Perumusan Masalah Ruang Lingkup

uang yang sepadan dengan waktunya. Berita buruk bagi pengecer adalah bahwa antusias belanja tidak sama dengan loyalitas pada toko, bahkan loyal kepada bentuk ritel tertentu. Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh recreational shopper identity RSI terhadap shopping enjoyment yang mampu mempertahankan dan memperkuat pemasaran pusat perbelanjaan.

1.2. Perumusan Masalah

Botani Square sebagai pusat perbelanjaan dengan konsep family and entertainment bersaing dengan pusat perbelanjaan lain di Bogor. Seiring dengan tumbuhnya pusat perbelanjaan baru di Bogor, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh mall activities terhadap shopping behaviour ? 2. Apakah terdapat pengaruh dimensi leisure terhadap shopping behaviour ? 3. Apakah terdapat pengaruh mall activities dan dimensi leisure secara bersama-sama terhadap shopping behaviour ? 4. Apakah terdapat pengaruh shopping behaviour terhadap shopping enjoyment ?

1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh mall activities terhadap shopping behaviour.

2. Menganalisis pengaruh dimensi leisure terhadap shopping behaviour.

3. Menganalisis pengaruh mall activities dan dimensi leisure secara bersama- sama terhadap shopping behaviour. 4. Mengkaji pengaruh shopping behaviour terhadap shopping enjoyment.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pihak manajemen Botani Square, khususnya departemen Marketing and Communication dan pengunjung Botani Square yang memilih Botani Square sebagai tempat untuk berekreasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pusat Perbelanjaan

Kotler dan Armstrong 2006 menyatakan bahwa pusat perbelanjaan adalah sekelompok bisnis eceran yang direncanakan, dimiliki dan dikelola sebagai satu unit. Pusat perbelanjaan adalah suatu kelompok perbelanjaan pertokoan terencana yang dikelola oleh suatu manajemen pusat, yang menyewakan unit-unit kepada pedagang dan mengenai hal-hal tertentu yang pengawasannya dilakukan oleh manajer yang sepenuhnya bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan tersebut Bednington, 1982. Menurut Neo dan Wing 2005, pusat perbelanjaan adalah sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai satu properti tunggal.

2.2. Recreational Shopper

Menurut Bellenger dan Korgaonkor dalam Guiry, et.al 2006, recreational shopper adalah orang-orang yang menikmati belanja sebagai aktivitas waktu luang, berbeda dengan economic shopper yang tidak mengalami adanya kenikmatan dari proses belanja. Prus dan Dawson dalam Guiry, et.al 2006 mengidentifikasi orientasi rekreasi belanja merangkul pengertian tentang belanja sebagai hal yang menarik, menyenangkan, menghibur dan kegiatan santai. Menurut Guiry, et.al 2006 menyatakan bahwa aktivitas rekreasi belanja yang dicirikan oleh pembelanja yang mengalami kepuasan intrinsik dari proses belanja, baik bersama-sama, atau independen, akuisisi barang dan jasa.

2.3. Recreational Shopper Identity

Guiry et.al 2006 mendefinisikan dimensi Recreational Shopper Identity RSI sebagai konsep diri individu dimana konsumen mendefinisikan dirinya sendiri dalam hal hiburan atau belanja untuk tujuan rekreasi. Meskipun kenikmatan adalah komponen utama dari rekreasi belanja, rekreasi belanja sebagai rekreasi, atau rekreasi untuk kenikmatan kepuasan-kepuasan,