9 katalis, menstabilkan pendispersian, memberikan kekuatan mekanik, serta
memperbaiki aktivitas katalis Parego dan Villa, 1997; Zabeti, dkk., 2009. Menurut Parego dan Villa 1997, pemilihan pendukung katalis didasarkan
pada beberapa hal, yaitu: a.
Keinertan b.
Sifat mekanik yang diinginkan, termasuk ketahanan terhadap kikisan, kekerasan dan kekuatan terhadap tekanan.
c. Kestabilan pada kondisi reaksi dan regenerasi.
d. Luas permukaan, biasanya yang tinggi tapi tidak selalu.
e. Porositas, meliputi ukuran pori rata-rata dan distribusi ukuran pori.
f. Ekonomis
Salah satu metode yang umum digunakan untuk preparasi katalis berpendukung adalah metode impregnasi, dimana pendukung berpori dimasukkan
ke dalam larutan prekursor yang mengandung agen katalitik yang diharapkan. Metode ini mempunyai dispersi fasa aktif yang tinggi dan tidak menyebabkan
kerusakan pada struktur pendukung Lensveld, dkk., 2001. Metode ini meliputi tiga tahap, yaitu : 1 kontak pendukung dengan larutan impregnasi dalam jangka
waktu tertentu, 2 pengeringan pendukung dan 3 aktivasi katalis dengan kalsinasi, reduksi atau perlakuan yang lain Parego dan Villa, 1997.
Beberapa contoh pendukung katalis yang digunakan untuk produksi biodiesel antara lain ZSM-5 Kim, dkk., 2009, Ca-Al Hydrotalcite Gao, dkk.,
2010, silika mesopori Samart, dkk., 2009, MCM-41 Georgogianni, dkk., 2009, Al
2
O
3
Vyas, dkk., 2009 dan lain-lain. Selain berfungsi sebagai pendukung katalis, ZSM-5 adalah salah satu jenis zeolit yang juga dapat
berfungsi sebagai katalis.
2.2 Zeolite Socony Mobil-5 ZSM-5
Zeolit adalah kristalin aluminosilikat yang mengandung pori-pori dan rongga-rongga berskala molekular dengan rentang ukuran dari 3 Å sampai 15 Å.
Singkatan ZSM-5 berasal dari nama Zeolite Socony Mobil, merupakan salah satu jenis zeolit yang mempunyai diameter pori kisaran 5 Å dan perbandingan SiAl
sebagai parameter kristal zeolit selalu di atas 5 Gates, 1992. Rumus umum zeolit
10 ZSM-5 adalah Na
n
[Al
n
Si
96-n
O
192
]16H
2
O dengan n antara 3-27 Douglas, dkk., 1994. Struktur primer ZSM-5 yaitu tetrahedral [SiO
4
]
4-
dan [AlO
4
]
5-
yang saling sambung membentuk unit bangun cincin 5-1 pentasil, seperti tampak dalam
Gambar 2.3 a. Cincin pentasil tersebut selanjutnya akan membentuk back bone pentasil yang terlihat pada Gambar 2.3 b dan back bone tersebut tersambung
dengan kerangka heksasil yang membentuk struktur kerangka ZSM-5 satu dimensi, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.3 c Gates, 1992.
Gambar 2.3 Kerangka Dasar ZSM-5 a Struktur pentasil tersambung, b Back bone dan c Struktur ZSM-5 satu lapis Gates, 1992
ZSM-5 dikategorikan sebagai suatu kelompok zeolit berpori medium, mempunyai sistem saluran-saluran dengan ukuran pori antara 4,5 Å sampai 6,5 Å,
yang dibentuk oleh dua tipe cincin beranggotakan 10 oksigen Gambar 2.4 a. Gambar 2.4 b menunjukkan sistem pori dalam ZSM-5. Tipe pertama adalah suatu
saluran berbentuk bulat panjang dan lurus, dengan potongan melintang bebas 5,1 x 5,6 Å . Tipe kedua, tegak lurus pada saluran pertama adalah suatu saluran ziq-
zaq dengan potongan melintang 5,4 x 5,6 Å Christophe, 2003.
Gambar 2.4 a struktur ZSM-5 b Sistem pori dalam ZSM-5 Christophe, 2003
11 Material berpori seperti ZSM-5 telah banyak digunakan sebagai katalis
dan support katalis. Menurut IUPAC, material berpori dibagi menjadi tiga kelas; material mikropori ukuran pori-pori 2nm, mesopori 2–50nm dan makropori
50nm Sing, dkk., 1985. Zeolit dengan ukuran pori kira-kira 5,5 Å mengijinkan difusi dari cabang asam lemak atau alkil ester Zhang, dkk., 2008.
Untuk meningkatkan difusi reaktan pada ZSM-5, maka diperlukan peningkatan ukuran pori-pori ZSM-5 menjadi ZSM-5 mesopori Khalifah, 2010.
2.3 Sintesis ZSM-5 mesopori