Kesimpulan SETTING SOSIAL POLITIK

85 Tata Tuang Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten meliputi:a. kebijakan pengembangan struktur ruang; dan b.kebijakan pengembangan pola ruang.

4.4. Kesimpulan

Keistimewaan DIY tidak hadir di ruang hampa yang lepas dari dimensi ruang dan waktu. Artinya proses terbentuknya keistimewaan DIY sarat dengan pergumulan dan itu berlangsung di atas gelanggang pertarungan kuasa yang riuh rendah. Secara historis berdasarkan perjanjian Giyanti, Perjanjian Klaten, dan kontrak yang diperbaharui terus setiap pergantian raja Kasultanan dan Pakualaman merupakan kerajaan dengan status otonomi khusus dari pemerintah kerajaan Belanda. Sejak periode awal proses sirkulasi Sultan di Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Paku Alam di Kadipaten Pakualaman telah berjalan dan terlembagakan dalam tradisi tersendiri paugeran di dalam memilih raja. Meskipun demikian, pada prakteknya paugeran ini tidak selalu diadopsi sepenuhnya dalam penentuan seorang raja baik di Kasultanan maupun di Pakualaman. Beberapa kali suksesi terbukti terjadi deviasi dari ketentuan dan tata nilai yang disebut sebagai paugeran tersebut. Begitu juga dengan pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana pada praktek yang berlangsung tidak selalu dilkukan dengan mekanisme penetapan dari pusat sebagaimana berlangsung pada awal kemerdekaan. Sebelum lahirnya Undang-undang Keistimewaan pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur pernah dilakukan dengan cara pemilihan. Pemilihan gubernur pernah terjadi tahun 1998 dimana pemilihan gubernur dilakukan dengan cara voting dari dua 86 orang calon gubernur. Sementara pemilihan wakil gubernur terjadi pada tahun 2001 juga dipilih secara voting dari dua orang calon. Sebagai lembaga yang telah lama eksis baik Kasultanan maupun Pakualaman memiliki regulasi dan wewenang dalam mengurus urusan rumah tangganya masing-masing. Termasuk regulasi dan kewenangan yang menga- tur pergiliran kekuasaan di internal kedua kerajaan tersebut baik dalam konteks tradisional maupun dalam perspektif hukum modern. Begitu pula halnya dengan kewenangan dan regulasi pemerintahan dalam mengimple- mentasikan urusan kewenangan keistimewaan. Pengaturan tersebut terang- kum jelas dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2012. selain itu, pasca diberlakukannya Undang-undang Keistimewaan terdapat pula kewenangan paralel antara pihak pemerintah daerah di satu sisi dan Kasultanan dan Pakualaman pada sisi yang lain. 87

BAB V DINAMIKA POLITIK KEISTIMEWAAN