Komposisi Ikan yang Tertangkap

16 tumbuhan air dan kondisi perairan yang relatif tenang sehingga partikel-partikel tersuspensi mudah mengendap. Kemudian, nilai total fosfat yang tinggi pada stasiun non-KJA dapat disebabkan oleh banyaknya limbah yang berasal dari kegiatan perhotelan dan pertanian yang dapat meningkatkan kadar fosfat di perairan. Parameter nitrit yang mengalami kenaikan disebabkan oleh limbah pertanian yang berasal dari pupuk serta limbah perhotelan yang dibuang ke perairan Danau Lido. Akan tetapi, kualitas perairan Danau Lido masih tergolong bagus untuk kegiatan perikanan. Hal ini sesuai dengan kriteria kualitas air golongan C yaitu air yang digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan Effendi 2003. Di perairan Danau Lido terdapat banyak tumbuhan air tenggelam berupa Cabomba sp. dan Hydrilla sp.. Selain tumbuhan air tenggelam juga terdapat tumbuhan air lainnya yaitu Euchhornia crassipes , Salvinia natans, dan Azolla pinata. Kemudian berdasarkan perhitungan Amalia 2009, Danau Lido memiliki nilai produksi ikan sebesar 48,54 kghatahun.

4.3 Komposisi Ikan yang Tertangkap

Komposisi jenis ikan dapat berperan dalam menentukan perkembangan populasi ikan di perairan. Komposisi tersebut dapat dilihat berdasarkan jumlah dan jenis ikan yang tertangkap di perairan tersebut. Dari hasil penelitian yang berlangsung selama tiga mingggu tertangkap 65 ekor ikan yang terdiri dari 8 jenis dan terbagi menjadi 4 famili. Adapun jenis-jenis ikan yang tertangkap yaitu nila O. niloticus, mujair O. mossambicus, hampal H. macrolepidota, maskoki C. auratus , sumatera P. tetrazona, betutu O. marmorata, bawal air tawar C. macropomum , dan nila merah Oreochromis sp.. Dari 8 jenis ikan yang tertangkap, ikan yang mendominasi perairan Danau Lido adalah ikan hampal, betutu, dan ikan sumatera. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Danau Lido dapat dilihat pada Tabel 3. Ikan hampal menjadi ikan yang dominan tertangkap di Danau Lido, dapat disebabkan oleh ukuran alat tangkap yang digunakan sesuai dengan ukuran ikan. Selain itu, dapat pula disebabkan pada saat dilakukan penangkapan ikan hampal sedang mencari makan sehingga ikan tertangkap atau tersangkut di jala atau 17 jaring. Ikan betutu banyak tertangkap oleh bubu, karena ikan ini bersifat nokturnal yang suka bersembunyi pada saat siang hari dan bersifat malas serta senang berada didasar perairan. Hal tersebut menyebabkan ikan betutu mudah tertangkap oleh bubu yang diletakkan di dasar perairan. Selanjutnya, ikan sumatera juga menjadi salah satu ikan yang banyak tertangkap dalam penelitian karena ikan ini menyukai tempat yang dangkal, jernih, atau keruh, serta suka bergerombol sehingga mudah sekali tertangkap oleh bubu yang diletakkan di pinggiran danau. Daerah pinggiran danau tempat meletakkan bubu tersebut merupakan daerah yang dangkal dan agak jernih sehingga ikan ini banyak tertangkap. Tabel 3. Iktiofauna di Danau Lido NO Famili Nama Ilmiah Nama Lokal 1. Cyprinidae Hampala macrolepidota Hampal Carassius auratus Maskoki Puntius tetrazona Sumatera 2. Chicilidae Oreochromis niloticus Nila Oreochromis sp. Nila merah Oreochromis mossambicus Mujair 3. Eleotridae Oxyeleotris marmorata Betutu 4. Characidae Colossoma macropomum Bawal air tawar Adanya dominasi ikan di suatu perairan menunjukkan rendahnya biodiversity ikan di perairan tersebut sedangkan keberadaan beberapa jenis ikan yang tahan terhadap lingkungan buruk menunjukkan bahwa kualitas perairan Danau Lido telah mengalami penurunan, sehingga ikan-ikan yang kurang bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan tersebut tidak dapat bertahan hidup atau kalah bersaing dengan ikan-ikan asing seperti nila, bawal air tawar, mujair, maskoki, hampal, dan betutu. Jumlah dan komposisi ikan yang tertangkap di perairan Danau Lido dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3, ikan yang paling banyak tertangkap adalah ikan hampal. Hal ini berkaitan dengan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan sesuai dengan ukuran ikan hampal. Selain itu, waktu penangkapan dilakukan pada bulan Agustus, dimana ikan hampal mulai memijah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Raharjo 1977 in Jubaedah 2004, bahwa ikan hampal 18 diduga memijah pada permulaan musim penghujan yaitu sekitar bulan Agustus sampai Oktober, dimana ikan betina memijah satu kali dalam satu tahun dengan periode pemijahan yang relatif singkat. Sehingga ikan hampal banyak tertangkap saat penelitian, karena pada saat memijah ikan akan berkumpul pada suatu tempat. Jumlah individu Gambar 3. Komposisi jenis ikan jenis dan jumlah individu yang terkoleksi dari perairan Danau Lido selama penelitian Dalam Haryani 1984 dikatakan bahwa ikan hampal merupakan ikan yang paling dominan di Danau Lido. Akan tetapi, untuk saat ini jumlahnya mulai berkurang. Hal ini disebabkan pemanfaatan ikan hampal sebagai ikan konsumsi dan sering dilakukan penangkapan sehingga jumlahnya yang sudah sedikit semakin berkurang. Selain disebabkan oleh pemanfaatan ikan hampal sebagai ikan konsumsi, hal lain yang menyebabkan berkurangnya jumlah ikan ini yaitu terjadinya musibah kematian masal ikan yang terjadi akibat perubahan lingkungan perairan pada tahun 1982. Dimana pada saat itu tingkat kesuburan danau menjadi naik sehingga ikan yang tidak bisa mentolerir perubahan lingkungan akan mati dan berkurang jumlahnya. Selajutnya, berkurangnya jumlah ikan hampal selain disebabkan oleh hal-hal diatas juga dapat disebabkan ketatnya persaingan dengan ikan introduksi dalam memperebutkan makanan. 30 18 2 2 1 9 2 1 5 10 15 20 25 30 35 Hampala macrolepidota Puntius tetrazona Carassius auratus Oreochromis niloticus Oreochromis mossambicus Oxyeleotris marmorata Colossoma macrophomum Oreochromis sp. 19 Perbedaan jenis dan jumlah ikan tangkapan dipengaruhi oleh kemampuan yang terbatas dari alat yang digunakan. Sebagian besar ikan yang berhasil tertangkap selama penelitian, merupakan ikan yang ditangkap dengan menggunakan jaring dan jala. Sedangkan alat tangkap pancing dirasa kurang efektif, karena selama penelitian hanya 3 ekor ikan yang tertangkap di Danau Lido, ketiga ekor ikan tersebut semuanya adalah ikan hampal. Kemudian ikan betutu, lobster air tawar, dan ikan sumatera ditangkap dengan menggunakan bubu. Jumlah dan jenis ikan yang tertangkap setiap stasiun beserta alat tangkap yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah ikan yang tertangkap pada setiap stasiun No. Jenis ikan Jumlah Alat tangkap Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 1. Hampal Hampala macrolepidota 11 9 10 Jala, jaring, dan pancing 2. Maskoki Carassius auratus 2 Jala 3. Nila Oreochromis niloticus 2 Jala dan jaring 4. Mujair Oreochromis mossambicus 1 Jaring 5. Betutu Oxyeletris marmorata 5 4 Bubu dan jaring 6. Nila merah Oreochromis sp. 1 Jala 7. Ikan Sumatera Puntius tetrazona 18 Bubu 8. Bawal air tawar Colossoma macropomum 2 Jala dan jaring Ukuran mata jaring yang digunakan pada penelitian ini yaitu 4-9 cm, dengan pajang 30 m. Jaring ini dipasang tegak lurus di dalam air dengan cara dipancangkan di dasar perairan dengan menggunakan tiang yang terbuat dari bambu. Sedangkan ukuran mata jala yang digunakan yaitu 3-5 cm dengan panjang tali penarik sepanjang 15 m. Ukuran ikan yang tertangkap di Danau Lido bervariasi yaitu, ikan hampal berkisar antara 14,6-23,2 cm; maskoki 16,9-23,8 cm; bawal air tawar 13,8-28 cm; mujair 14,7 cm; nila 11,8-12 cm; betutu 12,6-21,8 cm; dan ikan sumatera berkisar antara 2,5-4,3 cm. 20 Apabila ditinjau dari segi potensi ikan hasil koleksi tersebut, 7 jenis diantaranya berpotensi sebagai ikan konsumsi, 1 jenis ikan berpotensi sebagai ikan hias, sedangkan 2 jenis ikan dapat berpotensi sebagai ikan hias dan ikan konsumsi. Adapun jenis ikan yang berpotensi sebagai ikan hias adalah ikan sumatera P. anchisphorus, dan ikan yang berpotensi sebagai ikan hias sekaligus ikan konsumsi adalah ikan betutu O. marmorata dan ikan maskoki C. auratus. Kemudian, ikan yang berpotensi sebagai ikan konsumsi yaitu ikan hampal H. macrolepidota , ikan nila O. niloticus, ikan mujair O. mossambicus, bawal air tawar C. macropomum, ikan maskoki C. auratus, dan ikan nila merah Oreochromis sp.

4.4 Spesies Non-Ikan yang Tertangkap