Jenis Alkohol dan Rasio Molar AlkoholMinyak Jenis dan Konsentrasi Katalis

26 R 1 , R 2 dan R 3 R = Rantai karbon dari asam lemak 4 = Gugus alkil dari alkohol Gambar 2.16 Mekanisme reaksi transesterifikasi minyak dan metanol dengan katalis CaO Lam, dkk., 2010

2.7 Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Reaksi Transesterifikasi

2.7.1 Jenis Alkohol dan Rasio Molar AlkoholMinyak

Jenis alkohol yang umum digunakan dalam reaksi transesterifikasi adalah metanol dan etanol. Metanol lebih disukai karena harganya lebih murah dan mempunyai keunggulan dilihat dari sifat fisika dan kimianya yaitu lebih reaktif, lebih polar dan rantai karbonnya lebih pendek dibandingkan etanol Helwani, dkk., 2009. Jika menggunakan metanol maka ester yang dihasilkan dikenal dengan nama Fatty Acid Methyl Ester FAME. 27 Rasio molar molmol alkoholminyak yang dibutuhkan agar reaksi transesterifikasi secara stoikiometri lengkap adalah 3:1. Dalam prakteknya, rasio yang dibutuhkan lebih tinggi untuk mengatur agar kesetimbangan bergeser ke arah produk sehingga menghasilkan FAME maksimum Helwani, dkk., 2009, Vyas, dkk., 2009. Akan tetapi, rasio molar yang tinggi di atas 15:1 mengakibatkan emulsi dalam campuran metil ester dan menyulitkan pengambilan gliserol, karena metanol berlebih larut dalam gliserol sehingga mengurangi metanol yang bereaksi dengan trigliserida dan menyebabkan pengurangan hasil bodiesel Nairoj, dkk., 2008, Sibarani, dkk., 2007. Rasio molar 6:1 umumnya digunakan di dalam proses industri karena menghasilkan biodiesel lebih besar dari 98 Murugesan, dkk., 2009b.

2.7.2 Jenis dan Konsentrasi Katalis

Ada tiga jenis katalis yang digunakan untuk membuat biodiesel dari trigliserida dengan alkohol, yaitu katalis asam dan katalis basa baik berupa katalis homogen maupun heterogen, serta enzim Murugesan, dkk., 2009b. Umumnya, katalis homogen yang digunakan untuk menghasilkan biodiesel adalah NaOH, KOH, atau metoksidanya, H 2 SO 4 Katalis basa heterogen lebih efektif dari pada katalis asam dan enzim Helwani, dkk., 2009. Hal ini disebabkan laju reaksi pembuatan biodiesel dengan katalis basa heterogen lebih cepat dari pada katalis asam Zabeti, dkk., 2009, Lam, dkk., 2010. Menurut Sharma dkk 2008 reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel dengan menggunakan katalis basa 4000 kali lebih cepat dari pada menggunakan katalis asam. Macam-macam katalis heterogen yang digunakan untuk memproduksi biodiesel dapat dilihat pada Tabel 2.2. dan HCl. Namun katalis ini sulit dipisahkan setelah reaksi. Penggunaan katalis heterogen memberikan banyak keuntungan dikarenakan katalis ini dapat dengan mudah dipisahkan dari produknya dengan filtrasi Guan, dkk., 2009, Georgogianni, dkk., 2009. Konsentrasi katalis antara 4-10 w katalis w minyak digunakan untuk transesterifikasi trigliserida menjadi biodiesel dengan hasil biodiesel 87-99. Samart, dkk 2009, melaporkan konversi terbesar 90 dengan menggunakan katalis 5 w. Penggunaan jumlah katalis yang lebih banyak 7,5 w dapat 28 mengurangi konversi minyak dan metanol menjadi biodiesel yaitu menjadi 84 seperti ditunjukkan pada Gambar 2.17. Hal ini mungkin disebabkan karena kelebihan katalis mengganggu pencampuran metanol, minyak dan katalis. Gambar 2.17 Persentase konversi minyak dan metanol menjadi biodiesel dengan jumlah katalis 2,5 w, 5 w dan 7,5 w Samart, dkk., 2009.

2.7.3 Waktu dan Suhu Reaksi