Teknik Pengambilan Sampel Teknik Analisis Data

47 yang terjadi. Untuk itu Saya sebagai pengamat bergabung dalam group- group watshapp, kelompok diskusi pertanahan, forum perangkat desa, dan juga komunitas partai politik DIY.

3.6. Unit Analisis Data

Dalam penelitian ini unit analisisnya terdiri dari Kraton Kasultanan, Kadipaten Pakualaman, DPRD DIY dan Pemerintah Daerah DIY. Dari masing-masing unit analisis inilah data akan digali dan selanjutnya dilakukan penelaahan.

3.7. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan Sampel dilakukan dengan mengacu padametode purposive sampling. Pemilihan sampel dilakukan di awal untuk menda- patkan person kunci key persons yang dipandang mempunyai informasi dan pengetahuan sehingga bisa menjadi narasumber penggalian data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Untuk selanjutnya narasumber akan dipilih dengan menggunakan teknik Snow ball. Narasumber bisa dipilih dari lokus dan unit analisis penelitian dan bisa juga dari luar itu.

3.8 Teknik Analisis Data

Semua data primer dan sekunder dianalisis dengan menggunakan metode-metode deksriptif-analitik yang dikombinasikan dengan analisis dispositif serta analisis interdiskursif dan ekstradiskursif Foucaldian. Analisa kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil wawancara, pengamatan, dokumentasi dan data-data deskriptif lainnya. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara interaktif dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan pembuatan kesimpulanverifikasi. Selanjutnya data akan dikategorisasikan dan dipaparkan sesuai dengan model dispositif Foucauldian sebagaimana diajukan oleh Bührmann 2005, yang meliputi 48 area referensi, otoritas regulasi, prosedur regulasi dan strategi imperatif . Analisis intradiskursif dilakukan untuk mengetahui kesamaan dan bahkan pertentangan antara wacana yang muncul terkait dengan isu-isu keistimewaan DIY di masing-masing lokus dan medan pergumulan kuasa. Seperti bagaimana maklumat 5 September dilihat dari perspektif historis, politis, dan sosiologis. Sementara analisis ekstradiskursif dipergunakan untuk menyelidiki kesalingtergantungan antara peristiwa-peristiwa diskursif dengan peristiwa dan kejadian di luar medan diskursif. Selain itu secara khusus analisis wacana juga akan dilakukan untuk melihat bagaimana pergumulan dan pertarungan wacana keistimewaan yang terkait dengan dua hal: pertama, suksesi raja di Kasultanan seperti isu-isu tentang sabda raja, sabda tama, dan titah raja berikut kontroversinya dalam pemberitaan di media online; kedua, berita tentang persyaratan gubernur dan wakil gubernur yang menjadi perhatian publik sebagaimana beredar di media. 49

BAB IV SETTING SOSIAL POLITIK

KEISTIMEWAAN DIY

4. I. Pendahuluan

Pada bab ini akan dipaparkan pembahasan tentang Daerah Istimewa Yogyakarta dan keistimewaan dengan mengacu pada kerangka teoritis yang sudah dihantarkan pada bab sebelumnya yang meliputi: arena referensi the area of reference , dan otoritas regulasi the authority of regulation. Pada bagian area referensi disuguhkan pembahasan latar sejarah dan proses sirkulasi Sultan di Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Paku Alam di Kadipaten Pakualaman, serta kebiasaan yang berlaku di dua kerajaan di dalam memilih raja. Selain itu juga dipaparkan pembahasan tentang pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana keduanya menjadi the ruler penyelenggaraan sistem pemerintahan DIY pasca kemerdekaan. Sementara pada bagian otoritas regulasi pembahasan akan meliputi ulasan tentang regulasi dan kewenangan yang berlaku di kerajaan dan pemerintahan. Pembahasan meliputi analisis tentang regulasi dan kewenangan pihak Kasultanan dan Pakualaman dalam mengurus dirinya sendiri baik dalam konteks tradisional maupun modern. Selanjutnya, disusul pembahasan yang memfokuskan pada regulasi dan kewenanganpemerintahan, baik Pemerintah Daerah maupun DPRD terkait dengan pemerintahan dalam konteks keistimewaan DIY. 49