kehidupannya. Batas rata-rata penyebaran zat ini menurun hampir 65 dalam setengah bulan menjadi 25 dalam 1 tahun. Anemia
berdasarkan kadar zat besi adalah 100 µgdl Kee, 1995. Nilai rata-rata serum feritin dalam kandungan zat besi yang
cukup pada bayi sangat tinggi saat kelahiran, yaitu 160 µgdl dan meningkat selama 1 bulan pertama, kemudian menurun menjadi 30
µgdl dalam 1 tahun pertama kehidupannya Segel, 2011.
2.3.4 Bilirubin
Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikuloendotelial. Tingkat
penghancuran hemoglobin pada neonatus lebih tinggi daripada pada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat menghasilkan 35
mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo, yang bersifat tidak larut
dalam air tetapi larut dalam lemak. Produksi bilirubin pada fetus dan neonatus diduga sama besarnya tetapi kesanggupan hepar mengambil
bilirubin dan sirkulasi sangat terbatas. Begitupun dengan kesanggupannya untuk mengkonjugasi sehingga hampir semua
bilirubin pada janin dalam bentuk bilirubin indirek dan mudah melalui plasenta ke sirkulasi ibu dan dieksresi oleh hepar ibunya. Pada
keadaan fisiologis tanpa gejala, hampir semua neonatus dapat terjadi akumulasi bilirubin indirek sampai 2 mgdL. Hal ini menunjukkan
ketidakmampuan fetus mengolah bilirubin berlanjut pada masa neonatus. Pada masa janin hal ini diselesaikan oleh hepar ibunya,
tetapi pada masa neonatus hal ini berakibat penumpukan bilirubin dan disertai gejala ikterus. Pada bayi baru lahir karena fungsi hepar belum
matang atau bila terdapat gangguan dalam fungsi hepar akibat hipoksia, asidosis atau bila terdapat kekurangan enzim glukoronil
transferase atau kekurangan glukosa, kadar bilirubin indirek dalam darah dapat meninggi. Bilirubin indirek yang terikat pada albumin
sangat tergantung pada kadar albumin dalam serum. Inilah yang menjadi dasar pencegahan kernicterus dengan pemberian albumin
atau plasma. Bila kadar bilirubin indirek mencapai 20 mgdL pada umumnya kapasitas maksimal pengikatan bilirubin oleh neonatus
yang mempunyai kadar albumin normal telah tercapai Hassan, 1985. Diketahui bahwa pada setiap bayi baru lahir akan terjadi
peningkatan kadar bilirubin indirek dalam serum secara fisiologis, timbul dalam minggu pertama kehidupannya, biasanya dimulai pada
hari kedua atau hari ketiga, dengan kadar puncak 5-6 mgdL pada hari ke 4-5 dan akan menurun secara spontan.
Ikterus atau hiperbilirubinemia adalah peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mgdL atau lebih setiap 24 jam atau
konsentrasi bilirubin serum sewaktu 12,5 mgdL pada bayi cukup bulan Prawirohardjo, 2010.
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir, disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :
a. Produksi yang berlebihan Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya,
misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh, ABO, golongan darah lain, defisiensi enzim G-6-PD,
piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.
b. Gangguan dalam proses „uptake ‟ dan konjugasi hepar
Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat
asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase.
c. Gangguan transportasi Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke
hepar. Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat dan sulfafurazole. Defisiensi albumin
menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang
Bagan 2.1 Peta Teori