Banyaknya N yang tercuci akan sangat tergantung dari iklim terutama curah hujan, tekstur dan tingkat kemiringan tanah serta pengelolaan lahan. Fosfor dalam
tanah terbagi atas dua jenis yaitu P-organik dan P-anorganik, bentuk fosfor dalam tanah berada dalam bentuk : P yang terlarut dalam air tanah, P dalam bentuk yang
dijerap oleh liat bentuk retensi P, P dalam bentuk terfiksasi dan terimmobilisasi, dan P dalam bentuk bahan organik. Kelarutan P dalam tanah ditentukan oleh pH,
saat pH masam Al-P dan Fe-P sangat stabil dan pada pH tinggi Ca-P sangat stabil Leiwakabessy, 1996.
Pada tanah gambut, ketiga unsur ini sangat sedikit tersedia untuk tanaman. Kandungan N total termasuk tinggi, namun umumnya tidak tersedia bagi tanaman,
oleh karena rasio CN yang tinggi. Ketersediaan sejumlah unsur hara P dan K yang rendah, unsur hara makro fospat berada dalam jumlah yang rendah karena
gambut sulit mengikat unsur ini sehingga mudah tercuci Wahyunto et al., 2005. Rachim 1996 menjelaskan pada tanah gambut, N tersedia kurang dari 3
dan selebihnya terdapat dalam bentuk bahan organik yang kompleks. Umumnya kandungan N-total tanah organik lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral.
Sebagian besar N-total tanah ada dalam bentuk senyawa organik dan setelah mengalami proses aminisasi, amonifikasi, atau nitrifikasi, terbentuk senyawa NH
4-
N dan NO
3
-N yang tersedia bagi tanaman.
2.2.3. Kandungan Basa-Basa Ca, Mg, Na
Kalsium didalam tanah dapat berasal dari mineral-mineral primer seperti mineral plagioklas, karbonat CaCO
3
dan CaMgCO
3 2
, dan garam-garam sederhana. Umumnya kalsium diambil tanaman dalam bentuk Ca
++
, sedangkan magnesium didalam tanah berasal dari mineral kelam biotit, augit, horenblende,
amfibol, garam MgSO
4
, dan kapur CaMgCO
3 2
. Magnesium juga diserap tanaman dalam bentuk Mg
++
Hardjowigeno, 1987. Kandungan basa-basa Ca, Mg, Na di dalam tanah gambut terdapat dalam
jumlah sedikit, dengan semakin tebal gambut, kandungan abu ash semakin rendah, kandungan Ca dan Mg menurun dan reaksi tanahnya menjadi lebih
masam Leiwakabessy dan Wahyudin , 1979.
Menurut Wahyunto et al. 2005 kadar Na, Cl dan sulfat sangat dipengaruhi oleh jarak dari laut, pengaruh pasang surut, dan terdapatnya bahan
sulfidik pirit pada lapisan marin atau lapisan bawah gambut.
2.2.4. Kapasitas Tukar Kation KTK
Kapasitas tukar kation KTK merupakan salah satu sifat kimia tanah yang penting. Tan 1991 mendefinisikan KTK sebagai kapasitas tanah untuk menjerap
dan mempertukarkan kation. KTK biasanya dinyatakan dalam miliekuivalen per 100 gram. Akan tetapi, kadang-kadang bagian survei tanah departemen pertanian
AS menggunakan satuan miliekuivalen per 100 gram liat. Tan 1991 juga menjelaskan jerapan dan pertukaran kation memegang
peranan yang sangat penting dalam penyerapan hara oleh tanaman, kesuburan tanah, retensi hara dan pemupukan. Kation yang terjerap umumnya tersedia bagi
tanaman melalui pertukaran dengan ion H
+
yang dihasilkan oleh respirasi akar tanaman. Hara yang ditambahkan kedalam tanah dalam bentuk pupuk akan
ditahan oleh permukaan koloid dan untuk sementara waktu terhindar dari pencucian. Kation-kation yang dapat mencemari air tanah dapat tersaring oleh
kegiatan jerapan koloid tanah. Tanah gambut memiliki KTK yang tinggi, KTK ini akan semakin
meningkat sesuai dengan meningkatnya kandungan bahan organik. Di beberapa tempat adanya intrusi garam dapat meningkatkan nilai KTK, kenaikan ini
kemungkinan disebabkan karena adanya kenaikan pH Anonim, 1984.
2.2.5. Kejenuhan Basa KB