Identifikasi Risiko HASIL DAN PEMBAHASAN

32

5.2 Jadwal Dan Biaya

MCP II dijadwalkan memakan waktu sekitar 3 bulan yaitu dari juli 2011 hingga September 2011. Dan total biaya untuk menyelesaikan proyek ini adalah sekitar Rp. 628,544,106,- namun dalam aplikasinya total biaya yang dikeluarkan untuk proyek modernisasi kontrol proses tahap II ini adalah Rp. 771,740,000,-. Persentasi peningkatan harga adalah sebesar 23 dari perkiraan harga awal proyek yaitu sebesar Rp. 143,195,894,- Peningkatan pengeluaran ini cukup tinggi dengan nilai peningkatan hampir seperempat dari total biaya awal.

5.3 Penetapan Konteks

Terdapat lima konteks risiko yang dihasilkan dari hasil konsultasi dengan para ahli di PT. KTI, yaitu: 1. Risiko teknik, yaitu risiko yang berhubungan dengan hal teknis pada proyek MCP II. 2. Risiko finansial, yaitu risiko yang dapat mempengaruhi pengeluaran dan pendapat atau risiko yang dapat mempengaruhi anggaran biaya perusahaan. 3. Risiko pelaksanaan pekerjaan, yaitu risiko yang terjadi selama selama masa proyek MCP II. 4. Risiko implementasi lapangan, yaitu risiko yang terjadi setelah proyek MCP II. 5. Risiko lingkungan, yaitu risiko yang berhubungan dengan stakeholders terkait.

5.4 Identifikasi Risiko

Analisis risiko dilakukan dengan wawancara dan konsultasi kepada stakeholder terkait dan ahli dalam setiap aspek untuk menetukan dan mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Penilaian ahli digunakan untuk mengukur penilaian risiko berdasarkan kemungkinan kejadian probability, besarnya konsekuensi consequences, dan keterlihatan risiko visibility. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan identifikasi risiko yang dibagi ke dalam 5 kategori: Kategori 1. Risiko teknik 1. Kerusakan instrument menyebabkan kinerja dari proses integrasi terganggu atau terhenti dan mengakibatkan kerugian baik waktu maupun biaya. 2. Kendala dalam mengoperasikan instrument MCP II mengakibatkan kinerja dalam proses integrasi terhambat. 3. Masalah koneksi dengan streaming current monitor menyebabkan proses integrasi menjadi terhambat karena pengukuran dan pencatatan harus dilakukan secara manual. 4. Kesalahan kalibrasi field instrument mengakibatkan kesalahan dalam pemberian dosis yang harus diberikan saat proses pengolahan air dan dapat menyebabkan kualitas air yang diharapkan tidak sesuai dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. 5. Scada Vijeo Citect tidak compatible dengan peralatan yang ada menyebabkan kerugian baik waktu penggantian ataupun biaya yang sudah dikeluarkan untuk membeli alat tersebut. 6. Dukungan purna jual suku cadangservice HC 900 tidak optimal akan mengakibatkan terjadinya penambahan biaya untuk membeli suku cadang atau service yang dilakukan. 33 7. Teknologi peralatan yang ada telah ketinggalan zaman dapat berpengaruh terhadap waktu atau proses yang cukup lama serta tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak sehingga biaya yang dikeluarkan pun tinggi. 8. Ketidakcocokan instrument yang dibeli dengan kebutuhan operasi dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya pengeluaran. 9. Kesalahan desainpenempatan peralatan dapat mengakibatkan proses integrasi tidak dapat tercapai sehingga akan terjadi keterlambatan koneksi dan menghambat proses yang akan menimbulkan kerugian baik dalam segi waktu maupun biaya. 10. Koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP. Krenceng yang tidak stabil atau terputus akan mengakibatkan proses integrasi terganggu karena informasi atau data yang dibutuhan terhambat atau tidak ada. 11. Ketidaksiapan infrastruktur penunjang di PT. KTI dapat mengakibatkan pelaksanaan proyek terhambat dan semakin lama karena adanya waktu tambahan untuk menyiapkan infrastruktur pendukung. 12. Keamanan dan validitas data yang diakuisisi berpengaruh terhadap kebenaran data yang dihasilkan yang kemudian dapat menjadi database atau pedoman dalam proses pengolahan air. 13. Kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman gangguan petir, pencurian, dll akan mengakibatkan kerugian karena terhambatnya proses pengolahan air serta perbaikan atau pembelian peralatan baru. Kategori 2. Risiko finansial. 1. Kegagalan proyek yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian yang baik dalam segi waktu untuk pelakasanaan proyek tersebut maupun biaya yang telah dikeluarkan 2. Target waktu tidak tercapai dapat mengakibatkan terjadinya pertambahan biaya dan merugikan perusahaan serta menghambat kinerja perusahaan 3. Kerusakan atau kehilangan alat atau data mengakibatkan biaya tambahan berupa perbaikan atau penggantian alat baru dan data yang rusak atau hilang mengganggu proses pengolahan air yang berdampak terhadap pemasukan perusahaan dan kerahasiaan perusahaan. 4. Keterlambatan proyek dapat mengakibatkan kerugian waktu dan biaya penundaan. 5. Adanya biaya tambahan tak terduga mengakibatkan kerugian karena terjadinya peningkatan anggaran biaya yang telah disepakati oleh stakeholders. 6. Ketepatan waktu proyek memberikan keuntungan karena proses integrasi dapat berjalan sesuai rencana. 7. Efisiensi tenaga kerja memberikan keuntungan karena jumlah shift tenaga kerja dapat dikurangi karena otomatisasi integrasi data. 8. Waktu proyek lebih cepat memberikan keuntungan. 9. Kesalahan estimasi biaya dan eskalasi model mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya atau penambahan biaya. 10. Penundaan pembiayaan berpengaruh terhadap biaya operasional dan tenaga kerja yang semakin meningkat seiring dengan waktu penundaan. 11. Keterbatasan pendanaan mengakibatkan kerugian dikarenan terjadinya penundaan proyek dan terhambatnya proses integrasi. 12. Fluktuasi nilai tukar uang berpengaruh negatif bila harga rupiah lemah dan dapat berpengaruh positif bila harga rupiah menguat dipasaran. 34 13. Inflasi dapat menyebabkan terjadinya kerugian karena adanya kenaikan harga yang secara tiba-tiba. 14. Reputasi dan status kelayakan dari vendor yang beragam berpengaruh terhadap kepercayaan antara stakeholders terkait, dimana kepercayaan tersebut berguna untuk menentukan harga yang berlaku. Kategori 3. Risiko pelaksanaan pekerjaan. 1. Keterlambatan pelaksanaan proyek mengakibatkan kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan. 2. Keterlambatan penyelesaian proyek mengakibatkan kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan. 3. Keterlambatan pengadaan instrument mengakibatkan kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan. 4. Pelaksanaan K3L belum maksimal akan mengakibatkan terjadinya kerugian karena adanya tenaga kerja yang terluka dan biaya tambahan akibat kecelakaan kerja. 5. SOP tidak terlaksana dapat mengakibatkan pelaksanaan proyek menjadi tidak terarah dan menyebabkan terjadinya kesalahan dalam proses pelaksanaan. 6. Kesalahan metode kerja dapat mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi lebih lama dari waktu yang telah disepakati. 7. Ketepatan pekerjaan dan produk desain-engineering mengakibatkan waktu pelaksanaan proyek lebih efisisen. 8. Ketepatan pengadaan instrument mengakibatkan pelaksanaan proyek berjalan sesuai rencana. 9. Ketepatan pekerjaan kontruksi jadwal dan kualitas mengakibatkan proses inregrasi berjalan sesuai rencana. 10. Tersedia tenaga ahli dan tenaga kerja sumberdaya memberikan kemudahan bagi perusahaan karena proses integrasi menjadi lebih cepat. 11. Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek. 12. Pengawas proyek yang tidak berpengalaman dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam waktu pelaksanaan proyek. 13. Tidak ada quality control terhadap peralatan menyebabkan peralatan menjadi cepat rusak. 14. Masalah jaminan, guaranty, dan warranty mengakibatkan proses jaminan, guaranty, dan warranty terhambat. 15. Kendala pengaturan pembayaran, change order, dan klaim mengakibatkan masalah bagi perusahaan karena terhambatnya proyek disebabkan kendala dalam melakukan pembayaran, change order karena ketidakcocokan instrument, serta klaim barang yang tidak sesuai. Kategori 4. Risiko implementasi lapangan. 1. Peraturan perpajakan cukai belum jelas untuk barang impor mengakibatkan tertundanya kedatangan instrument yang dibutuhkan. 2. Keamanan tidak terjaminkurang dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan alat atau data. 35 3. Tidak adanya pemeliharaanperawatan mengakibatkan umur pakai peralatan yang ada menjadi lebih singkat. 4. Operator tidak mampu mengoperasikan sistem baru dapat menimbulkan terhambatnya integrasi atau hilangnya data yang diperlukan. 5. Operator menolak menggunakan sistem baru akan menimbulkan masalah operasional. 6. Ketidakahlian operator dapat menimbulkan kerusakan alat. 7. Operator lebih mudah dalam memonitoring proses pengolahan air. 8. SOP yang tidak siap mengakibatkan pelaksaan proyek pun tidak siap. 9. Training operator yang tidak direncanakan dapat mengganggu proses integrasi. Kategori 5. Risiko lingkungan. 1. Kepuasan pengguna layanan air. 2. Kesenjangan komunikasi antara stakeholders terkait mengakibatkan adanya kesalahpahaman yang dapat mengakibatkan kepercayaan diantara stakeholders terkait hilang. 3. Pengurangan jumlah karyawan shift dapat menyebabkan terjadinya efisiensi biaya. 4. Efisiensi tenaga kerja penyusutan tenaga kerja berpengaruh terhadap pengoptimalan pembagian tugas dan jam kerja karyawan. 5. Kesenjangan keahlian antara operator lama dan operator baru dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan iri diantara para operator sehingga kinerja karyawan menjadi menurun. 6. Fiksasi kebutuhan dan pemesanan operating supply bahan kepada supplier perlu dilakukan untuk menyukseskan proyek dan penyelesaian proyek tepat waktu.

5.5 Analisis Risiko