Responsiveness Pembentukan Forum Kolaborasi Pengembangan Ekowisata TWAKI

Pasal 37 Ayat 1 Sumber pembiayaan Badan Promosi Pariwisata Daerah berasal dari: a. Pemangku kepentingan; dan b. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat 3 Pengelolaan dana yang bersumber dari non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah wajib diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan kepada masyarakat.

4. Responsiveness

Peraturan Keterangan UU no 10 tahun 2009 Pasal 61 Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan peluang pendanaan bagi usaha mikro dan kecil di bidang kepariwisataan. PP no 28 tahun 2011 Pasal 49 Ayat 1 Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupatenkota harus memberdayakan masyarakat di sekitar KSA dan KPA dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Ayat 2 Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi pengembangan kapasitas masyarakat dan pemberian akses pemanfaatan KSA dan KPA. Ayat 3 Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan melalui: a. pengembangan desa konservasi; b. pemberian izin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok pemanfaatan, izin pemanfaatan tradisional, serta izin pengusahaan jasa wisata alam; c. fasilitasi kemitraan pemegang izin pemanfaatan hutandengan masyarakat. Ayat 4 Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b diterbitkan oleh kepala unit pengelola sesuai dengan rencana pengelolaan. Ayat 5 Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 4 bukan merupakan hak kepemilikan atas KSA dan KPA dan dilarang memindahtangankan atau mengagunkan izin. Ayat 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan ayat 5 diatur dengan peraturan Menteri. Permendagri no 33 tahun 2009 Pasal 20 Ayat 1 Pengembangan ekowisata wajib memberdayakan masyarakat setempat. Ayat 2 Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dimulai dari perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata. Pasal 21 Ayat 1 Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diselenggarakan melalui kegiatan peningkatan pendidikan dan keterampilan masyarakat. Ayat 2 Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melibatkan warga masyarakat, lembaga kemasyarakatan, Badan Permusyawaratan Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Rancangan Perda Kabupaten Bondowoso tentang RIPPDA Pasal 28 Arah kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan meliputi: a. pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat melalui pembangunan kepariwisataan; b. optimalisasi pengarusutamaan gender melalui pembangunan kepariwisataan; c. peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui pengembangan usaha produktif di bidang pariwisata; d. pengembangan regulasi insentif untuk mendorong perkembangan usaha ekonomi masyarakat lokal menurut peraturan perundang-undangan; e. penguatan kemitraan rantai nilai antar usaha di bidang kepariwiataan; f. perluasan akses pasar terhadap produk dan usaha masyarakat lokal; g. peningkatan akses dan dukungan permdalan dalam upaya mengembangkan usaha masyarakat; h. Peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku kepentingan terkait dalam mewujudkan sapta pesana untuk menciptakan iklim kondusif kepariwisataan setempat; dan i. peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mencintai bangsa dan tanah air melalui perjalanan wisata nusantara.

5. Consensus orientation