Analisis Keterkaitan Antar Faktor

10. Membentuk pola pikir petani dari subsisten ke produktif. Rumusan strategi pengembangan komoditas padi hasil analisis keterkaitan pada matriks SWOT, selanjutnya dihitung bobot keterkaitannya dari pembobotan hasil analisis AHP. Jumlah bobot tersebut selanjutnya ditentukan ranking dari tertinggi sampai terrendah. Hasil ranking tersebut menentukan strategi prioritas pengembangannya komoditas padi di Kabupaten Ciamis Tabel 33.

c. Penentuan Prioritas Strategi Pengembangan Padi

Penentuan prioritas strategi pengembangan komoditas padi di Kabupaten Ciamis dirumuskan dengan memadukan keterkaitan antar faktor pada matriks SWOT yang kemudian dihitung jumlah bobot keterkaitan pada setiap strategi tersebut, kemudian ditentukan ranking tertinggi dari masing-masing strategi yang dapat dijadikan prioritas strategi pengembangan. Ranking strategi pengembangan komoditas padi selengkapnya disajikan pada Tabel 33. Strategi prioritas berdasarkan hasil ranking dari rumusan strategi bagi pengembangan komoditas padi di Kabupaten Ciamis secara berurutan adalah sebagai berikut: Tabel 33. Ranking Strategi Pengembangan Padi No Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Bobot Ranking setiap strategi Ranking Total Strategi SO 1. SO1 S: 1, 2, 3, 4 ; O: 1, 3 1.75 1 1 2. SO2 S: 1, 4 ; O: 4, 5 0.60 2 6 Strategi ST 1. ST1 S: 2, 3, 4 ; T: 3, 4 1.41 1 3 2. ST2 S: 2, 3 ; T: 5 0.66 3 9 3. ST3 S: 1, 2 ; T: 1,2 1.06 2 10 Strategi WO 1. WO1 W: 2, 3, 4 ; O: 1, 3, 4 1.72 1 5 2. WO2 W: 2, 3 ; O: 4 0.58 3 8 3. WO3 W: 1, 2, 4 ; O: 2, 5 0.90 2 4 Strategi WT 1. WT1 W: 2, 3, 4 ; T: 3, 4 1.32 1 2 2. WT2 W: 1, 4; T :1, 2, 5 1.12 2 7 1. Mendorong peningkatan produksi dan kualitas beras. 2. Membangun usaha agribisnis padi berpola kemitraan. 3. Menerapkan pola pemupukan berimbang antara pupuk organik dan anorganik serta pengelolaan lahan secara terpadu ramah lingkungan. 4. Menetapkan kawasan lumbung padi. 5. Penyuluhan dan pembianaan kepada masyarakat pertanian. 6. Peningkatan pengetahuan petugas pertanian. 7. Mendorong terciptanya inovasi pengolahan hasil guna memperoleh nilai tambah added value. 8. Mendorong terciptanya kawasansentra komoditas unggulan tanaman pangan 9. Meningkatkan akses petani terhadap permodalan, teknologi dan pasar. Strategi prioritas hasil analisis ini diharapkan mampu mengembangkan komoditas padi di Kabupaten Ciamis mulai dari hulu hingga hilir yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dari aspek keruangan, RTRW Kabupaten Ciamis menyebutkan bahwa lokasi sentra pengembangan tanaman pangan untuk komoditas padi sawah adalah di Kecamatan Cimerak, Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Mangunjaya, Banjarsari, Pamarican, Lakbok, Purwadadi, Cikoneng, Sindangkasih, Cihaurbeuti, Sadananya, Panawangan, Kawali, Lumbung, Panjalu, Sukamantri dan Panumbangan. Pengembangan komoditi padi ladang di Kecamatan Cimerak, Cijulang, Cigugur, Langkaplancar, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Pamarican, Tambaksari, Panumbangan dan Cisaga. Prioritas untuk pengembangan komoditas padi yang juga ditetapkan sebagai kawasan lumbung padi di Kabupaten Ciamis adalah di Kecamatan Lakbok dan di Kecamatan Padaherang Lampiran 1.

5.3.2. Strategi Pengembangan Ayam Ras Pedaging

a. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan ayam ras pedaging di Kabupaten Ciamis dan pembobotannya selengkapnya disajikan pada Tabel 34. Tabel 34. Bobot Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pengembangan Ayam Ras Pedaging Unsur Bobot AHP Kekuatan Strength 1. Jumah peternak terbesar di priangan timur sekitar 6200 orang. 2. Jumlah poultry shop PS cukup banyak sekitar 37 PS. 3. Sudah berkembangnya breeding farm dan hacery yang mampu memenuhi kebutuhan day old chicken DOC 12 persen dari total kebutuhan di Kabupaten Ciamis. 4. Kemudahan izin usaha bidang peternakan.

0.29 0.22

0.39 0.10 Kelemahan Weaknesses 1. Sumberdaya peternak masih minim pengetahuan dan keterampilan. 0.41 2. Rendahnya permodalan di tingkat peternak menyebabkan rendahnya skala kepemilikan secara mandiri. 0.22 Tabel 34. Lanjutan 3. Pakan masih didatangkan dari daerah lain sekitar 75 persen. 4. Pasokan DOC 65 persen masih didatangkan dari luar wilayah. 5. Belum efektifnya peran tata ruang wilayah. 0.16 0.14 0.07 Peluang Opportunities 1. Sangat terbukanya peluang pasar Bandung dan Jabodetabek. 2. Permintaan dalam bentuk karkas yang mendorong tumbuhnya rumah potong hewan berskala kecil.

3. Dukungan perbankan dengan adanya KUR.

0.58 0.15

0.27 Ancaman

Threats 1. Adanya kebijakan pasar bebas. 0.26 2. Potensi wabah penyakit relatif tinggi. 0.11 Berdasarkan hasil pembobotan pada masing-masing faktor yang mempengaruhi bagi pengembangan ayam ras pedaging di Kabupaten Ciamis, diketahui bahwa untuk faktor internal berupa kekuatan adalah sudah berkembangnya breeding farm dan hacery yang mampu memenuhi kebutuhan day old chicken DOC 12 persen dari total kebutuhan di Kabupaten Ciamis, jumlah peternak terbesar di Priangan Timur sekitar 6200 orang dan jumlah poultry shop PS cukup banyak sekitar 37 PS. Faktor kelemahan yang masih dijumpai adalah sumberdaya peternak masih minim pengetahuan dan keterampilan, rendahnya permodalan di tingkat peternak menyebabkan rendahnya skala kepemilikan secara mandiri dan pakan masih didatangkan dari daerah lain sekitar 75 persen. Faktor eksternal berupa peluang yang menjadi pendorong berkembangnya peternakan