikan dahulu sebelum usaha pemupukan dilakukan. Pada tanah-tanah yang memiliki kandungan Al dapat dipertukarkan tinggi, kadar
pirit tinggi ataupun kadar Na tinggi, maka usaha peningkatan produktifitas didahului dengan penambahan kapur, bahan organik, terak baja, abu volkan,
zeolit, bahan tanah mineral, dan sebagainya. Melalui penambahan bahan-bahan ini, masalah kimia tanah dapat diperkecil sehingga efisiensi pupuk akan
meningkat. Bahan amelioran yang baik bagi tanah gambut memiliki kriteria: memiliki
Kejenuhan Basa KB tinggi, mampu meningkatkan derajat pH secara nyata, mampu memperbaiki struktur tanah, memiliki kandungan unsur hara yang banyak
atau lengkap sehingga juga berfungsi sebagai pupuk, dan mampu mengusir senyawa beracun, terutama asam-asam organik. Meskipun tidak ada amelioran
yang memenuhi seluruh kriteria tersebut, tetapi beberapa diantaranya mendekati kriteria tersebut Rachim, 1996.
Selain itu Wahyunto 2005 menerangkan amelioran dapat berupa bahan organik atau anorganik. Beberapa bahan amelioran yang sering digunakan di
tanah gambut, antara lain: berbagai jenis kapur dolomit, batu fosfat, kapur pertanian, tanah mineral, lumpur, pupuk komposbokasi, pupuk kandang dan abu.
Masing-masing amelioran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga penggunaan lebih dari satu jenis akan memberikan hasil yang lebih baik. Selain
masalah kualitas bahan, faktor ketersediaan bahan dan biaya pengadaannya menjadi hal penting yang harus ikut dipertimbangkan.
2.5. Sludge Industri Kertas
Pada proses pembuatan kertas, biasanya akan menghasilkan zat pencemarlimbah. Zat pencemarlimbah dari proses pembuatan kertas dibagi
menjadi 4 kelompok, yaitu : 1 Efluen limbah cair, limbah ini terdiri dari padatan tersuspensi; senyawa organik koloid; limbah cair berwarna pekat; bahan organik
terlarut; limbah panas; dan mikroorganisme golongan bakteri coliform. 2 Partikulat, limbah ini terdiri dari abu dari pembakaran kayu bakar dan partikulat
zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca. 3 Gas, limbah ini terdiri dari gas sulfur; oksida sulfur; dan uap. 4 Solid Waste, limbah ini terdiri dari sludge
dari pengolahan limbah primer dan sekunder dan limbah padat http : www.edf.or
Menurut Supriyanto 2001 secara umum dapat dikatakan bahwa sludge merupakan limbah yang mengandung mikroorganisme yang bekerja untuk
mengurai komponen organik dalam sistem pengolahan air limbah. Sludge akan selalu diproduksi sebagai hasil dari pertumbuhan bakteri mikroorganisme
pengurai selama proses berlangsung. Jumlah sludge akan selalu meningkat sejalan dengan peningkatan beban cemaran yang terolah.
Supriyanto 2001 juga menjelaskan kandungan utama dari sludge adalah pulp dan CaCO3. Pulp adalah serat selulosa yang dihasilkan dari proses
penghilangan lignin pada tanaman tertentu. Serat selulosa adalah bahan organik
yang dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah. Sifat fisika tanah yang dapat diperbaiki antara lain kapasitas untuk menahan air WHC dan merubah warna
tanah menjadi coklat-kehitaman sehingga dapat menaikkan temperatur tanah dan menstimulasi pengumpulan butiran-butiran. Sedangkan untuk sifat kimia tanah
antara lain dapat menaikan daya absorpsi dan kemampuan pertukaran kation, meningkatkan jumlah kation yang dipertukarkan, dan mengikat mineral N, P, S
serta mencegah terjadinya pelepasan mineral tersebut. Untuk sifat biologi tanah antara lain meningkatkan jumlah dan aktivitas metabolisme organisme tanah yang
berperan dalam proses dekomposisi bahan organik. Karena sifat-sifat sludge industri kertas tersebut maka diharapkan aplikasi penambahan sludge industri
kertas dapat memperbaiki sifat-sifat tanah gambut.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September 2008 sampai dengan bulan April 2009. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Analisis biologi tanah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah dan analisis kimia dilakukan di
Laboratorim Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh tanah gambut Kalimantan GK1 dan Riau GR1, sludge, aquades, alkohol, nutrient
agar, martin agar, ammonium acetat, H
3
BO
4
4, H
2
SO
4
pekat, 0,1 N larutan Bray- 1, NaOH 50 dan HCl 25, pereaksi nessler, indikator conway, paraffin cair,
asam borat dan lain-lain. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf, shaker, cawan petri, pipet, timbangan analitik, tabung reaksi, gelas piala,
labu takar laminar flow, spektofotometer, ASS, sentrifuse, polibag dan lain-lain.
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Analisis Pendahuluan
Sebelum mengadakan perlakuan di rumah kaca, dianalisis terlebih dahulu sifat biologi dan kimia contoh tanah gambut dan bahan-bahan amelioran seperti
kompos sludge TEL yang selanjutnya disebut kompos sludge A, sludge IKPP yang selanjutnya disebut sludge B dan kompos sludge IKPP yang selanjutnya
disebut kompos sludge B, kompos komersi
a
l yang dibeli di toko pupuk dan contoh tanah Latosol Dramaga. Analisis kimia meliputi N-total, P-tersedia, K,
Basa-basa, pH, KTK, dan KB, sedangkan analisis biologi meliputi total mikrob dan total fungi. Contoh tanah dan bahan-bahan amelioran diambil sesuai
kebutuhan, dikering udarakan dan disaring lalu dianalisis.
3.3.1.1. Penetapan N-total, P-tersedia dan pH a. Penetapan N-total
Sebanyak 500 mg tanah lolos saringan 0,5 mm dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 25 ml. Setelah itu ditambahkan 1,9 g Se, CuSO
4
dan Na
2
SO
4
, 5 ml