Pengujian Koefisien Korelasi dengan Uji Z

3.4.2 Pengujian Koefisien Korelasi dengan Uji Z

Fisher Suatu uji untuk menyatakan kapan nilai r berada c ukup jauh dari nilai ρ adalah melalui pengujian koefisien korelasi dengan uji Z Fisher Walpole 1993. Dalam uji Z Fisher ini, dilakukan transformasi nilai- nilai r dan ρ kedalam Z Fisher . Pengujian koefisien korelasi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa nilai kofisien korelasi yang telah didapat dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah peubah bebas yang digunakan hanya diameter saja atau tidak dalam penyusunan persamaan tabel volume. Dalam penyusunan tabel volume lokal, Sutarahardja 2008 mensyaratkan bahw a nilai ρ harus lebih besar dari 0,7 atau ρ  0,7 yang berarti pada nilai ρ  0,7 maka hubungan antara tinggi pohon dengan diameter pohon dianggap cukup kuat. Tahap pengujian koefisien korelasi bersyarat dengan menggunakan transformasi Z Fisher tersebut adalah dengan prosedur sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis pengujian koefisien korelasi, yaitu: H : ρ = 0,7071 H 1 : ρ  0,7071 b. Menghitung nilai transformasi Z Fisher dari nilai koefisien korelasi populasi ρ dan koefisien korelasi contoh r: Z ρ = 0,5 ln{ 1 + ρ 1 – ρ } dan Zr = 0,5 ln{ 1 + r 1 – r } c. Menentukan pendekatan simpangan baku dari hasil transformasi Z Fisher : σ Zr = 1 √n-3 Dimana: n = jumlah data d. Kriterium uji dalam pengujian transformasi Z Fisher adalah: Z hitung = Zr – Zρ σ Zr Dimana: Z = Sebaran normal Z σ Zr = Pendekatan simpangan baku transformasi Z Fisher e. Kaidah keputusannya adalah sebagai berikut: Jika Z hitung ≤ Z tabel pada tingkat nyata tertentu misalnya pada taraf nyata 5 atau 1, maka H diterima artinya hubungan antara tinggi pohon dengan diameter pohon kurang erat dalam batas yang telah disyaratkan tersebut di atas. Keputusan ini menandakan bahwa tabel volume yang disusun merupakan tabel volume standar karena harus menyertakan peubah lain selain diameter seperti tinggi pohon atau peubah lainnya. Jika Z hitung  Z tabel pada tingkat nyata tertentu, maka H ditolak artinya bahwa hubungan antara tinggi pohon dengan diameter pohon adalah erat. Keputusan ini menandakan bahwa tabel volume yang disusun merupakan tabel volume lokal karena cukup dengan menggunakan satu peubah saja, yaitu diameter pohon.

3.4.3 Penyusunan Model Persamaan Regresi

Dokumen yang terkait

Analisis komposisi jenis dan struktur tegakan di hutan bekas tebangan dan hutan primer di areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

0 14 110

Peningkatan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pekerjaaan Kehutanan (Studi Kasus: IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah).

0 49 105

Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan Di Iuphhk – Ha (Studi Kasus Di Iuphhk – Ha Pt.Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah )

1 18 96

Penyusunan Tabel Volume Pohon dalam Rangka Pelaksanaan IHMB Di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur

3 40 212

Pengelompokan Jenis dalam Penyusunan Tabel Volume Lokal di IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua.

0 14 108

Penyusunan Tabel Volume Lokal Kelompok Jenis Dipterocarpaceae (Anisoptera spp. dan Vatica spp. ) di Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua

1 18 95

Penyusunan model penduga volume pohon jenis Keruing (Dipterocarpus sp.) di IUPHHK-HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Sumatera Barat

0 4 129

Penyusunan Tabel Volume Lokal Jenis Nyatoh (Palaquium spp.) di IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua.

1 32 96

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

0 3 42