Gambar di atas memperlihatkan terjadinya aliran darah dari plasenta sebelum dilahirkan ke bayi dan sebelum dilakukan
pemotongan tali pusat. Semakin lama pemotongan tali pusat dilakukan maka aliran darah yang terlihat semakin berkurang.
Penundaan waktu pemotongan tali pusat selama 1 menit dapat menambah volume darah bayi baru lahir sebesar 80 ml dan
sebesar 100 ml pada penundaan waktu pemotongan tali pusat selama 3 menit Varney, 2009.
E. Faktor lain Faktor lain yang mempengaruhi kadar Hb dan Ht bayi baru
lahir adalah umur kehamilan, kehamilan ganda, bayi dengan ibu diabetes melitus, berat lahir, bayi kecil masa kehamilan KMK
Philip, 2004, hipertensi, pre-eklamsieklamsi Prawirohardjo, 2010.
Setiap faktor yang mempengaruhi proses terjadinya transfusi plasenta akan mempengaruhi kadar Hb dan Ht bayi baru lahir,
seperti durasi respirasi, asfiksia intrauterin, pengaruh gravitasiposisi bayi, kontraksi uterus dan kelainan plasenta
lainnya seperti infark, hematom dan solutio plasenta Santosa, 2008.
2.3.3 Fe Zat Besi
Jumlah Fe pada bayi kira kira 400 mg yang terbagi sebagai berikut: masa eritrosit 60, feritin dan hemosiderin 30, mioglobin
5-10, hemenzim 1 dan besi plasma 0,1. Pengangkutan Fe dari rongga usus hingga menjadi transferin, yaitu suatu ikatan Fe dan
protein di dalam darah terjadi di dalam beberapa tingkat. Fe dalam makanan terikat pada molekul lain yang lebih
besar. Di dalam lambung Fe akan dibebaskan menjadi ion feri oleh pengaruh asam lambung HCL. Di dalam usus halus, ion feri diubah
menjadi ion fero oleh pengaruh alkali. Ion fero inilah yang kemudian
diabsorpsi oleh sel mukosa usus. Sebagian akan disimpan sebagai persenyawaan feritin dan sebagian masuk ke peredaran darah
berikatan dengan protein yang disebut transferin. Selanjutnya transferin ini akan dipergunakan untuk sintesis hemoglobin. Sebagian
dari transferin yang tidak terpakai akan disimpan sebagai labile iron pool. Ion fero diabsorpsi jauh lebih mudah daripada ion feri, terutama
bila makanan mengandung Fe yang larut, sedangkan fosfat, oksalat dan fitrat menghambat absorpsi Fe Hassan, 1985.
Eksresi Fe dari tubuh sangat sedikit. Fe yang dilepaksan pada pemecahan hemoglobin dari eritrosit yang sudah mati akan masuk
kembali ke dalam iron pool dan akan dipergunakan lagi untuk sintesa hemoglobin, jadi di dalam tubuh yang normal kebutuhan akan Fe
sangat sedikit, namun pada bayi baru lahir, dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi menggunakan Fe dalam jumlah besar dan
cepat untuk mengimbangi kecepatan tumbuh dan bertambahnya volume darah tubuh.
Menjelang usia 4 bulan cadangan Fe bayi berkurang 50 Santosa, 2008. Cadangan Fe tubuh dalam 2 bentuk, yaitu feritin dan
hemosiderin. Cadangan Fe disimpan terutama di hepar, sel retikuloendotelial dan sumsum tulang. Di hepar sebagian besar Fe
disimpan di parenkim hepatosit dan sebagian kecil di sel-sel retikuloendotelial sel Kupffer.
Di sumsum tulang dan limpa Fe disimpan terutama di sel-sel retikuloendotelial. Cadangan Fe berfungsi sebagai reservoir untuk
memberi Fe pada sel-sel yang sangat membutuhkan, terutama pada pembentukan hemoglobin Fleming RE, 2005.
Jumlah zat besi dalam darah tali pusat pada bayi normal lebih tinggi dibandingkan jumlah zat besi yang dimiliki ibu. Rata-rata
nilainya sekitar 150 µgdl. Bayi yang mendapatkan suplemen zat besi memiliki nilai rata-rata zat besi sebanyak 125 µgdl dalam 1 bulan
pertama dan 75 µgdl dalam usia 6 bulan. Kapasitas total penyimpanan zat besi meningkat selama 1 tahun pertama
kehidupannya. Batas rata-rata penyebaran zat ini menurun hampir 65 dalam setengah bulan menjadi 25 dalam 1 tahun. Anemia
berdasarkan kadar zat besi adalah 100 µgdl Kee, 1995. Nilai rata-rata serum feritin dalam kandungan zat besi yang
cukup pada bayi sangat tinggi saat kelahiran, yaitu 160 µgdl dan meningkat selama 1 bulan pertama, kemudian menurun menjadi 30
µgdl dalam 1 tahun pertama kehidupannya Segel, 2011.
2.3.4 Bilirubin