44 wawancara dan kemudian merekonstruksinya dalam satu bangunan karya
ilmiah. Fokus utama penelitian adalah menjelaskan elemen-elemen atau
faktor-faktor dan proses bagaimana dinamika politik keistimewaan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta setelah diundangkannya Undang-
undang Keistimewaan DIY. Penelitian akan menyasar dinamika yang terjadi di Pemerintahan DIY, Kraton Kasultanan, dan Kadipaten Pakualaman.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil lokus pada institusi Kasultanan, Pakualaman,
DPRD DIY dan Pemerintah Daerah DIY serta media baik cetak maupun online. Lokus-lokus tersebut dipilih dengan alasan dan pertimbangan bahwa
dari sanalah data yang dibutuhkan penelitian ini berasal dan dapat diperoleh.
3.4. Jenis Data
Data yang dikumpulkan mengacu pada skala prioritas yaitu dengan mengutamakan data yang paling relevan dengan pokok permasalahan yang
diteliti serta berkesesuaian dengan kerangka teori yang dipakai. Meskipun demikian, data yang sifatnya pelengkap tetap akan dikumpulkan sejauh
tetap memiliki urgensi dalam memperkaya perspektif dalam proses analisis dan rekonstruksi dalam bentuk tulisan. Studi ini tidak akan terlalu mempri-
oritaskan pada penyajian data-data berbasis sumber primer tetapi lebih pada upaya rekonstruksi dan reinterpretasi atas data sekunder yang tersedia
pada sumber-sumber yang tersebar dan beragam. Data primer akan dieksplorasi ketika ketersediaan data-data mengenai persoalan dan tema
tertentu pada sumber sekunder masih belum mencukupi yang dibutuhkan. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan
45 pengamatan langsung pada daerah penelitian dan melalui wawancara
langsung Face to face dengan menggunakan alat bantu berupa pertanyaan- pertanyaan kunci yang telah disiapkan terlebih dahulu atau sering disebut
interview guide. Wawancara langsung dilakukan dengan narasumber dari
pihak Kasultanan, Kadipaten, DPRD, dan Pemerintah Daerah yang dipandang memiliki informasi terkait dengan penelitian ini.
Sedangkan data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui dokumen-dokumen mengenai keistimewaan DIY dari berbagai lembaga
terkait dan dapat bersumber dari buku, media massa, elektronik, internet, jurnal dan dokumentasi foto.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris.
3.5.1 Wawancara
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk wawancara bertahap, dimana wawancara ini dilakukan secara bertahap
dan pewawancara tidak harus terlibat dalam kehidupan sosial informan Burhan Bungin: 2007. Wawancara ini juga dilakukan secara mendalam
meskipun tidak terlibat cukup lama dalam kehidupan sosial key persons yang menjadi narasumber. Wawancara mendalam berguna untuk menda-
patkan segala informasi yang relevan dan berkesinambungan dengan persoalan-persoalan dinamika politik keistimewaan DIY. Responden atau
narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah key persons dari kerabat kasultanan, kadipaten, pejabat pemerintahan daerah DIY,
jurnalis, aktivis, serta politisi baik yang di legislatif maupun pengurus partai politik.
46
3.5.2 Dokumentasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dokumentasi merupakan sesuatu yang tertulis, tercetak, atau terekam yang dapat dipakai sebagai
bukti atau keterangan. Data-data tertulis dari lokus penelitian bisa berwujud arsip yang diperoleh secara langsung, data-data yang diperoleh dari jurnal
penelitian, dari surat kabar, makalah, dan juga dokumentasi foto yang berkaitan dengan penelitian ini merupakan dokumentasi yang dibutuhkan
peneliti dalam pelaksanaan penelitian tersebut.
3.5.3 Pertanyaan Kunci
Peneliti juga akan menggunakan pertanyaan kunci dalam proses wawancara untuk menggali dan memperoleh data dan informasi terkait
dengan suatu masalah yang diteliti. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara diajukan untuk mendapatkan informasi dan pandangan dari
tangan pertama mengenai peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tertentu, mengenai tradisi dan praktek suksesi di Kasultanan dan
Pakualaman, mengenai berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan otonomi khusus DIY serta sejarah pergulatan dan relasi kuasanya,
mengenai prosedur regulasi, serta mengenai strategi kuasa Kasultanan dan Pakualaman dalam meraih kepentingannya.
3.5.4 Observasi
Sutrisno Hadi 1986 memberikan pengertian observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sitematis atas fenomena-fenomena yang
diselidiki. Pengamatan langsung dimaksudkan untuk “menarik” diri saya sebagai pengamat partisipan ke “dalam” kancah dan suasana dari fenomena
yang diselidiki. Hal ini dimaksudkan untuk memahami proses historis, motif- motif, ide-ide, wacana yang berkembang, serta pergumulan relasi kuasa
47 yang terjadi. Untuk itu Saya sebagai pengamat bergabung dalam group-
group watshapp, kelompok diskusi pertanahan, forum perangkat desa, dan juga komunitas partai politik DIY.
3.6. Unit Analisis Data
Dalam penelitian ini unit analisisnya terdiri dari Kraton Kasultanan, Kadipaten Pakualaman, DPRD DIY dan Pemerintah Daerah DIY. Dari
masing-masing unit analisis inilah data akan digali dan selanjutnya dilakukan penelaahan.
3.7. Teknik Pengambilan Sampel