Biodiesel dari Refined Palm Oil RPO

22 rasio molar SiO 2 Al 2 O 3 20, 50 dan 100 Khalifah, 2010. Samart, dkk. 2009 melaporkan silika mesopori mempunyai luas permukaan BET 801 m 2 g -1 Qafisheh, dkk. 2007 mempelajari pengaruh pemanasan terhadap luas permukaan dari K . Luas permukaan BET dari KIsilika mesopori tidak bisa ditentukan. Ini karena pori-pori silika tertutup oleh logam kalium. Sehingga sifat silika yang berpori porous silica berubah menjadi mirip dengan sifat padat tidak berpori non porous solid, yang tidak bisa ditentukan dengan tepat oleh BJH model. 3 PO 4 . Hasil adsorpsi nitrogen menunjukkan bahwa K 3 PO 4 tanpa pemanasan mempunyai luas permukaan 2,22 m 2 g -1 . Setelah K 3 PO 4 dipanaskan pada suhu 200 dan 600 o C, luas permukaannya berturut-turut menjadi 3,39 dan 4,56 m 2 g -1 . Peningkatan luas permukaan K 3 PO 4 disebabkan perubahan morfologi permukaan setelah K 3 PO 4 dipanaskan.

2.5 Biodiesel dari Refined Palm Oil RPO

Indonesia dikenal sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit dengan jumlah produksi minyak kelapa sawit pada tahun 20072008 mencapai 18 juta ton Mekhilef, dkk., 2011. Sehingga Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan biodiesel karena mempunyai bahan baku seperti minyak kelapa sawit mentah Crude Palm Oil CPO yang melimpah. CPO sebagai bahan baku pembuatan biodiesel, dapat diperbarui sehingga tidak akan menimbulkan kekhawatiran akan habisnya bahan baku tersebut. Proses pengolahan dan pemanfaatan CPO menjadi biodiesel aman bagi manusia dan lingkungan karena CPO dapat terbiodegradasi. Alasan-alasan inilah yang membuat para ahli banyak melirik CPO sebagai bahan baku alternatif menggantikan ketergantungan akan minyak diesel Arbianti, dkk., 2007. Tetapi CPO mempunyai kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid FFA 0,5, sehingga jika bereaksi dengan katalis basa dapat membentuk sabun. Refined Palm Oil RPO adalah fraksi cair dari CPO yang telah mengalami proses refinasi. RPO mempunyai kadar FFA 0,1. Menurut Lam dkk 2010, pemanfaatan katalis basa heterogen lebih baik dari pada katalis asam dan enzim khususnya untuk bahan 23 dasar biodiesel minyak nabati lemak hewan dengan kandungan FFA yang rendah dengan batasan antara kurang dari 0,5 sampai kurang dari 2. Jenis FFA dan asam lemak terbanyak di RPO adalah asam palmitat C 16 H 32 O 2 Basiron, 2005. Komposisi asam lemak di minyak kelapa sawit dapat dilihat di Tabel 2.3 Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak di Minyak Kelapa Sawit Asam Lemak Struktur Jumlah berat Asam kaproat C6:0 0,02 Asam Kaprilat C8:0 0,096 Asam kaprat C10:0 0,08 Asam laurat C12:0 1,2 Asam miristat C14:0 1,42 Asam palmitat C16:0 42,84 Asam palmitoleat C16:1 0,13 Asam stearat C18:0 4,21 Asam oleat C18:1 39,58 Asam linoleat C18:2 9,92 Asam arakidat C20:0 0,38 Asam alfa linolenat C18:3 0,12 Hayyan, dkk., 2010 Biodiesel memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan minyak diesel yaitu: merupakan sumber daya energi terbarukan renewable energy, tidak bersifat toksik, ramah lingkungan karena bahan baku tidak mengandung sulfur serta emisi COx dan particular matter rendah, angka setana cetane number tinggi, viskositas tinggi dan memiliki sifat pelumasan baik, tidak perlu modifikasi mesin dan campuran biodiesel dan bahan bakar diesel dapat meningkatkan efisiensi mesin Murugesan, dkk., 2009a. Suatu teknik pembuatan biodiesel hanya akan berguna apabila produk yang dihasilkannya sesuai dengan spesifikasi syarat mutu yang telah ditetapkan 24 dan berlaku di daerah pemasaran biodiesel tersebut Destianna, dkk., 2007.. Persyaratan mutu biodiesel dapat dilihat di Tabel 2.4. Tabel 2.4 Persyaratan Mutu Biodiesel Menurut SNI-04-7182-2006 Parameter dan satuannya Batas nilai Metode uji Massa jenis pada 40 o C, kgm 850 – 890 3 ASTM D 1298 Viskositas kinematik pada 40 o C, mm 2 2,3 – 6,0 s cSt ASTM D 445 Angka setana min. 51 ASTMD 613 Titik nyala mangkok tertutup, o min. 100 C ASTM D 93 Titik kabut, o maks. 18 C ASTM D 2500 Korosi bilah tembaga 3 jam, 50 o maks. no. 3 C ASTM D 130 Residu karbon,- massa, - dalam contoh asli - dalam 10 ampas distilasi Maks. 0,05 maks 0,03 ASTM D 4530 Air dan sedimen,-vol. maks. 0,05 ASTM D 2709 Temperatur distilasi 90, o maks. 360 C ASTM D 1160 Abu tersulfatkan,-massa maks. 0,02 ASTM D 874 Belerang, ppm-b mgkg maks. 100 ASTM D 5453 Fosfor, ppm-b mgkg maks. 10 AOCS Ca 12-55 Angka asam, mg-KOHg maks. 0,8 AOCS Cd 3-63 Gliserol bebas,-massa maks. 0,02 AOCS Ca 14-56 Gliserol total,-massa maks. 0,24 AOCS Ca 14-56 Kadar ester alkil,-massa min. 96,5 dihitung Angka iodium, g-I 2 maks. 115 100 g AOCS Cd 1-25 Uji Halphen negatif AOCS Cb 1-25 Badan Standardisasi Nasional, 2006

2.6 Reaksi Transesterifikasi