H‟= −Σ
i
ln Keterangan :
H „= Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon Pi =
ni = nilai kerapatan jenis ke-i N = Total kerapatan
Ada  tiga  kriteria  dalam  analisis  indeks  keanekaragaman  jenis  yaitu  jika nilai  H‟    2,  maka  termasuk  kedalam  kategori  rendah,  nilai  2    H‟  3,  maka
termasuk  kedalam  kategori  sedang  dan  akan  dimasukkan  kedalam  kategori  baik bila H‟  3 Magurran
1988.
2.5.4 Indeks Kemerataan Jenis E
Indeks Kemerataan Jenis E menunjukkan tingkat kemerataan
individu per jenis.  Jika  nilai  E  semakin  mendekati  1,  maka  nilai  kemerataannya  semakin  tinggi.
Nilai E Pielou 1975 dalam Magurran 1988 dihitung menggunakan rumus matematis sebagai berikut:
E =
Keterangan: E   = Indeks Kemerataan Jenis
H‟  = Indeks Keanekaragaman Jenis S   = Jumlah seluruh jenis
Menurut Magurran 1988 besaran E  0.3 menunjukkan kemerataan jenis yang  rendah,  0.3    E    0.6  menunjukkan  tingkat  kemerataan  jenis  yang  sedang
dan E  0.6 menunjukkan tingkat kemerataan jenis yang tergolong tinggi.
2.5.5
Indeks
Kesamaan Komunitas IS
Indeks  Kesamaan  Komunitas  digunakan  untuk  mengetahui  tingkat kesamaan  komunitas  tumbuhan  dari  dua  tegakan  yang  dibandingkan  pada  setiap
tingkat  pertumbuhan.  Nilai  IS  dapat  dihitung  dengan  rumus  sebagai  berikut Mueller-Dombois dan Ellenberg 1974:
IS = x 100
Keterangan: IS = Indeks Kesamaan Komunitas
A = Jumlah INP pada komunitas A B = Jumlah INP pada komunitas B
w  =  INP  yang  sama  atau  nilai  yang  terendah  dari  jenis-jenis  yang
terdapat dalam dua komunitas yang dibandingkan Nilai  IS  berkisar  antara  0
– 100 dimana semakin tinggi nilai  IS, maka komposisi jenis semakin sama.
2.5.6 Indeks Kekayaan Jenis R
Indeks  Kekayaan  Jenis  dihitung  menggunakan  rumus  Margallef  Clifford dan Stephenson 1975 dalam Magurran 1988 dengan perhitungan sebagai berikut:
R = Keterangan:
R = Indeks Kekayaan Jenis S = Jumlah jenis yang ditemukan
N = Jumlah total individu
Magurran 1988 menjelaskan bahwa nilai R  3.5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, nilai 3.5  R  5.0 menunjukkan kekayaan jenis yang
tergolong sedang dan R  5.0 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong tinggi.
2.5.7 Struktur Tegakan
Struktur  tegakan  adalah  distribusi  jenis  dan  ukuran  pohon  dalam  tegakan atau  hutan  yang  menggambarkan  komposisi  jenis,  distribusi  diameter,  distribusi
tinggi dan kelas tajuk Oliver dan Larson 1996 dalam Boreel 2009 . Struktur  tegakan  terdiri  dari  struktur  vertikal  stratifikasi  tajuk  dan
struktur horizontal. a.
Stratifikasi tajuk Stratifikasi  bertujuan  untuk  mengetahui  dimensi  bentuk  atau  struktur
vertikal  suatu  vegetasi  dari  hutan  yang  dikaji.  Adapun  cara  untuk mengetahui struktur vertikal hutan, setiap individu pohon yang dijumpai di
dalam  petak  ukur  dikelompokkan  berdasarkan  kelas  tinggi  atau  lapisan stratum.  Menurut  Soerianegara  dan  Indrawan  1998,  lapisan  stratum
terdiri dari stratum A  30 meter, stratum B 20
− 30 meter, stratum C 4
−  20  meter,  stratum  D  1  −  4  meter  dan  stratum  E  0  −  1  meter dimana  stratum  A,  stratum  B  dan  stratum  C  menunjukkan  stratifikasi
tingkat  pertumbuhan  pohon,  sedangkan  stratum  D  dan  stratum  E menunjukkan  stratifikasi  tumbuhan  penutup  tanah  ground  cover,  semak
dan perdu.
b. Struktur horizontal
Struktur horizontal untuk mengetahui penyebaran diameter pohon di hutan struktur  horizontal,  maka  setiap  individu  yang  dijumpai  di  dalam  petak
ukur  dikelompokkan  berdasarkan  kelas  diameter  Onrizal  et  al.  2005 dengan kerapatannya dan berdasarkan pola penyebaran individu jenis yang
ada dalam suatu wilayah. Pola penyebaran individu jenis di suatu wilayah pada  tingkat  pertumbuhan  semai,  pancang,  tiang  dan  pohon  digunakan
perhitungan  Variance  to  Mean  Ratio  Krebs  1978  dalam  Irwan  2009 dengan perhitungan matematis sebagai berikut:
Mean M = Variance V =
Keterangan: xi = Jumlah individu suatu jenis
n  = Jumlah petak contoh