6
Dua komponen diatas digunakan untuk menghindari ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam penilaian suatu risiko. Komponen tersebut membuat analisa risiko lebih terukur dan
jelas. Terdapat faktor lain yang mungkin secara signifikan membantu munculnya risiko, seperti frekuensi kejadian, sensitivitas waktu, dan ketergantungan antar risiko yang dapat pula dipakai
secara langsung atau tidak dalam metodologi penetapan urutan risiko US Dept of defence extension 2003.
2.5 Proses Manajemen Risiko
2.5.1 Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat sangat penting dalam manajemen risiko. Salah satu aspek
penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
1. Brainstorming
2. Survei
3. Wawancara
4. Informasi historis
5. Kelompok kerja
2.5.2 Analisa Risiko
Tahap selanjutnya adalah pengukuran risiko dengan cara mengetahui potensial terjadinya severity kerusakan dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Analisis risiko
adalah suatu pendekatan kearah pengembangan satu pemahaman serta kesadaran menyeluruh tentang risiko yang berhubungan dengan satu variabel tertentu. Masalah pokok dengan
membuat keputusan tentang investasi dalam satu proyek adalah suatu proses yang meliputi ramalan yang ditandai ketidakpastian sehingga patut dipertimbangkan. Berdasarkan hal
tersebut, dikembangkan suatu teknik Monte Carlo Simulation MCS yang merupakan pengembangan dari pemodelan unsur-unsur ketidakpastian Xiofeng 2008. Untuk
menghindari atau mengurangi kesalahan pada penilaian risiko, maka tiap-tiap level dampak dan probabilitas dapat didefinisikan dengan jelas dan dikonversikan ke dalam angka-angka
tertentu. Pembangunan sebuah model yang bersifat global analisis maupun dinamis analisis diharapkan mampu menjawab semua permasalahan yang ditimbulkan Elizabeth 2009.
Penyusunan model yang terpenting adalah menggunakan data historical yang diolah secara statistik dan metode kuantitatif.
Teknik-teknik kuantitatif tersebut menurut Norris 2000 adalah: 1.
Analisis sensitivitas. Secara sederhana, analisis sensitivitas menentukan efek pada keseluruhan proyek dari perubahan salah satu variabel risiko seperti keterlambatan
desain atau material. 2.
Analisis probabilistik. Analisis ini melakukan spesifikasi sebuah distribusi probabilitas untuk tiap risiko dan kemudian mempertimbangkan efek dari kombinasi risiko. Bentuk
umum dari analisis probabilistik menggunakan teknik sampling yang dikenal dengan Simulasi Monte Carlo.
Potensi suatu risiko dapat diketahui dari probabilitas dan dampak suatu risiko. untuk mengukur bobot risiko, dapat digunakan skala likert dari 1
– 5 seperti Tabel 1. yang disarankan oleh JISC InfoNet.
7
Tabel 1 . Potensi risiko
No Skala
Probabilitas Dampak
1. Sangat rendah
Hampir tidak mungkin terjadi Dampak kecil
2. Rendah
Kadang terjadi Dampak kecil pada biaya, waktu,
dan kualitas 3.
Sedang Mungkin tidak terjadi
Dampak sedang pada biaya, waktu, dan kualitas
4. Tinggi
Sangat mungkin terjadi Dampak substansial pada biaya,
waktu, dan kualitas 5.
Sangat tinggi Hampir pasti terjadi
Mengancam kesuksesan proyek Sumber : JISC InfoNet
2.5.3 Evaluasi risiko