layak untuk memprediksi shopping enjoyment berdasarkan masukan peubah shopping behaviour.
4.5. Analisis Regresi Linear
Hasil analisis regresi parsial X
1
mall activities terhadap Ŷ shopping
behaviour yang terdapat pada Lampiran 4 dapat dibuat dalam persamaan berikut :
Ŷ = 1,368 + 0,282 X
1
Keterangan : Ŷ = Shopping behaviour
X
1
= Mall activities Persamaan tersebut menggambarkan bahwa mall activities X
1
memiliki pengaruh positif 0,282 terhadap shopping behaviour Ŷ.
Berdasarkan kuesioner Lampiran 5, mayoritas responden 55 menjawab setuju bahwa fasilitas pelayanan di Botani Square ATM, musholla dan toilet
berpengaruh terhadap perilaku belanja. Begitu pula dengan fasilitas hiburan karaoke, bioskop dan toko musik berpengaruh terhadap perilaku belanja dan
mayoritas responden 61 menjawab setuju. Interaksi dengan orang lain baik dengan pramuniaga maupun pembeli lain juga mempengaruhi belanja
dan mayoritas responden 59 menjawab cukup setuju. Artinya konsumen menikmati pertemuan dengan orang lain dan menikmati bagian dari
kerumunan karena memberikan manfaat emosional bagi konsumen. Browsing atau berkeliling saat berbelanja juga mempengaruhi perilaku belanja dan
mayoritas responden 54 menjawab setuju. Saat berkeliling, pengunjung merasa hal tersebut menjadi sarana rekreasi dalam belanja.
Hasil analisis regresi parsial X
2
dimensi leisure terhadap Ŷ
shopping behaviour yang terdapat pada Lampiran 4 dapat dibuat dalam persamaan berikut :
Ŷ = 0,587 + 0,598 X
2
Keterangan : Ŷ = Shopping behaviour
X
2
= Dimensi leisure
Persamaan tersebut menggambarkan bahwa dimensi leisure X
2
memiliki pengaruh positif sebesar 0,598 terhadap shopping behaviour Ŷ..
Berdasarkan hasil kuesioner Lampiran 5, mayoritas responden 55 menjawab setuju bahwa rekreasi belanja memberikan kepuasan tersendiri
yang akhirnya mempengaruhi perilaku belanja. Kegiatan rekreasi belanja dipandang menjadi salah satu kegiatan untuk memberikan penghargaan
kepada diri sendiri dan mempengaruhi perilaku belanja. Begitu pula dengan keterlibatan dalam rekreasi belanja, mayoritas responden 57 memilih
setuju bahwa terlibat dalam rekreasi belanja membuat senang dan berpengaruh terhadap perilaku belanja. Artinya, kegiatan yang menyenangkan
seperti rekreasi belanja membuat orang melupakan hal lain sehingga tidak ada penghalang antara dirinya dan kegiatan rekreasi belanja yang menyenangkan.
Mayoritas responden 52 menjawab setuju bahwa seseorang yang memiliki waktu luang akan merasa bebas untuk melakukan rekreasi
belanja yang menyenangkan. Artinya, kegiatan rekreasi belanja dilakukan dengan senang hati dan tanpa paksaan sehingga berpengaruh terhadap
perilaku belanja. Mayoritas responden 38 menjawab setuju, bahwa rekreasi belanja membuat larut dalam kesenangan, sehingga penguasaan
terhadap diri sendiri diperlukan yang berpengaruh terhadap perilaku belanja. Kebutuhan akan dorongan berupa mengisi waktu luang dengan hal yang
membuat perasaan yang menyenangkan, yakni berupa rekreasi belanja berpengaruh positif terhadap perilaku belanja. Mayoritas responden 41
memilih setuju bahwa rekreasi belanja memberikan semangat yang membuat perasaan menjadi senang sehingga berpengaruh terhadap perilaku belanja.
Analisis regresi linear berganda X
1
dan X
2
terhadap Ŷ Lampiran
4 dapat dibuat dalam persamaan berikut : Ŷ = 0,528 - 0,021 X
1
+ 0,594 X
2
Keterangan : Ŷ = Shopping behaviour
X
1
= Mall activities X
2
= Dimensi leisure
Persamaan tersebut menggambarkan bahwa mall activities X
1
memiliki pengaruh negatif 0,021 terhadap shopping behaviour Ŷ dan
dimensi leisure X
2
memiliki pengaruh positif 0,594 terhadap shopping behaviour
Ŷ. Maka dapat dikatakan, jika kedua aktivitas ini dilakukan bersama-sama maka akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku
belanja. Berdasarkan hasil kuesioner pada mall activities dan dimensi leisure secara parsial yang telah dijelaskan sebelumnya, hal ini memperkuat hasil
persamaan ini. Menurut Dawson, et.al dalam Karande dan Merchant 2012, konsumen diketahui ingin menonton dan bertemu orang lain saat berbelanja
dan menikmati menjadi bagian dari kerumunan. MacInnis dan Price dalam Karande dan Merchant 2012 menyatakan bahwa konsumen yang terlihat
untuk belanja sebagai sarana untuk rekreasi memperoleh kenikmatan dari proses browsing, atau melihat sekeliling. Oleh karena itu, diharapkan ada
hubungan positif antara RSI dan perilaku browsing. Kedua landasan tersebut memperkuat persamaan regresi di atas. Di Botani Square, aktivitas mall
berupa tenant-tenant fashion, major store, it and electronics, food and beverages, entertainment, beauty and health dan lifestyle. Acara yang
disajikan Botani Square tiap bulan mengusung tema berbeda sehingga hal ini mempengaruhi perilaku belanja dari pengunjung.
Begitu pula dengan dimensi leisure, Mowen dan Minor 2002 menyatakan bahwa waktu luang adalah multidimensional dan sejumlah
kebutuhan berbeda akan mendorong orang untuk mencarinya. Hal ini menjelaskan bahwa jika seseorang memiliki waktu luang, maka cenderung
mencari kegiatan yang menyenangkan, salah satunya rekreasi belanja. Kegiatan tersebut berpengaruh terhadap perilaku belanja.
Hasil analisis regresi peubah shopping behaviour Y terhadap shopping enjoyment
Ẑ Lampiran 4 dapat dibuat dalam persamaan berikut : Ẑ = 2,631+ 0,252 Y
Keterangan : Ẑ = Shopping enjoyment
Y = Shopping behaviour
Persamaan tersebut menggambarkan bahwa shopping behaviour Y memiliki pengaruh positif 0,252 terhadap shopping enjoyment
Ẑ. Berdasarkan hasil kuesioner Lampiran 5, mayoritas responden 37
memilih cukup setuju bahwa jumlah toko yang dikunjungi saat belanja memengaruhi kenikmatan belanja. Mayoritas responden 51 memilih
cukup setuju bahwa frekuensi belanja dalam jumlah tertentu berpengaruh terhadap kenikmatan belanja. Menurut Dawson, et.al dalam Karande dan
Merchant 2012, seberapa sering melakukan perjalanan berpengaruh terhadap kenikmatan belanja. Mayoritas responden 29 menjawab cukup
setuju bahwa jumlah uang yang dihabiskan untuk belanja mempengaruhi kenikmatan belanja. Hal ini sesuai dengan Dawson, et.al dalam Karande dan
Merchant 2012 yang menyatakan bahwa jumlah uang yang dikeluarkan belanja mempengaruhi kenikmatan belanja, atau manfaat emosional dari
rekreasi belanja itu sendiri. Mayoritas responden 34 memilih setuju bahwa waktu yang dihabiskan dalam belanja mempengaruhi kenikmatan
belanja. Hal ini sesuai dengan Hui, et.al dalam Karande dan Merchant 2012 yang menyatakan bahwa waktu yang dihabiskan untuk belanja mempengaruhi
manfaat emosional dari rekreasi belanja.
4.6. Uji Hipotesis 4.6.1