3
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Pakan Penelitian
Pakan penelitian terbagi menjadi dua yaitu pakan untuk pengujian kecernaan dan pakan untuk pengujian pertumbuhan. Pakan untuk pengujian
kecernaan dibuat berdasarkan metode kecernaan bahan yang dikemukakan Watanabe 1988 yang terdiri dari pakan acuan References DietRD yaitu 100
pakan kontrol dan pakan uji Test dietRD yaitu 70 pakan kontrol dan 30 bahan yang akan diuji DDGS. Pakan untuk pengujian pertumbuhan terdiri dari 4
jenis pakan yaitu dengan kadar penambahan DDGS yang berbeda 0, 10, 20, dan 30. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan penelitian terlebih
dahulu dianalisis proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisinya. Hasil analisis bahan baku pakan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis proksimat bahan baku pakan Bahan
Kadar Proksimat Bahan Kering Protein
Lemak Abu
BETN Tepung Ikan
62,38 6,85
26,45 3,29
Tepung bungkil kedelai 49,80
2,17 7,26
37,69 DDGS
27,77 9,57
5,73 48,52
Pollard 14,41
3,46 4,00
69,95 Berdasarkan Tabel 1 diketahui hasil analisis proksimat bahan baku pakan
berupa kandungan protein, lemak, abu, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen BETN. Tepung ikan, tepung bungkil kedelai, dan DDGS memiliki kandungan protein di
atas 20, sehingga dijadikan sebagai sumber protein pakan. Sedangkan pollard menjadi sumber karbohidrat pakan. DDGS dan tepung bungkil kedelai selain
sebagai sumber protein juga menjadi sumber karbohidrat. Kemudian sumber lemak pakan berasal dari DDGS dan tepung ikan.
Setelah diketahui analisis proksimat bahan baku, selanjutnya dibuat formulasi pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrien ikan uji dan
perlakuan yang diberikan. Pakan yang telah dibuat dianalis proksimat. Komposisi dan analisis proksimat pakan untuk pengujian kecernaan dan pertumbuhan
disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
4 Tabel 2. Komposisi dan hasil analisis proksimat pakan untuk pengujian kecer-
naan Komposisi
References Diet RD Test Diet TD
Pakan kontrol 96,5
66,5 DDGS
30 Binder Tepung Sagu
3 3
Cr
2
O
3
0,5 0,5
Total 100
100 Hasil Analisis Proksimat dalam bobot kering
Lemak 12,35
12,03 Protein
42,08 39,24
Kadar Abu 9,07
10,27 Serat Kasar
5, 31 6,71
BETN 31,19
31,76 GE kkalkg
1
4796,25 4630,28
CP kkalg
2
11,4 11,8
Keterangan: 1 Gross Energy 1 g protein= 5,6 kkal DE, 1 g lemak= 9,4 kkal DE, 1 g BETN= 4,1 kkal GE Watanabe, 1988 dan NRC, 1993 2 Rasio energiprotein
Tabel 3. Komposisi dan hasil analisis proksimat pakan untuk pengujian pertum- buhan
Komposisi Penggunaan DDGS
10 20
30 Tepung Ikan
36,21 36,21
36,21 36,21
Tepung bungkil kedelai 17,50
10,72 6,72
2,72 DDGS
0,00 10,00
20,00 30,00
Pollard 32,59
29,77 24,34
18,87 Minyak
1
10,60 10,20
9,63 9,10
Premix 1,10
1,10 1,10
1,10 Binder Tepung Sagu
2 2
2 2
Total 100,00
100,00 100,00
100,00 Hasil analisis proksimat dalam bobot kering
Lemak 13,58
14,92 14,47
15,59 Protein
41,35 39,63
39,18 40,32
Kadar Abu 10,35
8,74 9,53
8,96 Serat Kasar
4,89 6,56
4,81 4,42
BETN 29,82
30,15 32,01
30,71 GE kkalkg
2
4814,98 4858,35
4866,88 4982,74
CP kkalg
3
11,6 12,3
12,4 12,4
Keterangan: 1 Minyak ikan : minyak jagung = 5,8 : 9, 2 Gross Energy 1 g protein= 5,6 kkal DE, 1 g lemak= 9,4 kkal DE, 1 g BETN= 4,1 kkal GE Watanabe, 1988 dan NRC,
1993 3 Rasio energiprotein
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat komposisi pakan uji mengandung DDGS 0 sampai 30 yang diikuti dengan pengurangan proporsi tepung bungkil
kedelai sebagai sumber protein nabati dan Pollard sebagai sumber karbohidrat.
5 Kemudian untuk sumber dan jumlah protein hewani, minyak, dan premix dalam
komposisi pakan uji disamakan. Pakan penelitian yang digunakan memiliki energi sebesar 4814,98-4982,74 kkalkg dan kadar protein sebesar 39,18-41,35
sehingga diperoleh rasio energi dengan protein yaitu sebesar 11,6-12,4.
2.2 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data