Key Player Strategi Tata Kelola Pengembangan Ekowisata Di Taman Wisata Alam Kawah Ijen Provinsi Jawa Timur

28

a. Key Player

Key player merupakan pemangku kepentingan yang aktif karena mereka mempunyai kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap pengembangan suatu kegiatan. Stakeholders yang dikategorikan dalam kelompok key player di TWAKI ialah BBKSDA Jatim, Disbudpar Kabupaten Banyuwangi, dan Disparporahub Kabupaten Bondowoso. Key player pertama adalah BBKSDA Jatim karena merupakan pengelola utama di TWA Kawah Ijen. TWAKI yang secara administrasi terletak di 2 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, sehingga masing-masing kabupaten memiliki program pengembangan TWAKI sebagai destinasi wisata utama. Pemerintah Kabupaten tidak memiliki kewenangan dalam pengelolaan kawasan TWAKI, akan tetapi pemerintah hanya memfasilitasi pelaksanaan pengembangan pariwisata pendukung di luar kawasan CATWA Kawah Ijen yang berbasis masyarakat, serta dalam promosi dan pemasaran karena diharapkan dapat mengambil manfaat berupa multiplier effect, artinya dampak dari pengembangan pariwisata dapat berimbas ke berbagai sektor seperti perdagangan, industri kerajinan, pertanian agrowisata dan kesejahteraan masyarakat di sekitar obyek wisata akan meningkat. Peningkatan sektor pariwisata juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah PAD melalui pajak daerah dan retribusi, karena PAD lebih banyak dihasilkan dari sektor pariwisata seperti pajak hotel, restoran, hiburan dan reklame. Pemberian kewenangan monitoring dan evaluasi pengembangan ekowisata kepada pemerintah kabupatenkota pada dasarnya meringankan beban tugas dan tanggungjawab pemerintah pusat. Meskipun pemerintah daerah hanya mendapatkan sedikit porsi kewenangan dalam implementasi kebijakan ekowisata, namun keterlibatan pemerintah daerah dalam implementasi kebijakan tersebut cukup besar jika dilihat dari pengaruh dan kepentingannya. Walaupun sama-sama statusnya sebagai pemerintah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso relatif lebih lemah dibandingkan pemerintah pusat yang memiliki wewenang untuk mengelola TWAKI. Sebaliknya, pemerintah kabupaten cenderung menganggap lebih berhak secara administratif atas pembangunan sosial ekonomi regional karena kawasan TWAKI berada dalam batas administrasi pemerintah kabupaten.

b. Subject