Pori Drainase Tanah Sifat Fisik dan Hidrologi Tanah di Lahan Penelitian .1 Bobot Isi dan Porositas Total Tanah

22 pada lahan pengolahan tanah konservasi dilakukan seminimum mungkin hanya pada area atau alur yang akan di tanami saja. Sedangkan pada lahan pengolahan tanah intensif dilakukan secara maksimum yaitu dengan membalik-balikkan tanah secara maksimal hingga kedalaman ±20 cm dan dilakukan kepada seluruh lahan sehingga akan terjadi penghancuran agregat tanah. Hancur dan rusaknya agregat tanah akan menyebabkan terjadinya dispersi agregat, penyumbatan pori, rusaknya struktur tanah, dan menurunnya porositas tanah. Hal ini akan menciptakan kepadatan dan bobot isi tanah yang tinggi pada lahan tersebut. Porositas tanah adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang tidak terisi oleh bahan padatan tanah tetapi terisi oleh udara dan air. Besarnya porositas ditentukan oleh gabungan butiran primer dan sekunder tanah. Partikel-partikel tanah yang tidak teratur menyusun tanah menyebabkan susunan yang tidak benar- benar saling berdekatan, sehingga terbentuk ruang diantaranya yang berisikan udara dan air. Bobot isi tanah yang rendah menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki tingkat kegemburan yg baik dan tidak terjadinya pemadatan pada tanah sehingga ruang pori yang terbentuk menjadi tinggi. Ketersediaan bahan organik juga mempengaruhi porositas tanah karena bahan organik membantu dalam pembentukan agregat tanah dengan membentuk granul-granul dan memperbesar volume dan pori-pori tanah yang ada, sehingga porositas tanah menjadi tinggi. Oleh karena itu, porositas total tanah pada lahan pengolahan tanah konservasi lebih tinggi dibandingkan lahan pengolahan tanah intensif.

4.2.2 Pori Drainase Tanah

Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro dan pori makro. Pori- pori mikro sering dikenal sebagai pori pemegang air dan pori makro merupakan pori drainase. Pori makro pori drainase berperan dalam pergerakan air tanah. Pergerakan air tanah akan makin mudah jika pori drainase makin banyak. Distribusi pori drainase tanah pada lahan pengolahan tanah konservasi dan lahan pengolahan tanah intensif disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa pori drainase total pada tanah yang diolah secara konservasi lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang diolah secara intensif baik pada kedalaman tanah 0-20 cm dan 20-40 cm. Hasil pengukuran ini 23 juga menunjukkan bahwa kemudahan air untuk dapat bergerak di dalam tanah dimiliki oleh lahan pengolahan tanah konservasi. Hal ini dipengaruhi oleh kepadatan tanah yang rendah, struktur tanah yang baik dan ketersediaan bahan organik yang tinggi yang dimiliki oleh lahan pengolahan tanah konservasi. Gambar 5. Distribusi Pori Drainase Tanah pada Berbagai Jenis Pengolahan Tanah dan Kedalaman Tanah Lahan pengolahan tanah intensif memiliki pori drainase total yang rendah. Hal ini karena ketersediaan bahan organik yang rendah dan terjadinya penyumbatan pori akibat pengolahan tanah yang berlebihan. Ketersediaan bahan organik mempengaruhi terbentuknya struktur tanah yang lebih baik serta volume dan pori-pori tanah yang ada. Bahan organik juga mempengaruhi terciptanya aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat membentuk biopori di dalam tanah sehingga pori drainase total tanah menjadi meningkat. Penyumbatan pori juga terjadi pada lahan pengolahan tanah intensif ini, karena dilakukannya pembongkaran atau pembalikkan tanah secara maksimal hingga kedalaman tanah ± 20 cm sehingga terjadi destrukturisasi yang menyebabkan terjadinya pemadatan tanah serta tertutupnya pori makro tanah oleh butir-butir halus tanah. Oleh karena itu, lahan pengolahan tanah intensif memiliki pori drainase total yang lebih rendah dibandingkan dengan lahan pengolahan tanah konservasi. 24 4.2.3 Kemampuan Tanah Memegang Air 4.2.3.1 Kurva pF