dan pertandingan intelektual seperti catur sangat kondusif untuk menimbulkan perasaan menguasai.
e. Dorongan. Kebutuhan akan dorongan adalah motivator utama dari kegiatan waktu luang. Pengisian waktu luang dengan hal-hal yang
baru, kompleks dan berisiko secara temporer dapat meningkatkan tingkat dorongan dalam diri konsumen, yang menghasilkan
perasaan yang menyenangkan. Contohnya adalah bungee jumping.
2.3.3 Shopping Behaviour
Memahami perilaku belanja dari konsumen adalah penting untuk peritel Dawson, et.al dalam Karande dan Merchant, 2012.
Penelitian terdahulu ini telah memeriksa berbagai bentuk kegiatan dari perilaku belanja konsumen, termasuk tapi tidak terbatas jumlah uang
yang dikeluarkan belanja oleh konsumen per frekuensi berbelanja dan melakukan perjalanan
Dawson, et.al dalam Karande dan Merchant, 2012, waktu yang dihabiskan untuk belanja dan kategori item yang
dibeli Hui et.al dalam Karande dan Merchant, 2012, manfaat emosional yang didapat dari belanja Dawson, et.al dan Eroglu et.al
dalam Karande dan Merchant, 2012, perilaku browsing Beatty and Ferrell, 1998 dan perilaku bersosialisasi saat berbelanja Argo, et.al
dalam Karande dan Merchant, 2012.
2.4. Shopping Enjoyment
Sejumlah motif yang tidak ada hubungannya dengan produk yang secara nyata dibeli atau dengan kebutuhan terhadap suatu produk Tauber
dalam Pali dan Murwani, 2007, yang disebut oleh Jin dan Kim dalam Pali
dan Murwani 2007 sebagai shopping to enjoy the activity. Dengan kata lain, motif berbelanja tidak semata-mata ditentukan oleh motif untuk membeli
produk buying motive Tauber dalam Pali dan Murwani, 2007. 2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Karande dan Merchant 2012 melakukan penelitian dengan judul The Impact of Time and Planning Orientation on an Individual’s Recreational
Shopper Identity and Shopping Behaviour dengan confirmatory factor
analysis. Hasilnya, orientasi sekarang dan masa depan berdampak nyata terhadap perilaku belanja. Keseluruhan varians dijelaskan peubah endogen
dengan baik dan semua hubungan hipotesis, kecuali untuk efek dari masa lalu dan masa depan orientasi H
1a
dan H
2a
pada impulsif dan efek kehati-hatian pada RSI H
4b
yang didukung. Konsumen yang lebih bijak cenderung menampilkan dan kontrol diri daripada konsumen kurang bijak. Efek ini
dapat bervariasi, tergantung pada para konsumen yang terlibat dalam berbelanja. Ketika konsumen terlibat dalam belanja sangat tinggi, konsumen
dengan kehati-hatian tinggi cenderung melihat belanja sebagai sebuah jalan untuk mengekspresikan diri daripada tingkat kehati-hatian konsumen rendah.
Dengan demikian, alasan untuk kehati-hatian yang rendah berpengaruh kepada RSI, menginisiasikan benar tentang hubungan yang melibatkan para
pelanggan Guiry, et.al 2006 melakukan penelitian berjudul Defining and
Measuring Recreational Shopper Identity dengan confirmatory factor analysis. Hasilnya, RSI berkorelasi nyata dengan skala dimensi leisure, RSI
berkorelasi kuat dengan kepuasan intrinsik; RSI berkorelasi lemah dengan persepsi kebebasan; RSI berkorelasi kuat dan nyata dengan penguasaan.
Subskala spontanitas memiliki korelasi nyata, tetapi biasa. Intinya, skor skala RSI berkorelasi nyata dengan empat 4 dimensi, yaitu kepuasan intrinsik,
arousal, penguasaan dan keterlibatan, yang berkorelasi lemah adalah persepsi kebebasan dan spontanitas. RSI berkorelasi lemah sedang terhadap
materialism dan compulsive buying. Skala RSI berkorelasi nyata terhadap tiga 3 dari empat 4 dimensi mall activities; hanya lemah dengan dimensi
“makan di mall”. Korelasi terkuat dengan melewati waktu. Socializing dan entertainment juga berkorelasi nyata dengan RSI. RSI berkorelasi kuat
dengan menghabiskan waktu dalam belanja sebagaimana halnya frekuensi belanja.
Ekowati 2008 melakukan penelitian berjudul Pengaruh Recreational Shopper Identity pada Shopping Enjoyment yang dimoderasi oleh Gender.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa recreational shopper identity berupa compulsive buying, leisure dimension dan mall activities mempunyai
pengaruh positif pada shopping enjoyment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materialism tidak berpengaruh secara positif pada shopping
enjoyment. Berdasarkan analisis secara terpisah untuk setiap dimensi, yaitu materialism, compulsive buying, leisure dan mall activities sebagai peubah,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk dimensi materialism, leisure, dan mall activities, gender memoderasi pengaruh masing-masing peubah
pada shopping enjoyment. Sedangkan untuk dimensi compulsive buying,
gender tidak memoderasi pengaruh peubah ini pada shopping enjoyment.
III. METODE PENELITIAN