Kerangka Pemikiran Penelitian PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perencanaan Pembangunan Wilayah Berbasis Sektor Unggulan

Pada perencanaan ekonomi regional, para pelaksana dan pengambil keputusan menghadapi tantangan bagaimana caranya agar perekonomian wilayah tersebut dapat mencapai keadaan yang lebih baik di masa mendatang dibandingkan dengan keadaan sekarang. Pada daerah yang belum berkembang, Hirschman dalam Todaro and Smith 1989, mengemukakan bahwa pembangunan tidak seimbang unbalance growth adalah model pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Alasan yang mendasari model ini adalah: 1. Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang. 2. Untuk mempertinggi efisiensi penggunaan sumberdaya yang tersedia. 3. Pembangunan tidak seimbang akan menimbulkan kemacetan bottleneck atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya. Lebih lanjut Hirschman mengatakan bahwa proses pembangunan yang terjadi antara dua periode tertentu akan tampak bahwa berbagai sektor kegiatan ekonomi mengalami perkembangan dengan laju berbeda, yang berarti pula pembangunan berjalan dengan tidak seimbang. Perkembangan sektor unggulan leading sector akan merangsang perkembangan sektor lainnya. Pembangunan tidak seimbang ini juga dianggap lebih sesuai untuk dilaksanakan di negara atau daerah berkembang karena daerah-daerah tersebut pada umumnya juga menghadapi masalah kekurangan sumberdaya. Untuk mengetahui prioritas pembangunan sektoral yang mengarah pada sektor unggulan, maka perlu diketahui dampak antar sektor dalam perekonomian. Dampak keterkaitan antar sektor akan memberikan gambaran jelas mengenai sektor-sektor yang mempunyai peranan besar, baik bagi sektornya sendiri maupun sektor lainnya sebagaimana yang dikemukakan Miyarto 1993 dalam Miradini 2010. Dengan demikian kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan perekonomian wilayah akan lebih diprioritaskan pada sektor tersebut. Salah satu pendekatan sektoral yang sekaligus dapat melihat keterkaitan antara satu sektor perekonomian dengan sektor lainnya dan sebaliknya, dikenal dengan analisis input-output, atau analisis masukan-keluaran.

2.2. Tabel Input-Output

Tabel input-output I-O dan analisisnya pertama kali dikembangkan oleh Professor Wassily Leontief pada akhir dekade 1930-an BPS 2008. Pengembangan model inilah yang membawa Leontief memenangkan hadiah nobel untuk ilmu ekonomi pada tahun 1973. Tabel I-O Indonesia yang disusun oleh BPS untuk pertama kalinya dilakukan untuk penyusunan Tabel I-O tahun 1971. Penyusunan tersebut dilakukan hasil kerjasama antara Bank Indonesia dengan Institute of Developing Economies IDE Jepang dengan menggunakan metode langsung survey method. Sejak itulah, selanjutnya BPS menyusun Tabel I-O yang sama secara berkala setiap lima tahun sekali dan yang terakhir adalah Tabel I-O Indonesia tahun 2005. Sementara itu, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Ciamis menyusun Tabel I-O yang pertama pada tahun 1998 dengan 9 x 9 sektor yang kemudian pada tahun 2008 kembali menyusun Tabel I-O yang telah berkembang menjadi 45 x 45 sektor. Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik berbentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi sektor dalam suatu wilayah pada suatu periode tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan besarnya output suatu sektor ekonomi yang dialokasikan ke sektor-sektor lainnya dalam rangka memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel I-O dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai: 1. Struktur perekonomian nasionalregional yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing sektor. 2. Struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor- sektor produksi. 3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri Kabupaten Ciamis maupun barang-barang yang berasal dari impor negaraprovinsikabupaten lain. 4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor- sektor produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor keluar dari Kabupaten Ciamis. Dalam suatu model input-output yang bersifat terbuka dan statis, transaksi- transaksi yang digunakan dalam penyusunan Tabel I-O harus memenuhi tiga asumsi dasar. Menurut BPS 2008 asumsi-asumsi dasar yang diperlukan dalam menggunakan model input-output adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Homogenitas: aktifitas-aktifitas ekonomi yang dikategorikan ke dalam suatu sektor tertentu diasumsikan memiliki karakteristik sistem produksi yang homogen yakni struktur input dan output yang homogen dan tidak ada substitusi input antar aktifitas yang satu dengan aktifitas lainnya. 2. Prinsip LinieritasProporsionalitas: proporsi input-input suatu sektor bersifat tetap, tidak bergantung pada skala produksioutput constant return to scale. 3. Prinsip Aditivitas: kinerja sistem produksi suatu sektor ditentukan oleh kinerja sistem produksi sektor-sektor lainnya, namun pengaruh dari masing-masing sektor tersebut bersifat sendiri-sendiri tidak bersifat interaktif. 4. Prinsip Instantenius instanteneous: prediksi dalam Tabel I-O merupakan prediksi dalam skala sesaat sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan pada permintaan akhir. Bila skala permintaan akhir adalah 1 atau 5 tahun maka hasil simulasinya juga dalam pengertian 1 atau 5 tahun. Asumsi ini lebih teknis operasional, sedangkan tiga asumsi lainnya lebih bersifat teoritis. Asumsi-asumsi tersebut mengakibatkan Tabel I-O memiliki keterbatasan, antara lain karena rasio input-output tetap konstan sepanjang periode analisis, produsen tidak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan input-nya atau mengubah produksi. Hubungan yang tetap dari Tabel I-O ini menunjukkan bahwa apabila input suatu sektor dilipatgandakan maka output-nya juga akan bertambah dua kali. Asumsi semacam ini menolak adanya pengaruh perubahan teknologi maupun produktivitas yang berarti perubahan kuantitas dan harga output. Walaupun