5 Tabel 1. Klasifikasi Partikel-Partikel Tanah Menurut Sistem USDA dan Sistem
Internasional
Separate tanah Diameter
A
mm Diameter
B
mm Jumlah
Partikelg Luas Permukaan untuk 1 g
tanah cm
2
Pasir sangat kasar
2,00-1,00 -
90 11
Pasir kasar 100-0,5
2.00-0.2 720
23 Pasir sedang
0,5-0,25 -
5700 45
Pasir halus 0,25-0,1
0.2-0.02 46000
91 Pasir sangat
halus 0,1-0,05
- 722000
227 Debu
0,05-0,002 0.02-0.002
5776000 459
Liat 0,002
0.002 90260853000
8000000 A-sistem USDA
B-sistem Internasional -sumber : Hakim, et al. 1986
2.2.3 C-Organik
C-Organik tanah adalah fraksi organik tanah yang berasal dari tanaman, hewan dan mikroorganisme yang telah melapuk. Proses pelapukan bahan organik
di dalam tanah dilakukan oleh mikroorganisme yang menghasilkan unsur hara tanaman N, P, dan S dan humus serta senyawa-senyawa lainnya yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penetapan bahan organik tanah C-organik biasanya dilakukan dengan metode Walkley-Black. Pada metode ini
C-organik dihancurkan dengan garam kromat oleh panas yang timbul akibat penambahan asam sulfat Musa, et al., 2006.
Bahan organik sangat berpengaruh dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dan juga menunjang pertumbuhan tanaman. Bahan organik juga
sangat berperan dalam pembebasan P-fiksasi oleh senyawa Al dan Fe. Asam– asam organik yang dilepaskan dari hasil dekomposisi bahan organik mampu
membentuk senyawa kompleks yang sukar larut sehingga diharapkan fosfat akan lebih banyak terlarut atau tersedia Hakim et al., 1986.
Poerwowidodo 1984, mengemukakan bahwa salah satu peranan penting dari bahan organik tanah adalah dalam perbaikan struktur tanah. Penambahan
bahan organik kedalam tanah dapat mengakibatkan penurunan bobot isi tanah,
6 peningkatan ruang pori total, ruang pori drainase cepat serta ruang pori drainase
lambat.
2.2.4 Sifat Retensi Air Tanah
Retensi air tanah adalah kemampuan tanah dalam menahan air di dalam pori-pori tanah, atau melepaskannya dari pori-pori tanah. Kondisi ini sangat
tergantung pada tekstur, struktur dan pori-pori tanah meliputi pori mikro pemegang air dan pori makro drainase, sehingga untuk mengetahui bagaimana
retensi air tanah dapat diketahui melalui hubungan kadar air tanah dengan suatu daya hisap atau tegangan yaitu dalam bentuk tinggi kolom air dalam cm yang
merupakan besarnya energi yang diperlukan tanah atau tanaman untuk mengabsorbsi air. Sifat retensi air tanah dapat dinyatakan dalam kurva pF yang
merupakan kurva yang menggambarkan hubungan kadar air tanah terhadap nilai tegangan tertentu yang dinyatakan dalam pF log cm tinggi kolom air
Hardjowigeno, 2007. Terdapat titik-titik tertentu yang spesifik untuk suatu kondisi tanah tertentu
di dalam hubungan antara hisapantegangan dengan kadar air tanah, yaitu kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kapasitas lapang menunjukkan kadar
air maksimum yang dapat dipegang oleh tanah pada kondisi tidak terjadi lagi drainase internal di dalam tanah, yang secara umum dianggap sebagai kandungan
air tanah yang ditahan oleh tanah dengan kekuatan 13 atm atau pF 2,54. Secara umum kadar air kapasitas lapang pada tanah pasir kapasitas lapang tanah
lempung loam kapasitas lapang tanah debu silt kapasitas lapang tanah liat clay kapasitas lapang tanah gambut peat. Kadar air titik layu permanen
disebut juga koefisien layu atau kelembaban tanah kritis, yaitu kandungan air tanah isi yang paling rendah, akar tanaman tidak mampu menghisapnya
sehingga tanaman mulai layu dan kemudian mati. Titik layu permanen dianggap sebagai kandungan air tanah yang ditahan oleh tanah dengan kekuatan 15 atm atau
pF 4,2 yang secara umum merupakan kekuatan tertinggi akar tanaman untuk dapat menghisap air Sarief, 1989.
Pada tanah yang bertekstur lebih halus, kadar air pada tegangan air yang sama lebih tinggi dibandingkan tanah bertekstur kasar. Dengan demikian tanah
7 bertekstur halus lebih kuat menahan air dibanding tanah yang bertekstur kasar
Foth, 1988. Kadar air tanah yang makin tinggi menurunkan kekuatan tanah atau tahanan penetrasi tanah. Wesley 1973, menyatakan bahwa kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air dengan berat butir tanah dalam kondisi kering mutlak.
Dengan adanya vegetasi atau tanaman pada suatu lahan akan dapat meningkatkan kadar air kapasitas lapang mau pun kadar air maksimum yang
terikatteretensi oleh tanah. Hal ini disebabkan oleh bahan organik dari sisa-sisa tanaman. Telah diketahui bahwa bahan organik dapat mengikat air sampai enam
kali beratnya sendiri Hakim et al., 1986.
2.2.5 Tahanan Penetrasi Tanah