Zonasi Budidaya Tanaman Semusim Zonasi Kawasan Pemukiman

65 menjadi kawasan perkebunan masih belum menyimpang dari ketentuan dalam undang-undang. Selain kawasan hutan lindung, kawasan lainnya yang dimasukkan dalam zonasi kawasan lindung adalah kawasan perlindungan setempat, seperti yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN, meliputi sempadan pantai dan sempadan sungai, serta kawasan pantai berhutan bakau dan kawasan terumbu karang.

2. Zonasi Budidaya Tanaman Tahunan

Dari hasil analisis peruntukan kawasan untuk kawasan budidaya tanaman tahunan dengan luas 1.593 ha atau 25,61 , pada arahan zonasi mengalami penambahan luas menjadi 1.608 ha atau 25,85 dari total luas daerah penelitian. Beberapa daerah yang memiliki skor kemampuan lahan 175 yang diperuntukan untuk kawasan hutan lindung sebagian dikonversi menjadi kawasan budidaya tanaman tahunan dengan pertimbangan luas kawasan hutan lindung masih di atas 30 , lahan yang dikonversi tidak berada pada daerah hulu sungai besar yang terdapat di Kawasan Teluk Bungus sehingga tidak berdampak besar terhadap kondisi ekologis di Kawasan Teluk Bungus.

3. Zonasi Budidaya Tanaman Semusim

Zonasi untuk budidaya tanaman semusim di daerah penelitian diarahkan pada daerah yang memiliki kesesuaian lahan berdasarkan hasil peruntukan kawasan untuk budidaya tanaman semusim. Namun demikian, tidak semua areal dalam peruntukan kawasan untuk budidaya tanaman semusim digunakan dalam arahan zonasi. Dari luas keseluruhan peruntukan kawasan budidaya tanaman semusim seluas 959,4 ha atau 15,4 dari luas keseluruhan Kawasan Teluk Bungus Tabel 17, hanya 672 ha atau 11 dari luas keseluruhan daerah penelitian yang di arahkan untuk zonasi peruntukan tanaman semusim. Hal ini disebabkan karena beberapa penggunaan lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan budidaya tanaman semusim telah dimanfaatkan sebagai kawasan pelabuhan, pemukiman dan pariwisata. Selain penggunaan lahan, berdasarkan tutupan lahan di Kawasan 66 Teluk Bungus secara biofisik tidak memiliki kelas kesesuaian untuk kawasan budidaya tanaman semusim, karena berada pada daerah secara permanen terendam air mangrove.

4. Zonasi Kawasan Pemukiman

Peruntukan zonasi pemukiman selain memiliki kelas kesesuaian lahan sangat sesuai S1, juga mempertimbangkan kondisi penggunaan lahan di Kawasan Teluk Bungus dengan kriteria lokasi pemukiman tidak berada pada daerah hutan lindung, sempadan pantai, dan sempadan sungai. Berdasarkan kesesuaian lahan sangat sesuai S1 untuk pemukiman dengan luas 464,3 ha atau 7,5 dari luas keseluruhan Kawasan Teluk Bungus Tabel 18, hanya 224 ha atau 3,6 dari luas keseluruhan Kawasan Teluk Bungus yang diperuntukan untuk arahan zonasi pemukiman. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan dengan kategori sangat sesuai untuk pemukiman, lahan tersebut juga memiliki kelas kesesuaian sangat sesuai untuk peruntukan kawasan budidaya tanaman semusim. Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa peruntukan pemukiman memiliki nilai dan prioritas lebih rendah bila dibandingkan peruntukan untuk aktifitas pertanian. Sehingga kawasan pemukiman dalam arahan zonasi hanya di prioritaskan pada daerah yang memiliki akses jaringan jalan, dengan jarak dari sarana jalan adalah 50 – 200 meter.

5. Zonasi Kawasan Pariwisata