PENDAHULUAN Penggunaan Destillers Dried Grain with Solubles (DDGS) Jagung sebagai Sumber Protein Nabati Pakan Benih Ikan Gurame Osphronemus gouramy Lac.

1

I. PENDAHULUAN

Pakan merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi suatu kegiatan budidaya ikan, yaitu sekitar 49-89 Suprayudi, 2010. Pakan yang digunakan harus memenuhi kebutuhan nutrien ikan yang dipelihara. Nutrien tersebut meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein sebagai sumber nutrien utama dalam pakan, memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan sumber nutrien lainnya. Sumber protein yang paling utama pada pakan ikan yaitu tepung ikan dan tepung bungkil kedelai. Tepung bungkil kedelai adalah salah satu sumber protein nabati yang bergizi tinggi, karena mengandung asam amino yang relatif seimbang dan memiliki nilai kecernaan yang tinggi Hertrampf dan Pascual, 2000. Menurut Maina et al. 2002 tepung bungkil kedelai pada kadar air 10,90 memiliki kandungan protein sebesar 43,20, lemak 2, kadar abu 6,50, dan serat kasar sebesar 4,60. Keunggulan yang dimiliki tepung bungkil kedelai tersebut menjadikan bahan ini sebagai sumber protein nabati utama dalam pakan ikan, akibatnya harga tepung bungkil kedelai menjadi mahal, selain itu ketergantungan yang cukup besar terhadap tepung bungkil kedelai ini dalam jangka panjang akan berdampak pada kelangkaan dan kenaikan harga yang signifikan akibat permintaan yang semakin tinggi. Oleh karena itu diperlukan sumber protein alternatif yang bisa mengurangi bahkan menggantikan penggunaan tepung bungkil kedelai pada pakan ikan. Kriteria yang harus dipenuhi oleh bahan pakan alternatif tersebut yaitu memiliki nutrien yang dibutuhkan ikan, tidak berkompetisi dengan manusia, berbasis limbah, tidak mengandung material berbahaya, harga lebih murah, serta tersedia dalam jumlah besar dan kontinyu Suprayudi, 2010. Salah satu bahan baku yang memenuhi kriteria tersebut adalah DDGS Distillers Dried Grain with Solubles. DDGS merupakan salah satu produk sampingan limbah dari industri penyulingan etanol. DDGS ini berbahan dasar dari gandum, jagung, sorgum, gandum hitam, dan campuran dari beberapa bahan tersebut, akan tetapi sebagian besar berbahan dasar jagung Hertrampf dan Pascual, 2000. DDGS diperoleh setelah jagung yang telah digiling dan difermentasikan oleh ragi Saccharomyces cerevisiae mengalami proses destilasi. 2 Residu tersebut kemudian dipadatkan dan dikeringkan hingga menjadi 75 dari bobot awal. Kandungan protein, lemak, abu, dan serat kasar DDGS pada kadar air 9,2 secara berturut-turut yaitu sebesar 27,8, 10, 4,7, dan 10,9 Hertrampf dan Pascual, 2000. Oleh karena itu DDGS diduga dapat digunakan sebagai sumber protein nabati alternatif untuk mengurangi penggunaan tepung bungkil kedelai di dalam pakan ikan. Penggunaan DDGS sebagai sumber protein nabati telah diujikan pada beberapa jenis ikan, diantaranya chanel catfish, ikan nila, ikan kerapu bebek, dan ikan mas, sehingga diperoleh jumlah optimal DDGS dalam pakan. Penggunaan DDGS pada pakan ikan chanel catfish Lim et al., 2009 dan ikan nila Lim et al., 2007 sebanyak 40, ikan kerapu bebek penggunaan DDGS dan Hominy feed sebanyak 10 Abidin, 2011, dan ikan mas sebanyak 25 DDGS Silmina, 2011. Ikan gurame merupakan ikan omnivor cenderung herbivor, sehingga diduga dapat memanfaatkan pakan yang megandung serat kasar cukup tinggi. Oleh karena itu penggunaan DDGS dalam formulasi pakan diharapkan dapat mengurangi penggunaan tepung bungkil kedelai dalam pakan ikan. Penelitan ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan DDGS sebagai sumber protein nabati terhadap pertumbuhan benih ikan gurame Osphronemus gouramy Lac.. 3

II. BAHAN DAN METODE