f. Uji Multikolinearitas
Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, penelitimelihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya
tingkatkolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu : tolerance 0,1 dan VIFVariance Inflation Factor 10. Uji multikolinearitas dengan
melihatnilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.4berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanyagejala multikolinearitas.Hal ini dapat dilihat dengan
membandingkan nilaitolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakandalam penelitian ini memiliki nilai tolerance
yang lebih besar dari 0,1.Untuk CSR memiliki nilai tolerance 0,902; nilai
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF 1
Constant .926
.051 18.016 .000
CSR .005
.004 .134
1.272 .208
.902 1.108
Nilai_Perusahaa n
.113 .046
.255 2.481
.016 .951
1.052 Kualitas_Audit
-.017 .003
-.526 -5.118 .000
.948 1.055
a. Dependent Variable: Profitabilitas
perusahaan memiliki nilai tolerance 0,951; dan kualitas audit memiliki nilai tolerance0,948. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel
independen lebih kecildari 10 yaitu CSR memiliki VIF 1,108; nilai perusahaan memilikiVIF 1,052; dan kualitas audit memiliki VIF 1,055.
Kesimpulan yangdiperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variable independennya.
g. Uji Heteroskedastisisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu errors mempunyai varians
yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heterokedatisitas di lakukan dengan Analisis grafik yaitu
dengan melihat scatterplot.Apabila titik-titik dots menyebar dan tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu misalkan pola menaikkan ke kanan
atas, atau pola menaik ke kiri bawah, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas.Pengujian
heteroskedastisitas pada penelitian inimenggunakan dasar analitis sebagai berikut :
1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk polatertentu yang teratur,maka mengindikasikan telah
terjadiheteroskedastisitas.
2 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dandibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka mengindikasikan tidak terjadiheteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.5
berikut ini :
Gambar 4.5 Uji Heterokedastisitas Grafik
Scatterplot
Dari grafik scatterplot pada gambar 4.5 diatas terlihat bahwa titiktitikmenyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0
padasumbu Y tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Titik-titik yangmenyebar menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa
adanyadata observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Makadapat di simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
modelregresi ini sehingga model ini layak untuk digunakan untuk melihatpengaruh kualitas audit, jenis opini audit, dan ukuran perusahaan
terhadapProfitabilitas perusuahaan manufaktur yang terdaftar di BEIyang terdaftar di BursaEfek Indonesia.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatankepengamatan lainnya.Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitasdapat dilihat dengan menggunakan uji glejser yang
dapat lebih menjamin.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 8.626E-5
.000 .727
.470 CSR
-4.357E-5 .000
-.080 -.645
.521 Nilai_perusahaan
.001 .001
.085 .704
.484 Kualitas_Audit
.000 .000
.239 1.981
.052 a. Dependent Variable: LnEI_2
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa probabilitas signifikansinya dari hasilperhitungan menunujukkan hasil di atas 5 persen, maka model
regresi yangdigunakan dalam penelitian disimpulkan tidak mengandung heteroskedatisitas.
h. Uji Autokorelasi