Hematokrit Hematologi Bayi Baru Lahir Cukup Bulan

3 bulan. Anemia fisiologis merupakan adaptasi dari bayi baru lahir akibat peningkatan tekanan O2 dari 25-30 mmHg saat janin menjadi 90-95 mmHg, yang menyebabkan serum eritropoitin menurun sehingga produksi eritrosit juga menurun Chapman, 2010. Anemia fisiologis jika tidak diperhatikan dan diatasi, dengan tidak memberikan asupan nutrisi yang cukup, akan terus berlangsung hingga bayi usia 6 bulan dan bukan lagi menjadi hal yang fisiologis Chaparro, 2006. Sedangkan untuk anemia selama masa neonatus 0-28 hari kehidupan pada bayi dengan umur kehamilan 34 minggu ditentukan berdasar kadar Hb 13 gdL darah vena sentral atau 14,5 gdL darah arteri. Menurut Varney 2009 nilai hemoglobin awal pada bayi baru lahir sangat dipengaruhi oleh waktu pemotongan tali pusat dan posisi bayi baru lahir segera setelah lahir.

2.3.2 Hematokrit

Hematokrit pada prinsipnya dihitung berdasarkan perbandingan persentase volume eritrositvolume darah Rachmawati, 2003. Berdasarkan beberapa penelitian nilai normal hematokrit bayi baru lahir berkisar antara 51,3-56,0 Oski, 1996. Sumber lain menyebutkan nilai hematokrit bayi baru lahir antara 45 dan 65 Linderkamp O, 2004. Rata-rata hematokrit tali pusat 52,3, kemudian pada hari pertama kehidupan menjadi 58,2, sementara pada hari ketiga 54,5 dan pada akhir hari ke-7 sekitar 54,9. Penelitian terhadap 629 bayi baru lahir normal, hematokrit darah kapiler hari pertama kehidupan adalah 62,9 ± 3,2 Oski, 1996. Kadar hematokrit darah vena pada tali pusat 40 diartikan sebagai batas anemia pada neonatus, namun karena kadar hematokrit meningkat kurang lebih 10 pada jam-jam pertama kehidupan, sehingga secara pendekatan klinis lebih tepat mendefinisikan anemia neonatus berdasar kadar hematokrit adalah pada batas 45 pada 6 jam setelah lahir Cernadas, 2006 dan bila kadar hematokrit meningkat 65, disebut polisitemia. Polisitemia pada bayi baru lahir didefinisikan sebagai peningkatan kadar hematokrit 65. Polisitemia dihubungkan dengan peningkatan jumlah eritrosit dalam pembuluh darah dan sering dihubungkan dengan kelainangangguan pada neonatus. Gangguan akibat polisitemia yang dihubungkan dengan peningkatan viskositas darah yaitu terjadinya gangguan kinetika aliran darah. Hal tersebut bermanifestasi aliran darah yang lambat dan terjadi endapan darah dan merupakan predisposisi terjadinya mikrotrombi dan penurunan oksigenasi jaringan Susilowati, 2009. Risiko polisitemia meningkat pada bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu dengan diabetes dan bayi kembar serta yang mengalami twin to twin transfusi Aziz, 2006. Faktor faktor yang mempengaruhi hemoglobin dan hematokrit bayi baru lahir : A. Asal sampel darah Darah kapiler mempunyai hemoglobin lebih tinggi dibanding dengan darah vena, namun antar peneliti tidak sama nila perbedaannya. Beberapa jam setelah lahir, terdapat perbedaan ± 5 antara kadar Hb kapiler dibanding dengan darah vena Oski, 1996. B. Waktu pengambilan sampel darah Selama beberapa jam pertama kehidupan terjadi peningkatan konsentrasi Hb. Peningkatan ini terutama terjadi akibat transfusi plasental selama proses persalinan. Pada jam-jam pertama kehidupan, tampaknya plasma meninggalkan sirkulasi. Total volume darah pada bayi menyesuaikan segera setelah lahir, terjadi penurunan volume plasma, sementara eritrosit tetap. Sehingga sebagai hasil akhir, terjadi peningkatan jumlah eritrosit, Ht dan Hb Oski, 1996. Gomella 2004 berpendapat, nilai hemoglobin bayi sehat aterm tidak berubah secara signifikan sampai minggu ke-3 kehidupan, kemudian turun sampai 11 gdL pada usia 8 – 12 minggu. C. Kadar hemoglobin ibu Pengaruh ibu anemia pada kadar besi bayi tidak begitu besar. Pada ibu hamil, besi ditransport melalui plasenta secara efisien sehingga bayi yang cukup bulan dan sehat mempunyai cadangan besi yang cukup. Telah banyak diketahui kekurangan besi pada ibu hamil hanya mempunyai efek yang ringan pada besi di dalam janin dan neonatus, sebab transfer besi dari ibu ke janin cukup baik, kecuali ibu hamil mengalami kekurangan besi yang berat. D. Waktu pemotongan tali pusat Di dalam plasenta diperkiraan mengandung sejumlah 75-125 cc darah saat lahir, atau kurang lebih 14 sampai 13 volume darah fetus. Kurang lebih 13 darah plasenta ditransfusikan dalam waktu 15 detik pertama setelah lahir dan setengahnya dalam 1 menit pertama setelah lahir Oski, 1996. Sebagian besar bayi sehat mendapatkan transfusi plasental dengan jumlah yang besar dalam 45 detik setelah lahir Philip 2004. Volume darah bayi meningkat pada penundaan pemotongan tali pusat dibandingkan dengan pemotongan tali pusat segera. Rata-rata volume darah saat satu setengah jam setelah lahir pada bayi dengan penjepitan dini 78 mlkgBB dibanding 98,6 mlkgBB pada bayi dengan penundaan pemotongan tali pusat. Sumber: Sloan 2012 Gambar 2.5 Tali Pusat yang Dibiarkan Selama 15 Menit Gambar di atas memperlihatkan terjadinya aliran darah dari plasenta sebelum dilahirkan ke bayi dan sebelum dilakukan pemotongan tali pusat. Semakin lama pemotongan tali pusat dilakukan maka aliran darah yang terlihat semakin berkurang. Penundaan waktu pemotongan tali pusat selama 1 menit dapat menambah volume darah bayi baru lahir sebesar 80 ml dan sebesar 100 ml pada penundaan waktu pemotongan tali pusat selama 3 menit Varney, 2009. E. Faktor lain Faktor lain yang mempengaruhi kadar Hb dan Ht bayi baru lahir adalah umur kehamilan, kehamilan ganda, bayi dengan ibu diabetes melitus, berat lahir, bayi kecil masa kehamilan KMK Philip, 2004, hipertensi, pre-eklamsieklamsi Prawirohardjo, 2010. Setiap faktor yang mempengaruhi proses terjadinya transfusi plasenta akan mempengaruhi kadar Hb dan Ht bayi baru lahir, seperti durasi respirasi, asfiksia intrauterin, pengaruh gravitasiposisi bayi, kontraksi uterus dan kelainan plasenta lainnya seperti infark, hematom dan solutio plasenta Santosa, 2008.

2.3.3 Fe Zat Besi