Arti dan Tujuan Pengolahan Tanah

9 Tabel 2. Kelas pergerakan air di dalam tanah Kelas Kecepatan pergerakan air dalam tanah cmjam Sangat Lambat 0.125 Lambat 0.125 - 0.5 Agak Lambat 0.5 - 2 Sedang 2 – 6.25 Agak Cepat 6.25 – 12.5 Cepat 12.5 – 25 Sangat Cepat 25 Sumber : Sitorus, et al.,1980

2.3 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah dalam budidaya pertanian yang bertujuan untuk menciptakan keadaan media tanam tanah menjadi lebih baik, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengolahan tanah menjadi sangat penting terkait dengan efek baik dan buruk yang diciptakan kepada tanah.

2.3.1 Arti dan Tujuan Pengolahan Tanah

Tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan kesuburannya dengan melakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah merupakan suatu usaha untuk mengubah kondisi tanah pertanian dengan menggunakan alat-alat pertanian sehingga diperoleh kondisi tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah adalah setiap usaha manipulasi tanah secara mekanis yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar sesuai untuk perkecambahan dan perkembangan akar tanaman, menciptakan porositas mikro dan makro yang seimbang, mengendalikan tanaman pengganggu, mengelola sisa- sisa tanaman, menekan erosi dan menciptakan konfigurasi permukaan tanah tertentu, serta melakukan pembalikan tanah, menyisihkan batu atau membersihan akar yang mengganggu Kepner, 1978; Smith, 1977; Utomo, 1990 Untuk mencapai tujuan pengolahan tanah yang baik, Arsyad 2006, menyatakan tindakan sebagai berikut : 1 tanah diolah seperlunya saja, 2 pengolahan tanah bukan sawah dilakukan pada kandungan air yang tepat yaitu pF 3-4, 3 mempergunakan bahan kimia yang tepat untuk memberantas 10 tumbuhan pengganggu, 4 mengubah-ubah kedalaman pengolahan tanah, dan 5 melakukan pengolahan tanah menurut kontur. Pengolahan tanah intensif artinya pengolahan tanah yang dilakukan secara terus menerus dan juga tingkat olah tanah yang dilakukan secara maksimum dengan membalik-balikkan tanahnya hingga kedalaman tertentu. Pengolahan tanah ini tidak menerapkan kaidah konservasi. Tanah yang diolah berlebihan tanpa tindakan konservasi ini akan menjadi lebih cepat kering, lebih halus, bertstruktur buruk, dan berkadar bahan organik tanah rendah Philips and Young, 1973. Pengolahan lahan yang menerapkan kaidah konservasi tanah dan air dengan cara memanipulasi gulma dan residu tanaman sedemikian rupa sebagai mulsa untuk menjamin pertumbuhan tanaman dan produktivitas secara optimal dikenal dengan istilah pengolahan tanah konservasi PTK. Menurut Utomo, 1990, yang termasuk katagori PTK adalah : a pengolahan tanah konvensional bermulsa PTKB, b pengolahan tanah minimum PTM, c tanpa olah tanah TOT. Pada PTKB dilakukan pengolahan tanah biasa dan diberi mulsa berupa sisa tanaman dan gulma yang menutupi areal minimal 30 . Pengolahan tanah minimum adalah tanah yang diolah seperlunya saja, dan gulma yang dimatikan oleh herbisida dimanfaatkan sebagai mulsa. Pada teknik TOT, tanah tidak diolah sama sekali, gulma dimatikan dengan herbisida dan selanjutnya benih ditanam langsung menggunakan tugal. Beberapa cara penyiapan lahan yang akhir–akhir ini banyak diperkenalkan adalah tanpa olah tanah zero tillage, olah tanah seperlunya reduce tillage, dan olah tanah strip strip tillage, yang semuanya merupakan pengembangan dan memenuhi kriteria sebagai pengolahan tanah konservasi. Tanpa olah tanah adalah cara penanaman yang tidak memerlukan penyiapan lahan, kecuali membuka lubang kecil untuk meletakkan benih. Olah tanah seperlunya adalah cara pengolahan tanah yang dilakukan sekali dalam setahun atau sekali dalam dua tahun tergantung pada tingkat kepadatan tanahnya dan sisa tanaman disebar keseluruh permukaan tanah setelah dilakukan pengolahan. Olah tanah strip adalah cara mempersiapkan lahan dengan mengolah tanah hanya pada strip atau alur yang akan di tanam saja Sinukaban, 1990. 11

2.3.2 Pengaruh Pengolahan Tanah Terhadap Sifat Fisik dan Hidrologi Tanah