mendapatkan informasi lengkap tentang aktivitas mall yang dilakukan pihak manajemen. Kuesioner ditujukan pada pengunjung Botani Square.
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka yakni literatur, jurnal, buku dan internet. Teknik pengambilan contoh yang dilakukan adalah purposive
sampling. Prijana dan Semendison 2005 menyatakan bahwa purposive sampling pada dasarnya terletak pada keputusan peneliti dan tujuan studi.
Menurut Prijana dan Semendison 2005, sampling adalah proses untuk
mendapatkan contoh dari suatu populasi, maka kesimpulan yang diangkatnya merupakan kesimpulan-kesimpulan atas populasi.
Dalam menentukan contoh, digunakan rumus Slovin :
n = N 1 + Ne
2
.............. 1
n = Jumlah contoh
N = Populasi total
e = Toleransi galat
Maka dari perhitungan rumus diperoleh : n = 30.000 1 + 30.000 0,1
2
= 99,66 ≈ 100 Traffic pengunjung Botani Square per hari 30.000, sehingga dapat
dijadikan populasi penelitian, maka contoh yang digunakan berjumlah 100 responden.
3.4. Pengolahan dan Penganalisaan Data
3.4.1 Peubah Penelitian
Tabel 4. Kisi-kisi peubah penelitian
Peubah Dimensi
Pengukuran
Mall activities X
1
Sumber : Karande dan Merchant, 2012
• Penjualan • Tenant
• Pembeli • Interaksi
• Browsing Menggunakan
skala Likert 1-5 sangat tidak
setuju-sangat setuju
Dimensi leisure X
2
Sumber: Mowen dan Minor, 2002
• Waktu luang • Tidak bekerja
Menggunakan skala Likert 1-5
sangat tidak setuju-sangat
setuju
Lanjutan Tabel 4. Kisi-kisi peubah penelitian
Peubah Dimensi
Pengukuran
Shopping behaviour Y
Sumber : Karande dan Merchant, 2012
• Perilaku belanja • Waktu yang
dihabiskan Menggunakan skala
Likert 1-5 sangat tidak setuju-sangat
setuju
Shopping enjoyment Z
Sumber : Pali dan Murwani, 2007
• Motif belanja • Motif rekreasi
Menggunakan skala Likert 1-5 sangat
tidak setuju-sangat setuju
3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Sugiarto dan Sitinjak 2006, validitas berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas
dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang
digunakan untuk menunjukkan sejauhmana alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian mengukur apa yang diukur. Ghozali 2009
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Sugiarto dan Sitinjak 2006 menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan
dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan mampu mengungkap
informasi yang sebenarnya di lapang. Ghozali 2009 menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji, apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarpeubah bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara peubah bebas. Jika peubah bebas saling berkorelasi, maka peubah-peubah ini tidak ortogonal. Peubah
ortogonal adalah peubah bebas yang nilai korelasi antarsesama
peubah bebas sama dengan nol.
b. Uji Heteroskedastisitas Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji, apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas, atau tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Normalitas
Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, peubah pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah contoh kecil.
3.4.4 Analisis Regresi Linear
Menurut Ghozali 2009, analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah atau lebih, juga menunjukkan arah
hubungan antara peubah terikat dan bebas. Formulasi untuk regresi berganda adalah :
Gambar 2. X
1
dan X
2
terhadap Y Ŷ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
.....................2 Dimana :
Ŷ = Shopping behaviour Y
X
1
X
2
a = Konstanta X
1
= Mall activities X
2
= Dimensi leisure b
1
= Koefisien regresi untuk peubah mall activities b
2
= Koefisien regresi untuk peubah dimensi leisure
Selain itu, formulasi regresi parsial adalah :
Gambar 3. X
1
terhadap Y Ŷ = a + b
1
X
1
..........................3 Ŷ = Shopping behaviour
a = Konstanta X
1
= Mall activities b
1
= Koefisien regresi untuk peubah mall activities
Gambar 4. X
2
terhadap Y Ŷ = a + b
2
X
2
..........................4 Ŷ = Shopping behaviour
a = Konstanta X
2
= Dimensi leisure b
2
= Koefisien regresi untuk peubah dimensi leisure
Gambar 5. Y terhadap Z
Ẑ = a + bY.......................5 Ẑ = Shopping enjoyment
a = Konstanta
b = Koefisien regresi untuk peubah shopping behaviour
Y = Shopping behaviour X
1
Y
X
2
Y
Y Z
Ketepatan fungsi regresi contoh dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit GOF. Secara statistik, setidaknya ini dapat
diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
a. Koefisien determinasi. Ghozali 2009 menyatakan bahwa koefisien determinasi
R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi peubah terikat. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan peubah-peubah bebas dalam menjelaskan variasi
peubah terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu 1 berarti peubah-peubah bebas memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi peubah terikat. Satu hal yang perlu dicatat adalah masalah regresi lancung spurious
regression. Insukrindo dalam Ghozali 2009 menekankan bahwa
koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model yang baik. Alasannya bila suatu estimasi
regresi linear menghasilkan koefisiensi determinasi tinggi, tetapi tidak konsisten dengan teori ekonomi yang dipilih oleh peneliti,
atau tidak lolos dari uji asumsi klasik, maka model tersebut bukanlah model penaksir yang baik dan seharusnya tidak dipilih
menjadi model empirik. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R
2
adalah bias terhadap jumlah peubah bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu
peubah bebas, maka R
2
pasti meningkat, tidak peduli apakah peubah tersebut berpengaruh nyata terhadap peubah terikat, atau
tidak. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R
2
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R
2
, nilai adjusted R
2
dapat naik, atau turun apabila satu peubah bebas ditambahkan kedalam
model.
Dalam kenyataan nilai adjusted R
2
dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut
Gujarati dalam Ghozali 2009, jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R
2
negatif, maka nilai adjusted R
2
dianggap bernilai nol. Secara matematik jika nilai R
2
=1, maka adjusted R
2
= R
2
= 1 sedangkan jika nilai R
2
= 0, maka adjusted R
2
=1-kn-k. Jika k 1, maka adjusted R
2
bernilai negatif. b. Uji nyata simultan Uji Statistik F
Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua peubah bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap peubah terikat.
c. Uji nyata parameter individual Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu peubah bebas secara individual dalam menerangkan variasi peubah terikat Ghozali, 2009.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN