bayi dari 15 bayi memiliki nilai bilirubin serum 15 mgdL pada kelompok penundaan pemotongan tali pusat, sedangkan pada
kelompok pemotongan tali pusat segera, tidak ditemukan adanya peningkatan bilirubin abnormal yang abnormal. Namun, setelah
dilihat perbedaannya secara bermakna, peningkatan bilirubin yang menyebabkan hiperbilirubinemia tidak terbukti secara signifikan.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutton 2007, tidak terdapat perbedaan kadar bilirubin yang signifikan dari dua
kelompok waktu pemotongan tali pusat bahkan hingga bayi berusia 72 jam dan tidak ditemukan bayi yang memerlukan fototerapi dari
kelompok penundaan tali
2.2 Landasan Teori 2.2.1. Sirkulasi Darah Janin dan Bayi Baru Lahir
A. Sirkulasi Darah Janin
Pada sirkulasi janin, ventrikel kanan dan kiri berada dalam sirkuit paralel yang berlawanan dengan sirkuit seri neonatus atau dewasa. Pada
janin, pertukaran gas dan metabolit dilakukan oleh plasenta. Paru-paru tidak memberikan pertukaran gas dan pembuluh darah dalam sirkulasi
paru-paru mengalami vasokontriksi. Ada tiga bangunan kardiovaskuler unik pada janin yang penting untuk mempertahankan sirkulasi paralel
ini : duktus venosus, foramen ovale, dan duktus arteriosus.
Sumber: Yorkshire and Humber Congenital Cardiac Network 2012 Gambar 2.1 Sistem Kardiovaskuler Janin
Darah teroksigenasi yang kembali dari plasenta, dengan PO tekanan oksigen sekitar 30-35 mmHg mengalir ke janin melalui vena
umbilikalis. Sekitar 50 darah vena umbilikalis masuk ke sirkulasi hepatis, sedang sisanya melintasi hati dan bergabung dengan vena
kava inferior melalui duktus venosus, tempat ia sebagian bercampur dengan darah vena kava inferior yang kurang teroksigenasi yang
berasal dari bagian bawah tubuh janin. Kombinasi tubuh bagian bawah ini ditambah dengan aliran darah vena umbilikalis PO
2
sekitar 26-18 mmHg masuk atrium kanan dan diarahkan secara khusus melewati
foramen ovale ke atrium kiri. Kemudian darah ini mengalir ke dalam ventrikel kiri dan dikeluarkan ke dalam aorta asendens. Darah vena
kava superior janin yang sangat kurang teroksigenasi PO
2
12-14 mmHg masuk atrium kanan, secara khusus melintasi trikuspidalis
bukannya foramen ovale, dan mengalir terutama ke ventrikel kanan. Darah tersebut kemudian dipompa dari ventrikel kanan ke
dalam arteria pulmonalis karena sirkulasi arteria pulmonalis vasokontriksi dan hanya sekitar 10 aliran keluar ventrikel kanan
masuk paru-paru. Sebagian besar darah ini yang mempunyai PO
2
, sekitar 18-22 mmHg melintasi paru-paru dan mengalir melalui duktus
arteriosus ke dalam aorta desendens untuk terus ke bagian bawah tubuh janin juga untuk kembali ke plasenta melalui dua arteria umbilikalis,
dengan demikian, tubuh bagian atas janin termasuk arteria koronaria dan serebral, dan yang ke ekstremitas atas dialiri hanya dari ventrikel
kiri dengan darah yang mempunyai PO
2
sedikit lebih tinggi daripada darah yang mengaliri bagian bawah tubuh janin, yang berasal sebagian
terbesar dari ventrikel kanan. Hanya sedikit volume darah dari aorta
asendens 10 dari curah jantung janin mengalir melewati isthmus aorta ke aorta desendens.
Gambar 2.2 Sirkulasi Janin
Curah jantung janin total, yaitu gabungan curah ventrikel CV baik ventrikel kiri maupun kanan-berjumlah sekitar 450 mlkgmen.
Sekitar 65 aliran darah aorta desendens kembali ke plasenta, sisanya 35 mengaliri organ-organ dan jaringan janin. Pada janin, dengan
persentase aliran darah lebih besar menuju otak, curah ventrikel kanan mungkin lebih mendekati 1,3 kali aliran ventrikel kiri, dengan
demikian, selama kehidupan janin, ventrikel kanan tidak hanya memompa melewati tekanan darah sistemik tetapi melakukan kerja
dengan volume yang lebih besar daripada ventrikel kiri Nelson, 2000. Perlu diketahui bahwa adanya krista dividens sebagai pembatas
pada vena kava, memungkinkan sebagian besar darah bersih dari duktus venosus langsung mengalir ke arah foramen ovale. Sebaliknya sebagian
kecil akan mengalir kearah ventrikel kanan Prawirohardjo, 2010.
Sumber: Okymehtn 2012 Gambar 2.3 Krista Dividens
B. Sirkulasi Darah Peralihan
Pada saat lahir, pengembangan mekanik paru-paru dan kenaikan PO
2
arterial menyebabkan penurunan tahanan vaskuler pulmonal cepat. Secara serentak penghentian sirkulasi plasenta
bertahanan rendah megakibatkan penambahan tahanan vaskuler sistemik. Curah darah dari ventrikel kanan sekarang mengalir
seluruhnya ke dalam sirkulasi pulmonal dan karena tahanan vaskuler pulmonal lebih rendah daripada tahanan vaskuler sistemik, shunt
melalui duktus arteriosus berbalik dan menjadi dari kiri ke kanan. Selama perjalanan beberapa hari setelah lahir, PO
2
arterial yang tinggi mengkontriksi duktus arteriosus dan ia menutup, akhirnya menjadi
ligamentum arteriosum. Kenaikan volume aliran darah pulmonal yang kembali ke atrium kiri menaikkan volume dan tahanan atrium kiri
cukup untuk secara fungsional menutup foramen ovale, walaupun foramen dapat tetap terbuka dengan probe-paten selama bertahun-
tahun.
Pengambilan plasenta dari sirkulasi juga menyebabkan penutupan duktus venosus, dengan demikian, dalam beberapa hari
peralihan, total dari sirkulasi paralel janin ke seri dewasa hampir sempurna. Ventrikel kiri sekarang dirangkaikan dengan sirkulasi
sistemik tahanan tinggi dan ketebalan dinding dan massanya mulai bertambah. Sebaliknya ventrikel kanan sekarang dirangkaikan dengan
sirkulasi pulmonal bertahanan rendah, dan ketebalan dinding dan massanya sedikit berkurang. Ventrikel kiri pada janin memompa darah
hanya pada bagian atas tubuh dan otak, sekarang harus menghantarkan seluruh curah jantung sistemik sekitar 350 mlkgmen, penambahan
curah hampir 200. Kenaikan yang mencolok pada pekerjaan ventrikel kiri ini dicapai melalui gabungan isyarat hormonal dan
metabolik, termasuk penambahan katekolamin Nelson, 2000.
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan
terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkap oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respon terhadap
tarikan napas pertama Varney, 2009.
Sebelum Lahir Setelah Lahir
Sumber : Frases 2009 Gambar : 2.4 Skema Perubahan Kardiovaskuler
C. Sirkulasi Darah Neonatus
Pada saat lahir, sirkulasi janin harus segera beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin seperti pertukaran gas dipindahkan dari
plasenta ke paru-paru. Beberapa dari perubahan ini sebenarnya spontan bersama dengan pernapasan pertama dan yang lain
dipengaruhi selama beberapa jam atau beberapa hari sesudah pada mulanya ada penurunan ringan pada tahanan darah sistemik,
kemudian ada kenaikan progresif dengan semakin bertambahnya umur. Frekuensi jantung melambat akibat respon baroreseptor pada
kenaikan tahanan vaskuler sistemik bila sirkulasi plasenta dihilangkan. Rata-rata tekanan aorta sentral pada neonatus cukup
bulan adalah 7550 mmHg. Penurunan tahanan vaskuler pulmonal mencolok terjadi karena
vasodilatasi aktif terkait PO
2
maupun pasif terkait mekanik dengan mulainya ventilasi. Pada neonatus normal, penutupan duktus
arteriosus dan penurunan tahanan vaskuler pulmonal menyebabkan penurunan tekanan arteria pulmonalis dan ventrikel kanan. Penurunan
tahanan pulmonal dari tingkat janin yang tinggi ke tingkat “dewasa” pada bayi biasanya terjadi pada hari 2-3 pertama tetapi dapat
diperpanjang selama 7 hari atau lebih. Lewat umur beberapa minggu pertama, tahanan vaskuler pulmonal bahkan menurun lebih lanjut
akibat perubahan bentuk vaskularisasi pulmonal, meliputi penipisan otot polos vaskuler dan penambahan pembuluh darah baru.
Curah jantung neonatus sekitar 350 mlkgmen turun sesudah umur 2 bulan pertama sampai 150 mlkgmen, kemudian turun lagi
secara perlahan-lahan sampai mencapai curah jantung sekitar 75 mlkgmen. Persentase hemoglobin janin yang tinggi yang ada pada
neonatus sebenarnya dapat mengganggu penghantaran oksigen ke jaringan neonatus, sehingga memerlukan penambahan curah jantung
untuk penghantaran oksigen yang cukup ke jaringan.
Pada neonatus cukup bulan, oksigen merupakan faktor pengendali penutupan duktus yang paling penting, bila PO
2
darah yang lewat melalui duktus mencapai sekitar 50 mmHg, dinding duktus
berkontriksi, mekanisme kontriksi duktus yang diaktifkan oksigen belum sepenuhnya dimengerti. Pengaruh oksigen pada otot polos
duktus mungkin langsung diperantarai oleh pengaruhnya pada sintesis prostaglandin. Umur kehamilan juga tampak memainkan peran
penting, duktus bayi prematur kurang tanggap terhadap oksigen walaupun otot-ototnya berkembang Nelson, 2000.
2.3. Hematologi Bayi Baru Lahir Cukup Bulan