diameter pohon kurang erat dalam batas yang telah disyaratkan tersebut di atas. Keputusan ini menandakan bahwa tabel volume yang disusun merupakan tabel
volume standar karena harus menyertakan peubah lain selain diameter seperti tinggi pohon atau peubah lainnya. Jika Z
hitung
Z
tabel
pada tingkat nyata tertentu, maka H
ditolak artinya bahwa hubungan antara tinggi pohon dengan diameter pohon adalah erat. Keputusan ini menandakan bahwa tabel volume yang disusun
merupakan tabel volume lokal karena cukup dengan menggunakan satu peubah saja, yaitu diameter pohon.
3.4.3 Penyusunan Model Persamaan Regresi
Jumlah pohon contoh yang digunakan dalam penyusunan model regresi sebanyak 66 pohon atau 23 dari total pohon contoh. Untuk mempermudah dalam
pemilihan model regresi, data pohon contoh ditampilkan ke dalam diagram pencar scatterplot. Dari tebaran data tersebut dapat dilihat pola penyebaran datanya,
apakah berbentuk pola linear atau pola non linear, sehingga dapat mempermudah dalam pemilihan model pendekatannya.
Beberapa model persamaan regresi yang akan dipergunakan dan dicoba dalam penyusunan tabel volume lokal ini, antara lain:
a. V = a Dbh
b
model Berkhout b. V = a + b Dbh²
model Kopezky-Gehrhardt c. V= a + b Dbh + c Dbh²
model Hohenadl-Krenn Keterangan:
V = volume pohon m
3
Dbh = Diameter setinggi dada cm
a, b, c, dan d adalah tetapan parametrik
3.4.4 Pemilihan Model Terbaik
Dari model persaman regresi yang digunakan, kemudian dilakukan pemilihan model penduga volume dengan uji keberartian model. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui ketepatan dari sebuah model sehingga hasil dugaannya dapat dipercaya. Untuk mendapatkan model persamaan penduga
volume yang terbaik, dilakukan dengan membandingkan kriteria-kriteria pengujian yang digunakan dalam uji keberartian model. Kriteria tersebut antara
lain:
a. Koefisien determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
adalah suatu ukuran besarnya keragaman amatan Y disekitar rataannya yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi. Nilai R
2
menggambarkan tingkat ketelitian dan keeratan peubah bebas dengan peubah tidak bebasnya. Koefisien determinasi ini dinyatakan dengan rumus:
2
100 JKR
R x
JKT
Keterangan:
2
R = Koefisien determinasi
JKR
= Jumlah Kuadrat regresi
JKT
= Jumlah kuadrat total b. Simpangan baku s
Nilai simpangan baku yang semakin kecil menunjukkan bahwa nilai dugaannya semakin teliti. Nilai simpangan baku ditentukan dengan rumus:
2
JKsisa s
s n
p
Keterangan: s
= Simpangan baku
n p
= Derajat bebas sisa
JKsisa
= Jumlah kuadrat sisa c. Analisis Keragaman ANOVA
Persamaan-persamaan regresi yang telah digunakan kemudian dilakukan pengujian dengan analisis keragaman analysis of variance untuk melihat
signifikan atau adanya ketergantungan peubah-peubah yang menyusun regresi tersebut Tabel 1.
Tabel 1 Analisis keragaman pengujian regresi ANOVA
Sumber keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat JK
Kuadrat tengah KT
F
hitung
F
tabel
Regresi k = p-1
JKR KTR=JKRk KTRKTS
Sisaan
n-k-1 JKS
KTS=JKSn-k-1
Total n-1
JKT
Keterangan: p = banyaknya parameter model regresi
n = banyaknya pohon contoh dalam penyusunan regresi tersebut. Dalam analisa tersebut hipotesis yang diuji adalah:
H : β = 0 lawan H
1
: β ≠ 0 Dengan kaidah keputusannya:
F hitung F tabel maka tolak H F hitung
≤ F tabel maka terima H Jika H
1
yang diterima tolak H , maka regresi tersebut nyata, artinya ada
keterkaitan antara peubah bebas diameter pohon dengan peubah tidak bebasnya volume pohon. Sehingga setiap ada perubahan pada peubah bebasnya akan
terjadi perubahan pada peubah tidak bebasnya. Jika H yang diterima tolak H
1
, maka regresi tersebut tidak nyata, artinya persamaan regresi tidak dapat digunakan
untuk menduga volume pohon berdasarkan peubah bebasnya.
3.4.5 Validasi Model