Reaksi Transesterifikasi TINJAUAN PUSTAKA

24 dan berlaku di daerah pemasaran biodiesel tersebut Destianna, dkk., 2007.. Persyaratan mutu biodiesel dapat dilihat di Tabel 2.4. Tabel 2.4 Persyaratan Mutu Biodiesel Menurut SNI-04-7182-2006 Parameter dan satuannya Batas nilai Metode uji Massa jenis pada 40 o C, kgm 850 – 890 3 ASTM D 1298 Viskositas kinematik pada 40 o C, mm 2 2,3 – 6,0 s cSt ASTM D 445 Angka setana min. 51 ASTMD 613 Titik nyala mangkok tertutup, o min. 100 C ASTM D 93 Titik kabut, o maks. 18 C ASTM D 2500 Korosi bilah tembaga 3 jam, 50 o maks. no. 3 C ASTM D 130 Residu karbon,- massa, - dalam contoh asli - dalam 10 ampas distilasi Maks. 0,05 maks 0,03 ASTM D 4530 Air dan sedimen,-vol. maks. 0,05 ASTM D 2709 Temperatur distilasi 90, o maks. 360 C ASTM D 1160 Abu tersulfatkan,-massa maks. 0,02 ASTM D 874 Belerang, ppm-b mgkg maks. 100 ASTM D 5453 Fosfor, ppm-b mgkg maks. 10 AOCS Ca 12-55 Angka asam, mg-KOHg maks. 0,8 AOCS Cd 3-63 Gliserol bebas,-massa maks. 0,02 AOCS Ca 14-56 Gliserol total,-massa maks. 0,24 AOCS Ca 14-56 Kadar ester alkil,-massa min. 96,5 dihitung Angka iodium, g-I 2 maks. 115 100 g AOCS Cd 1-25 Uji Halphen negatif AOCS Cb 1-25 Badan Standardisasi Nasional, 2006

2.6 Reaksi Transesterifikasi

Reaksi transesterifikasi adalah reaksi antara minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol membentuk ester dan gliserol. Reaksi ini digunakan secara luas untuk mengurangi viskositas minyak Murugesan, dkk., 2009b. Minyak nabati mempunyai kekentalan viskositas 20 kali lebih tinggi daripada viskositas bahan bakar diesel fosil. Kekentalan yang tinggi ini mengakibatkan proses atomisasi bahan bakar yang buruk sehingga menghasilkan pembakaran yang tidak sempurna. Kekentalan minyak nabati dapat dikurangi dengan memotong cabang rantai karbon dengan proses transesterifikasi dengan menggunakan alkohol Widyastuti, 2007. Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan 25 Helwani, dkk., 2009. Gambar 2.14 menunjukkan keseluruhan reaksi transesterifikasi dari trigliserida. Trigliserida Alkohol FAME Biodiesel Gliserol Gambar 2.14 Keseluruhan reaksi transesterifikasi dari trigliserida Lam, dkk., 2010 Keseluruhan reaksi ini terdiri dari tiga tahapan reaksi yang juga terjadi secara bolak-balik, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.15 Murugesan, dkk., 2009b. [[[ ] Trigliserida + CH 3 OH Digliserida + R 1 COOCH 3 Digliserida + CH 3 OH Monogliserida + R 2 COOCH 3 Monogliserida + CH 3 OH Gliserol + R 3 COOCH 3 Gambar 2.15 Tahapan reaksi transesterifikasi dari trigliserida Murugesan, dkk., 2009b Pada Gambar 2.16 menunjukkan mekanisme reaksi transesterifikasi minyak dan metanol dengan katalis CaO, yaitu: 1 Katalis memberikan cukup situs adsorpsi untuk metanol, sehingga ikatan O – H di metanol putus membentuk ion CH 3 O - dan H + . 2 ion CH 3 O - bereaksi dengan karbon karbonil di molekul trigliserida membentuk zat antara alkoksikarbonil. 3 Zat antara alkoksikarbonil berubah menjadi bentuk yang lebih stabil yaitu biodiesel dan anion digliserida. 4 ion H + bereaksi dengan anion digliserida membentuk digliserida. Urutan mekanisme ini diulang sebanyak dua kali untuk R 2 dan R 3 Lam, dkk., 2010. 26 R 1 , R 2 dan R 3 R = Rantai karbon dari asam lemak 4 = Gugus alkil dari alkohol Gambar 2.16 Mekanisme reaksi transesterifikasi minyak dan metanol dengan katalis CaO Lam, dkk., 2010

2.7 Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Reaksi Transesterifikasi