2.4.2 Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada tipe hutan yang akan diteliti, yakni hutan alam. Penelitian ini mengambil 5 jalur setelah survey lokasi dan
pembuatan peta setelah melakukan tracking dengan menggunakan GPS. Menurut Direktorat Perencanaan 1997 dalam Soerianegara dan Indrawan 1998, untuk suatu
kelompok hutan minimal ada 5 jalur dengan jarak antara 1 ─ 5 km yang disesuaikan dengan keadaan lapangan. Penentuan unit contoh pertama jalur
pertama dilakukan secara acak yang kemudian dilanjutkan dengan penentuan jalur secara berurutan systematic sampling with random start
2.4.3 Analisis Vegetasi
Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis vegetasi. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk struktur vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi berupa kombinasi antara jalur dan garis berpetak sehingga
pengukuran pohon dilakukan dengan metode jalur dengan lebar 20 meter, sedangkan tingkat permudaan tiang, pancang, semai diukur dengan metode garis
berpetak Indriyanto 2008. Secara rinci ukuran petak-petak contoh tersebut adalah :
a. Ukuran 2 m x 2 m digunakan untuk merisalah tingkat permudaan semai dan
tumbuhan bawah. Data yang dikumpulkan berupa jumlah individu. b.
Ukuran 5 m x 5 m digunakan untuk merisalah tingkat permudaan pancang dengan data yang dikumpulkan berupa jumlah individu.
c. Ukuran 10 m x 10 m digunakan untuk merisalah tingkat tiang dengan data
yang dikumpulkan berupa jumlah individu, diameter dan tinggi tiang. d.
Ukuran 20 m x 20 m digunakan untuk merisalah tingkat pohon dengan data yang dikumpulkan berupa jumlah individu, diameter dan tinggi pohon.
Gambar 2 menunjukkan desain petak contoh yang digunakan dalam penelitian.
10x10 meter 5x5 meter
Arah transek
2x2 meter
20x20 meter
Gambar 2 Desain petak contoh analisis vegetasi
2.5 Analisis Data
Data hasil analisis vegetasi yang didapat di lapangan dianalisis dengan menggunakan indeks-indeks sebagai berikut:
2.5.1 Indeks Nilai Penting INP
Indeks Nilai Penting INP digunakan untuk menganalisis dominansi penguasaan suatu jenis dalam komunitas tertentu dengan cara menjumlahkan
nilai kerapatan relatif KR, frekuensi relatif FR dan dominansi relatif DR dari suatu jenis tersebut Curtis 1959 dalam Mueller-Dombois dan Ellenberg 1974
dengan rumus:
INP tingkat pancang dan semai = KR + FR INP tingkat pohon dan tiang = KR + FR + DR
Misra 1980 menjelaskan lebih lanjut mengenai cara menghitung berbagai
besaran untuk menghitung INP sebagai berikut : Kerapatan K
=
Kerapatan Relatif KR = X 100
Frekuensi F =
Frekuensi FR =
X 100
Dominansi D =
Dominansi Relatif DR = X 100
2.5.2 Indeks Dominansi Jenis C
Indeks Dominansi Jenis bertujuan untuk mengetahui pemusatan atau penguasaan suatu jenis pada suatu komunitas yang menggunakan rumus
matematis Simpson 1949 dalam Misra 1980 sebagai berikut:
Keterangan: C = Indeks Dominansi Jenis
ni = Kerapatan ke-i N = Total Kerapatan
Nilai Indeks Dominansi Jenis berkisar antara 0 ≤ C ≤ 1. Bila suatu tegakan
hanya dikuasai oleh satu jenis saja maka nilai C akan mendekati 1, dengan kata lain telah terjadi pengelompokanpemusatan suatu jenis tumbuhan. Sebaliknya,
apabila nilai C mendekati nilai 0, maka tidak terjadi pemusatan jenis dimana terdapat beberapa jenis mendominasi secara bersama-sama.
2.5.3 Indeks Keanekaragaman Jenis H’
Analisis Indeks Keanekaragaman Jenis H‟ dihitung menggunakan rumus
keanekaragaman jenis Shannon Magurran 1988 sebagai berikut:
Jumlah individu suatu jenis N Luas petak contoh ha
Kerapatan suatu jenis Kerapatan seluruh jenis
Jumlah plot ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh plot
Frekuensi suatu jenis Frekuensi seluruh jenis
Jumlah bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh ha
Dominansi suatu jenis Dominansi seluruh jenis