Pengaruh Waktu Pemotongan Tali Pusat Terhadap Status Hematologi Bayi Baru Lahir Cukup Bulan

2.1.2 Pengaruh Waktu Pemotongan Tali Pusat Terhadap Status Hematologi Bayi Baru Lahir Cukup Bulan

Pada saat dalam kandungan janin berhubungan dengan ibunya melalui tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta. Setelah bayi lahir, sebelum plasenta dilahirkan, darah plasenta selama masa tersebut masih ditransfusikan ke bayi disebut transfusi palsenta dan dapat menambah volume darah bayi baru lahir serta berpengaruh terhadap status hemoglobin dan hematokrit bayi baru lahir Philip, 2004. Volume darah bayi meningkat pada penundaan pemotongan tali pusat dibandingkan dengan pemotongan tali pusat segera. Rata-rata volume darah saat satu setengah jam setelah lahir pada bayi dengan penundaan pemotongan tali pusat adalah 78 mlkg BB dibanding 98,6 mlkgBB pada bayi dengan penundaan pemotongan tali pusat Miller, 2005. Perbedaan waktu pemotongan tali pusat sebagai intervensi yang dilakukan setelah bayi lahir memberikan dampak yang berbeda. Berikut adalah status hematologi bayi baru lahir cukup bulan dilihat berdasarkan perbedaan waktu pemotongan tali pusat : 1. Hemoglobin Penundaan pemotongan tali pusat akan meningkatkan jumlah eritrosit yang ditransfusikan ke bayi, hal tersebut tercermin dalam peningkatan kadar hemoglobin bayi baru lahir Susilowati, 2009. Ditemukan bayi usia 7 jam yang dilakukan pemotongan tali pusat segera kurang dari 1 menit memiliki kadar hemoglobin lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat. Begitupun saat pemeriksaan ulang pada bayi tersebut di usia 2 dan 3 bulan Hutton, 2007. Penelitian lain menemukan bayi yang dilakukan pemotongan tali pusat segera setelah bayi baru lahir, dalam 48 jam memiliki kadar hemoglobin sebesar 16,1 gdL sedangkan pada bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat, kadar hemoglobin lebih tinggi yaitu sebesar 17,8 gdL Tanmoun, 2013. Studi kolaborasi Cochrane 2013 mengemukakan bahwa peningkatan hemoglobin yang signifikan terjadi pada bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat dalam rentang waktu 1- 3 menit akibat dari transfusi plasenta dan penambahan volume darah sebesar 30-50. Penelitian pada bayi saat berusia 72 jam, bayi dengan penundaan pemotongan tali pusat memiliki rerata volume darah sekitar 93 mlkg dan massa eritrosit 49 mlkg, sedangkan pada pemotongan tali pusat segera bayi memiliki rerata volume darah 82 mlkg, dan masa eritrosit 31 mlkg sehingga penundaan pemotongan tali pusat dapat meningkatkan hemoglobin selama satu minggu pertama kelahiran Susilowati, 2009.

2. Hematokrit

Pada penelitian terhadap bayi baru lahir cukup bulan yang dilakukan pemotongan tali pusat 5 menit setelah bayi lahir, didapat penambahan secara bermakna pada nilai hematokrit dan volume sel darah merah. Hal tersebut juga ditemukan pada pemotongan tali pusat 1 menit setelah bayi baru lahir Adilia, 2011. Kadar hematokrit pada bayi yang dilakukan pemotongan tali pusat dengan segera adalah sebesar 47,8 sedangkan pada bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat memiliki kadar hematokrit sebesar 53,5 Lubis, 2008 Bayi baru lahir usia 2 jam, didapat kadar hematokrit berkisar 0,44-0,53 pada bayi dengan pemotongan tali pusat segera kurang dari 15 detik dan 0,58-0,70 pada bayi dengan penundaan pemotongan tali pusat2 menit. Pada kelompok pemotongan tali pusat segera, hematokrit menurun secara signifikan setelah 24 jam, menjadi berkisar antara 0,37-0,48 pada bayi dengan pemotongan tali pusat segera dan 0,54-0,67 pada bayi dengan penundaan pemotongan tali pusat. Aziz, 2006. Peningkatan hematokrit pada kelompok penundaan pemotongan tali pusat juga ditemukan pada penelitian oleh Thawinkarn 2008 dan Santosa 2008. Pada penelitian tersebut ditemukan kadar hematokrit pada kelompok penundaan pemotongan tali pusat adalah 41,6-60,6 sedangkan pada kelompok pemotongan tali pusat segera adalah 37,6-54,7 3. Zat Besi Kadar Hb dan eritrosit yang cukup memungkinkan tingkat oksigenasi yang optimal dan dapat menyediakan sumber Fe yang sangat bermanfaat bagi bayi. Sumber Fe yang cukup, sangat penting untuk kehidupan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan sel akan Fe, termasuk produksi eritrosit. Fe sebagai salah satu mikronutrien penting bagi sel. Besi adalah nutrien yang penting tidak hanya untuk pertumbuhan normal, kesehatan dan kelangsungan hidup anak, tetapi juga untuk perkembangan mental, motorik dan fungsi kognitif Irsa, 2002. Jika bayi setelah lahir diletakkan di bawah atau sejajar introitus vagina selama 3 menit dan sirkulasi fetoplasental tidak segera diputus dengan pemasangan klem, kurang lebih 80 ml darah mungkin dapat dialirkan dari plasenta ke bayi. Hal di atas menyediakan sekitar 50 mg besi Fe sehingga dapat menurunkan frekuensi anemia defisiensi besi pada masa kehidupan bayi Cunningham, 2005. Beberapa peneliti menemukan bahwa penundaan pemotongan tali pusat telah terbukti bermanfaat menghasilkan kadar ferritin dan Hb yang lebih tinggi serta menurunkan secara signifikan terjadinya anemia pada masa bayi Mc Donald, 2013 . Penundaan pemotongan tali pusat merupakan strategi yang murah dan efektif untuk menurunkan kejadian anemia pada bayi terutama pada negara berkembang WHO, 2012. Penundaan pemotongan tali pusat 2 hingga 3 menit dapat memberikan penambahan volume darah sekitar 25-35 mlkgBB. Dengan asumsi konsentrasi besi dalam hemoglobin sekitar 3,4 mgg, kira-kira pada bayi dengan berat 3 kg, akan menerima 46-60 mg zat besi. Jika kita memperkirakan bahwa bayi yang baru lahir membutuhkan sekitar 0,7 mg zat besi per hari untuk pertumbuhan dan perkembangan, pemeliharaan kadar hemoglobin dan tingkat mioglobin serta enzim dalam otot dan jaringan lain. Kadar zat besi sebesar 46-60 mg akan bertahan hingga 1-3 bulan pertama kehidupannya Chaparro, 2011. Penelitian lain pun menyebutkan bahwa bayi dengan berat 3,2 kg yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat dan memiliki hemoglobin darah sebesar 170 gdL, akan menambahkan kadar zat besi sebesar 75 mg ke dalam penyimpanan zat besinya sehingga cukup untuk kebutuhan bayi hingga 3 bulan Chaparro, 2006. Untuk kadar zat besi bayi baru lahir yang dilihat berdasarkan level feritin dalam penyimpanan zat besi. Ditemukan pada usia 2 hingga 3 bulan, bayi dengan pemotongan tali pusat segera memiliki kadar feritin yang lebih rendah 50µgL, begitupun saat usia bayi 6 bulan Hutton, 2007. Kejadian anemia dan kadar zat besi yang lebih rendah ditemukan pada bayi dengan pemotongan tali pusat segera, karena bayi tersebut tidak mendapatkan penambahan volume darah sebesar 40 dari transfusi plasenta Hutchon, 2012. 4. Bilirubin Sel darah merah bayi baru lahir memiliki umur yang singkat, yaitu rata-rata 80 hari berbeda dari umur sel darah merah orang dewasa yaitu 120 hari. Penggantian sel yang cepat ini menghasilkan lebih banyak hasil metabolit akibat penghancuran sel termasuk bilirubin, yang harus dimetabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir Varney, 2009. Bagi bayi cukup bulan, dengan waktu pemotongan tali pusat 5 menit setelah bayi baru lahir dengan waktu pemotongan tali pusat kurang dari 15 detik didapat bilirubin serum bayi baru lahir rata-rata adalah 7,7 mgdL dan 3,2 mgdL. Dalam penelitian tersebut tidak ditemukan bayi yang memerlukan fototerapi pada usia lebih dari 3 hari Adilia, 2011. Pada bayi baru lahir cukup bulan, kejadian ikterus lebih banyak terjadi pada kelompok penundaan pemotongan tali pusat,akibat penambahan sel darah merah dan ketika terjadi pemecahan eritrosit, lebih banyak bilirubin yang dihasilkan. Sedangkan pada bayi kurang bulan yang juga dilakukan penundaan pemotongan tali pusat, tidak ditemukan kejadian ikterus Hutchon, 2012. Kadar serum bilirubin total pada bayi baru lahir 48 jam dengan penundaan pemotongan tali pusat lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilakukan pemotongan tali pusat segera, yaitu sebesar 13,3 mgdL dan 12,7 mgdL. Pada penelitian ini, indikator bayi dengan hiperbilirubinemia adalah pada bayi yang membutuhkan fototerapi, dan hal tersebut ditemukan lebih banyak pada bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat Tanmoun, 2013. Hal tersebut sesuai dengan penemuan Aziz 2006, yang menemukan 3 bayi dari 15 bayi memiliki nilai bilirubin serum 15 mgdL pada kelompok penundaan pemotongan tali pusat, sedangkan pada kelompok pemotongan tali pusat segera, tidak ditemukan adanya peningkatan bilirubin abnormal yang abnormal. Namun, setelah dilihat perbedaannya secara bermakna, peningkatan bilirubin yang menyebabkan hiperbilirubinemia tidak terbukti secara signifikan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutton 2007, tidak terdapat perbedaan kadar bilirubin yang signifikan dari dua kelompok waktu pemotongan tali pusat bahkan hingga bayi berusia 72 jam dan tidak ditemukan bayi yang memerlukan fototerapi dari kelompok penundaan tali 2.2 Landasan Teori 2.2.1. Sirkulasi Darah Janin dan Bayi Baru Lahir