komoditas unggulan di Kabupaten Ciamis dari hasil analisis yang dilakukan pada Tabel Input-Output.
Hasil identifikasi komoditas unggulan menggunakan analisis input-output ini, sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah dalam hal ini dinasinstansi
terkait seperti komoditas padi yang menjadi komoditas unggulan bidang pertanian tanaman pangan menjadi fokus pengembangan bagi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kabupaten Ciamis. Meskipun peringkat pada indeks komposit untuk komoditas padi berada pada peringkat 1, namun dari hasil analisis multiplier
menggambarkan bahwa komoditas padi kecil memberikan dampak multiplier. Hal ini karena komoditas padi merupakan komoditas yang menjadi bahan pokok bagi
masyarakat sehingga campur tangan pemerintah dalam mengendalikan komoditas ini sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka komoditas padi ini lebih
dikategorikan pada komoditas strategis. Kemudian komoditas ayam ras pedaging dan sapi juga menjadi ungulan dan
fokus perhatian Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. Terlebih untuk pengembangan sapi yang diarahkan pada sapi potongpedaging dengan adanya
program swasembada daging sapi tahun 2014 dari Kementrian Pertanian. Hasil paduserasi dengan pemangku kepentingan pembangunan di
Kabupaten Ciamis dihasilkan tiga komoditas yang menjadi unggulan dari hasil analisis ini juga menjadi unggulan daerah yaitu komoditas padi, komoditas ayam
ras pedaging dan komoditas sapi yang diarahkan pada sapi potong. Namun mengingat bahwa komoditas padi merupakan komoditas yang strategis dimana
merupakan komoditas yang memenuhi hajar hidup orang banyak dan tersebar di wilayah Kabupaten Ciamis sehingga untuk padi lebih diarahkan pada komoditas
strategis. Tiga komoditas lain yaitu peternakan lainnya, komoditas ikan darat dan
hasil perairan darat lainnya dan komoditas kelapa. Salah satu kriteria komoditas unggulan menurut Daryanto dan Hafizrianda 2010 adalah dapat bertahan dalam
jangka panjang tertentu, mulai dari fase kelahiran, fase pertumbuhan hingga fase kejenuhan atau penurunan. Jika komoditas unggulan yang satu memasuki tahap
kejenuhan atau penurunan maka komoditas unggulan lainnya harus mampu menggantikannya. Tiga komoditas lain selain komoditas unggulan pertanian
terpilih merupakan stok bagi Kabupaten Ciamis untuk dikembangkan di masa mendatang dengan mempertimbangkan kemampuan daerah.
Tiga komoditas unggulan pertanian terpilih dari hasil paduserasi tersebut, selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh baik dari sisi internal maupun eksternal untuk menyusun strategi pengembangannya.
Hasil paduserasi dengan pihak pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Ciamis yang juga merupakan hasil analisis, selanjutnya
direkomendasikan menjadi arahan kebijakan pengembangan komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Ciamis, baik itu komoditas strategis maupun komoditas
unggulan lainnya. Arahan kebijakan pengembangan komoditas unggulan pertanian bagi Kabupaten Ciamis yaitu:
1. Pengembangan Komoditas Padi
2. Pengembangan Komoditas Ayam Ras Pedaging
3. Pengembangan Komoditas Sapi
Dari arahan kebijakan tersebut, lebih lanjut disusun strategi
pengembanganannya untuk memberikan gambaran arah kebijakannya yaitu dengan menggunakan analisis A-WOT untuk masing-masing komoditas.
5.3. Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian Terpilih di
Kabupaten Ciamis
Strategi pengembangan komoditas unggulan pertanian terpilih hasil analisis dari Tabel Input-Output difokuskan pada tiga komoditas yaitu padi, ayam ras
pedaging dan sapi. Penyusunan strategi pengembangan untuk ketiga komoditas tersebut dilakukan dengan melihat hasil analisis I-O dan penggalian informasi
pada pihak terkait yaitu BAPPEDA, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis untuk menggali informasi yang diperlukan dalam
analisis A-WOT. Adapun strategi pengembangan masing-masing komoditas tersebut diuraikan sebagai berikut:
5.3.1. Strategi Pengembangan Padi
a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Strategi pengembangan komoditas padi di Kabupaten Ciamis dalam penyusunannya, diawali dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
baik faktor internal maupun faktor eksternal. Identifikasi faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penggalian informasi kepada pihak yang memahami
permasalahan padi di Kabupaten Ciamis. Kemudian hasil identifikasi informasi tersebut diberikan bobot dengan menggunakan bobot skala perbandingan Saaty.
Adapun hasil identifikasi setiap faktor baik internal maupun eksternal dan pembobotannya selengkapnya disajikan pada Tabel 31.
Tabel 31. Bobot Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pengembangan Padi
Unsur Bobot
AHP Kekuatan
Strength
1 Adanya lembaga Dinas Pertanian Tanaman Pangan serta UPTD Pengembangan Pertanian, UPTD Pembenihan dan UPTD
Pemasaran Hasil Pertanian. 0.17
2 Lahan sawah seluas 51.689 ha dan lahan kering 192.926 ha dengan lokasi tersebar di wilayah Kabupaten Ciamis.
0.52 3 Adanya program P2BN Peningkatan Produksi Beras Nasional.
0.09 4 Adanya organisasi kelembagaan petani KTNA, koperasi petani,
asosiasi petani, dan kelompok tani. 0.22
Kelemahan Weaknesses
1 Kualitas dan kuantitas petugas pertanian tanaman pangan belum memadai.
0.09 2 Terbatasnya sarana dan prasarana poduksi.
0.18 3 Sering terjadi kelangkaan pupuk dan harga yang cukup mahal.
0.25 4 Komoditas padi kurang memberikan nilai tambah bagi petani
0.48
Peluang Opportunities
1 Meningkatnya laju kebutuhan beras seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
0.40 2 Tersedianya teknologi budi daya dan pengolahan padi.
0.09 3 Meningkatnya minat konsumen terhadap beras organik.
0.26 4 Pemasaran hasil semakin terbuka.
0.15 5 Angkatan kerja yang semakin banyak.
0.06
Ancaman Threats
1 Menurunnya minat generasi muda dalam hal budidaya padi dan pertanian lainnya.
0.10 2 Fenomena musim yang sulit diprediksi.
0.27
3 Merosotnya kualitas sumber daya lahan akibat pola budi daya yang tidak ramah lingkungan.
0.08 4 Adanya serangan hama padi yang bersifat masal.
0.50 5 Adanya alih fungsi lahan sawah untuk bangunan dan peruntukkan
lainnya. 0.05
Hasil pembobotan dengan metode AHP menunjukkan bahwa untuk pengembangan komoditas padi di Kabupaten Ciamis dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal kekuatan yang dominan mempengaruhi adalah luas lahan, baik itu sawah maupun lahan kering yang ada di Kabupaten
Ciamis yang memiliki luas lebih dari 30 persen dari luas wilayah Kabupaten Ciamis yang didukung dengan produktivitas rata-rata 6.3 ton per hektar Distan
Pangan Ciamis, 2011, kemudian adanya organisasi kelembagaan petani KTNA, koperasi petani, asosiasi petani, kelompok tani yang telah ada dan mendapat
dukungan dari pemerintah daerah. Faktor internal berupa kelemahan yang masih ada di Kabupaten Ciamis adalah komoditas kurang memberikan nilai tambah bagi
petani dan masih sering terjadi kelangkaan pupuk dan harga yang cukup mahal
.
Faktor eksternal peluang yang ada yaitu meningkatnya laju kebutuhan beras seiring dengan laju pertumbuhan penduduk baik di Kabupaten Ciamis sendiri
maupun di luar wilayah Ciamis, meningkatnya minat konsumen terhadap beras organik. Faktor ancaman yang ada adalah adanya serangan hama padi yang
bersifat masal dan musim yang sulit diprediksi.
b. Analisis Keterkaitan Antar Faktor
Berdasarkan hasil pembobotan masing-masing faktor, selanjutnya disusun matriks SWOT untuk melihat keterkaitan masing-masing faktor dan
merumuskannya menjadi strategi pengembangan komoditas padi Tabel 32. Tabel 32. Matriks SWOT Pengembangan Padi
Faktor Ekternal
1. Meningkatnya laju
kebutuhan beras seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk.
Peluang
2. Tersedianya teknologi budi
daya dan pengolahan padi. 3.
Meningkatnya minat konsumen terhadap beras
organik. 4.
Pasar semakin terbuka 1.
Menurunnya minat generasi muda dalam hal budi daya
padi dan pertanian lainnya.
Ancaman
2. Fenomena musim yang sulit
diprediksi. 3.
Merosotnya kualitas sumber daya lahan akibat pola budi
daya yang tidak ramah lingkungan.
4. Adanya serangan hama padi