Uji Diagnostik Analisis Spektral dan Korelasi Silang

asli yang dilakukan pembedaan pertama, ditentukan model sementara data RMM1 dan RMM2 periode 1 Maret 1979-1 Maret 2009. 4.2.2 Identifikasi dan Penaksiran Model Dari plot ACF Gambar 16 dan PACF Gambar 17 diperoleh informasi bahwa ACF RMM1 dan RMM2 signnifikan pada lag 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan PACF RMM1 dan RMM2 signifikan pada lag 1 dan 2. Dengan demikian model sementara dari plot data RMM1 dan RMM2 adalah campuran dari autoregresif, pembedaan pertama, dan moving average atau model ARIMA p, 1, q. Dengan nilai p adalah 1 dan 2 sedangkan nilai q dipilih 1, 2, 3, 4, dan 5. Selanjutnya dilakukan estimasi terhadap lag-lag yang ada untuk mendapatkan model terbaik. Setelah menetapkan identifikasi model sementara, selanjutnya parameter-parameter AR dan MA harus ditetapkan. Lampiran 1 menampilkan penaksir parameter untuk model-model deret waktu RMM1 dan RMM2 yang mungkin.

4.2.3 Uji Diagnostik

Tahap selanjutnya yaitu uji diagnostik untuk membuktikan bahwa model tersebut cukup memadai. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan trial and error, melihat nilai Mean Absolute Deviation MAD dan Sum Square Error SSE untuk 10 model ARIMA yang mungkin. Mean Absolute Deviation MAD adalah rata-rata error galat hasil prediksi dengan nilai aktual. Sedangkan Sum Square Error SSE adalah jumlah kuadrat galat hasil prediksi dengan nilai aktual. Tabel 5 Mean Absolute Deviation MAD dan Sum Square Error SSE untuk Model ARIMA data RMM1 dan RMM2 p eriode 1 Maret 1979 – 1 Maret 2009 Model ARIMA RMM1 dan RMM2 MAD SSE RMM1 RMM2 RMM1 RMM2 1,1,1 0.146241 0.143841 3854.43 3817.43 1,1,2 0.146216 0.143818 3853.32 3817.33 1,1,3 0.146192 0.144398 3852.80 3826.96 1,1,4 0.146861 0.143691 3859.88 3815.16 1,1,5 0.145766 0.143683 3846.83 3815.28 2,1,1 0.146220 0.783519 3853.23 8941.40 2,1,2 0.146200 0.143817 3852.73 3816.82 2,1,3 0.309278 0.14377 8 5799.44 3816.48 2,1,4 0.153393 0.141573 3941.58 3792.73 2,1,5 0.147356 0.140379 3869.22 3781.25 Pemilihan model prediksi didasarkan atas besarnya MAD dan SSE masing-masing model. Berdasarkan Tabel 5 diketahui model yang memiliki nilai MAD dan SSE yang kecil yaitu ARIMA 2,1,2, yang menggambarkan orde dari AR dan Ma adalah 2, dan derajat differencing sebesar 1. Pemilihan model ini juga didasarkan pada kesederhanaan persamaan model. Dengan melihat nilai MAD dan SSE sebagai ukuran model prediksi yang terbaik, maka model ARIMA 2,1,2 layak dipilih sebagai model prediksi terbaik. Secara lengkap model ARIMA 2,1,2 dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Z t = 1+Ø 1 Z t-1 + -Ø 1 +Ø 2 Z t-2 – Ø 2 Z t-3 – ? 1 a t-1 – ? 2 a t-2. Berdasarkan Tabel 6 maka diperoleh model prediksi ARIMA 2,1,2 untuk RMM1 yaitu Z t = 1.681 Z t-1 – 0.722 Z t-2 + 0.041 Z t-3 – 0.02 a t-1 - 0.05 a t-2 . Model prediksi ARIMA 2,1,2 untuk RMM2 yaitu Z t =1.714 Z t-1 – 0.764 Z t-2 + 0.05 Z t-3 - 0.109 a t-1 - 0.05 a t-2 . Model ARIMA 2,1,2 mempunyai arti bahwa prakiraan data RMM1 dan RMM2 untuk waktu-waktu mendatang tergantung dari data RMM tiga hari sebelumnya dan galat dua hari sebelumnya. Tabel 6 Parameter model ARIMA 2,1,2 Estimate SE t Sig. RMM1-Model_1 Constant 3.883E-5 .005 .009 .993 AR Lag 1 Ø1 .681 .388 1.753 .080 Lag 2 Ø2 -.041 .220 -.185 .854 Difference 1 MA Lag 1 ?1 .020 .388 .051 .960 Lag 2 ?2 .050 .040 1.244 .213 RMM2-Model_2 AR Lag 1 Ø1 .714 .342 2.090 .037 Lag 2 Ø2 -.050 .199 -.249 .804 MA Lag 1 ?1 .109 .342 .319 .750 Lag 2 ?2 .050 .018 2.771 .006 Constant 6.982E-5 .004 .016 .987 Difference 1 Dengan menggunakan model ARIMA 2,1,2 maka diperoleh nilai prakiraan. Lebih jelasnya perbandingan data asli, nilai prakiraan, dan nilai galat terlihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Hasil ini menunjukkan bahwa metode ARIMA dapat mengenali dengan baik pola pada data Real Time Multivariate MJO dan dapat melakukan peramalan dengan kesalahan yang relatif kecil. Tabel 7 Perbandingan data asli, nilai prakiraan, dan nilai galat RMM1 periode 1 Maret 1979 – 1 Maret 2009 No Tanggal RM M 1 Zt Žt Galat at 1 01 03 1979 0.682 - - 2 02 03 1979 0.714 - - 3 03 03 1979 0.997 - - 4 04 03 1979 0.861 1.189 -0.328 5 05 03 1979 0.782 0.763 0.019 6 06 03 1979 0.860 0.750 0.110 7 07 03 1979 1.212 0.913 0.299 . . . . . . . . . . . . . . . 10958 27 02 2009 0.977 0.621 0.356 10959 28 02 2009 1.043 1.236 -0.193 10960 01 03 2009 1.057 1.058 0.000 M AD = 0.14 6 SSE = 3852.73 Tabel 8 Perbandingan data asli, nilai prakiraan, dan nilai galat RMM2 periode 1 Maret 1979 – 1 Maret 2009 No Tanggal RM M 2 Zt Žt Galat at 1 01 03 1979 -0.568 - - 2 02 03 1979 -0.448 - - 3 03 03 1979 -0.490 - - 4 04 03 1979 -0.524 -0.526 0.003 5 05 03 1979 -0.593 -0.546 -0.0 48 6 06 03 1979 -0.703 -0.637 -0.0 66 7 07 03 1979 0.753 -0.768 0.015 . . . . . . . . . . . . . . . 10958 27 02 2009 -0.829 -0.8 77 0.048 10959 28 02 2009 -0.366 -0.742 0.376 10960 01 03 2009 -0.216 -0.0 88 -0.1 28 M AD = 0.14 4 SSE = 3816.82 Gambar 18 Histogram nilai galat RMM1 a dan RMM2 b Gambar 18 memperlihatkan bahwa nilai galat berdistribusi normal dengan mean di sekitar nol yaitu 0.000167 untuk galat RMM1 dan -0.000471 untuk galat RMM2. Tabel 7 dan 8 memperlihatkan SSE data RMM1 sebesar 3852.73 dan SSE data RMM2 sebesar 3816.82. Ini berarti semua asumsi dalam uji diagnostik sudah terpenuhi, sehingga persamaan model ARIMA 2,1,2 bisa digunakan dalam langkah selanjutnya yaitu memperkirakan besarnya nilai RMM1 dan RMM2 untuk hari berikutnya.

4.2.4 Peramalan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap propagasi Madden Julian Oscillation (MJO)

3 27 31

Pengembangan Model Prediksi Madden-Julian Oscillation (MJO) Berbasis Hasil Analisis Data Wind Profiler Radar (WPR)

2 19 98

The Influence of the Madden-Julian Oscillation on Diurnal Cycle of Rainfall over Sumatera

0 7 54

Respon Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Klorofil-a terhadap Madden-Julian Oscillation (MJO) di Laut Indonesia

2 12 35

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI MADDEN-JULIAN OSCILLATION (MJO) BERBASIS HASILANALISIS DATA WIND PROFILER RADAR (WPR)

0 4 11

IDENTIFIKASI MADDEN JULIAN OSCILLATION (MJO) UNTUK PREDIKSI PELUANG BANJIR TAHUNAN DI SUB DAS SOLO HULU Identifikasi Madden Julian Oscillation (MJO) Untuk Prediksi Peluang Banjir Tahunan Di Sub Das Solo Hulu Bagian Tengah (2007 – 2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Identifikasi Madden Julian Oscillation (MJO) Untuk Prediksi Peluang Banjir Tahunan Di Sub Das Solo Hulu Bagian Tengah (2007 – 2012).

0 2 19

DAFTAR PUSTAKA Identifikasi Madden Julian Oscillation (MJO) Untuk Prediksi Peluang Banjir Tahunan Di Sub Das Solo Hulu Bagian Tengah (2007 – 2012).

0 2 4

IDENTIFIKASI MADDEN JULIAN OSCILLATION (MJO) UNTUK PREDIKSI PELUANG BANJIR TAHUNAN DI SUB DAS SOLO HULU Identifikasi Madden Julian Oscillation (MJO) Untuk Prediksi Peluang Banjir Tahunan Di Sub Das Solo Hulu Bagian Tengah (2007 – 2012).

0 1 13

Karakteristik Madden-Julian Oscillation (MJO) Ketika El-Nino Southern Oscillation (ENSO) | Muhammad | Wahana Fisika 9376 19201 1 PB

1 2 24