Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

22 diantisipasi untuk menggantikan sertifikat Danareksa. Dasar hukum mulai kokoh lagi dengan diundangkannya UUPM No. 81995 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1996, yang tercantum pada Bab IV tentang Reksadana dari pasal 18 sampai pasal 29. Reksa dana Mutual Fund adalah suatu institusi jasa keuangan yang menerima uang dari para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efeksekuritas. Jadi, reksadana merupakan wadah dan pola pengelolaan danamodal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen- instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi MI ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efeksekuritas lainnya. Manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima deviden atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih” NAB reksa dana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administrator. 23 Diatas telah dinyatakan bahwa reksa dana adalah wadah Manajer Investasi untuk melakukan portofolio investasi atas dana dari nasabah yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya. Sebagai pihak yang mengelola dana nasabah investor dalam bentuk portofolio, maka Manajer Investasi MI memiliki kewajiban, antara lain Tjipto darmaji dan Hendy Fakhruddin, 2001: a. Mencatat dan menyimpan segala bentuk pertimbangan pengambilan keputusan dalam investasi portofolio reksadana b. Memperhatikan dan mematuhi pedoman pengelolaan reksa dana peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1 c. Menyampaikan informasi tentang reksa dana kepada masyrakat tentang kinerja dan informasi Reksadana yang dikelolanya d. Meghitung Nilai Pasar Wajar dari efek dalam portofolio reksadana dan menyampaikan kepada Bank Kustodian sesuai dengan Peraturan Nomor IV.C e. Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap pemegang unit penyertaan setinggi-tingginya 1 dari jumlah unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak. f. Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Manajer Investasi g. Meningkatkan pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan 24 h. Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan sehubungan pengelolaan reksadana Disamping Manajer Investasi memiliki kewajiban sebagaimana tersebut diatas, juga terdapat larangan yang tidak boleh dilanggar sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam-LK, antara lain: a. Memiliki sahamunit penyertaan untuk kepentingan dan atas nama pihak lain b. Memungut komisi atau biaya dari reksa dana yang lebih tinggi dari komisi atau biaya yang dipungut oleh Perantara Perdagangan Efek yang tidak terafiliasi. c. Menerima imbalan dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung d. Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum IPO, kecuali untuk Efek Pasar Uang e. Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum dimana manajer investasi bertindak sebagai penjamin emisinya Dalam kontek reksadana, disamping besar keterlibatan Manajer Investasi MI mengingat sebagai pihak yang akan melakukan portofolio investasi atas dana yang dipercayakan nasabah investor kepadanya, juga membutuhkan peran bank kustodian. Bank kustodian disini memiliki kewajiban, antara lain: 25 a. Melakukan pembukuan sesuai dengan Pedoman Akuntansi Reksa Dana peraturan Bapepam-LK nomor VIII.G.8 b. Mengasuransikan seluruh portofolio reksa dana dengan biaya sendiri c. Menhitung Nilai Aset Bersih NAB unit penyertaan setiap hari bursa berdasarkan Nilai Pasar Wajar dari efek yang termasuk dalam portofolio reksa dana dan mengumumkannya. d. Menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK dan Manajer Investasi sesuai dengan tata cara pelaporan e. Memisahkan harta kekayaan reksa dana dari kekayaan Bank Kustodian f. Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan sehubungan dengan pengelolaan kekayaan reksadana. g. Menjaga kerahasian pemegang unit penyertaan h. Meningkatakan pengawasan dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan. 4. Jenis-Jenis Reksa Dana Sebagai instrument investasi, reksa dana memiliki keuntungan dan risiko, sehingga terdapat letak pertanggungjawaban terhadap berbagai kemungkinan. Terlebih, reksadana operasinya menghimpun dana sehingga operasinya sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan para pemilik dana investor, sehingga kepentingan harus terlindungi. Bentuk hokum yang mengikat kedua belah pihak mendasari pengelompokan reksa dana, yaitu pihak penerbit dan pihak investor. Pembagian Reksa Dana Dilihat dari Segi Bentuk Hukum 26 a. Reksa dana berbentuk Perseroan adalah emiten reksa dana menerbitkan saham sehingga disebut emiten yang melakukan kegiatan usaha dengan menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menjual saham, dan selanjutnya dana yang telah terkumpul dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. b. Reksa dana Kontrak Investasi Kolektif KIK adalah instrument penghimpun dana dengan penerbitan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada bagian jenis yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. Dengan demikian jelas perbedaanya, yaitu jika reksa dana berbentuk perseroan menghimpun dana melalui penjualan saham, sedangkan reksa dana Kontrak Investasi Kolektif KIK menghimpun dana melalui penjualan unit penyertaan UP. Unit penyertaan UP adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif. Sebagai pihak yang mengelola dana dari investor dengan kepercayaan yang dimiliki, reksa dana dilakukan melakukan: 1 Reksa dana dilarang menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung. 2 Reksa dana dilarang membeli saham atau unit penyertaan Reksa dana lainnya. 3 Pembatasan investasi reksa dana diatur lebih lanjut oleh Bapepam. 27 Perbedaan ciri-ciri reksa dana berbentuk perseroan dan reksa dana berbentuk kontrak kolektif. Tabel 2.1 Perbedaan Reksa Dana berbentuk perseroan dan kontrak kolektif Keterangan Reksa Dana Perseroan Reksa Dana Kontrak Kolektif Bentuk Hukum Perseroan Terbatas PT Kontrak Investasi Kolektif Pengelolaan Kekayaan Didasarkan pada kontrak antara dewan direksi dan manajer investasi yang ditunjuk Dilakukan manajer investasi berdasarkan kontrak Penyimpanan Kekayaan Didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodia Dilaksanakan oleh bank kustodian berdasarkan kontrak Sumber : Tjipto darmaji dan Hendy Fakhruddin, 2001 Berdasarkan sifat proses jual-beli saham, maka reksa dana Perseroan dapat dibedakan menjadi atas dua jenis Dr. Nor Hadi, 2013: 132, yaitu: a. Reksa dana Terbuka open-end investment company 28 Merupakan reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Reksa dana ini memiliki karakter antara lain: 1 Reksa dana dapat mengeluarkanmenjual sahamunit penyertaan secara terus menerus, sepanjang ada pemodal yang mau membelinya. 2 Saham Reksa dana tidak perlu dicatatkan di Bursa Efek. 3 Investor dapat membeli kembali sahamunit penyertaan reksa dana yang dimilikinya kepada reksa dana yang bersangkutan. 4 Harga jualbeli sahamunit penyertaan reksadana berdasarkan Nilai Aktiva Bersih NAB pada hari yang bersangkutan. b. Reksa dana Tertutup close-end investment company Merupakan reksadana yang dapat menawarkan saham kepada masyarakat pemodal tapi dapat dibeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada masyarakat pemodal. Proses jual-beli saham hanya dapat dilakukan di bursa efek tempat saham reksadana tersebut tercatat. Reksa dana tertutup mempunyai karakter sebagai berikut: 1 Tidak diperbolehkan membeli saham-saham yang telah dijual kepada investor, atau investor tidak dapat menjual kembali saham reksadana yang dimilikinya kepada reksadana yang bersangkutan. 2 Saham reksadana dapat dicatat di Bursa Efek. 3 Jual beli reksadana dilakukan di Bursa Efek. 29 Dari sisi peraturan Bapepam, reksa dana di Indonesia dibagi dalam 4 empat jenis kategori, pengkategorian jenis reksadana di sini memang berdasarkan kategori instrument dimana reksa dana melakukan investasi Eko Priyo dan Ubaidillah, 2005: 67. a. Reksa dana pasar uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100 pada efek pasar uang. Efek pasar uang yang berarti efek-efek hutang yang berjangka pendek atau kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang memiliki risiko yang paling rendah, dibandingkan dengan jenis reksa dana lain. Hal ini berbanding lurus dengan return yang dihasilkan reksa dana pasar uang. Dikarenakan jangka waktunya yang pendek, investasi ini mengedepankan keamanan investasi dan likuiditas tinggi sehingga risiko kehilangan atau penurunan nilai investasi menjadi sangat rendah. b. Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari portofolio yang dikelolanya kedalam efek bersifat hutang. Jangka waktu investasi reksa dana pendapatan tetap RDPT relatif lebih lama dibandingkan reksa dana pasar uang lebih dari 3 tahun, karena jangka waktu yang cukup panjang maka risiko akan keadaan masa depan seperti inflasi kondisi ekonomi menjadi lebih besar. c. Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari portofolio yang dikelolanya kedalam efek bersifat ekuitas saham. Return yang dihasilkan reksa dana 30 saham umumnya relatif lebih tinggi dari reksa dana jenis lain. Return dapat berupa perubahan harga saham capital gain maupun dividend. Selain memberikan return yang tinggi reksa dana saham juga memiliki risiko yang tinggi. Risiko dapat terjadi akibat penurunan harga-harga saham capital loss. d. Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya alokasi tidak termasuk dalam kategori reksa dana pendapatan tetap dan Reksa dana saham. Reksa dana campuran memiliki fleksibilitas yang tinggi. Selama proporsi efek pada reksa dana tidak termasuk dalam kategori reksa dana pasar uang dan reksa dana saham, maka manajer investasi bebas memilih komposisi investasinya saham, obligasi, deposito, hutang, atau efek lainnya. Keberhasilan reksa dana campuran tergantung pada manajer investasi melakukan market timing dalam memilih efek sesuai kondisi yang terjadi di pasar dengan melakukan aktivitas trading, atau sering juga disebut usaha melakukan market timing. Market timing memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil investasi danatau menurunkan resiko. Dilihat dari tujuan investasinya, reksa dana terdapat beberapa jenis, yaitu: 1 Growth Fund Reksa dana yang menekankan pada upaya mengejar pada pertumbuhan nilai data. Reksa dana jenis ini biasanya menginvestasikan dananya pada saham. 31 2 Income Fund Reksa dana jenis ini merupakan reksa dana yang mengutamakan pendapatan yang konstan. Reksa dana ini mengalokasikan danannya berupa surat utang atau obligasi. 3 Safety Fund Reksa dana jenis ini lebih mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan. Reksa dana ini biasanya mengalokasikan dananya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat utang jangka pendek. 5. Proses Investasi pada Reksa Dana Proses investasi oleh investor ke dalam berbagaimana diversifikasi instrument keuangan, dikelompokkan kedalam dua cara, yaitu: a. Investasi secara langsung, yaitu dengan menghubungi bank atau pialang broker untuk bertransaksi langsung ke dalam deposito, sertifikat Bank Indonesia SBI, obligasi, dan saham. b. Ask the expert melalui Reksa dana, yaitu dengan memanfaatkan manajer investasi, suatu perusahaan dengan izin badan pengawas pasar modal Bapepam, yang secara professional akan menyediakan jasa pengelolaan portofolio investasi bagi nasabah. Untuk cara pertama, investor dapat secara langsung lewat kemampuannya memanfaatkan dana yang dimiliki untuk berinvestasi kedalam berbagai instrument keuangan, baik di pasar uang maupun pasar 32 modal. Jika pemilik dana berinvestasi sendiri kedalam berbagai instrument keuangan terdapat beberapa persyaratan yang perlu dimiliki, khususnya investasi obligasi dan saham, antara lain: a. Pengetahuan dan kemampuan menganalisis masing-masing jenis instrument efek investasi, serta menganalisis perusahaan penerbit emiten. b. Kemampuan menganalisis kondisi makro ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja masing-masing instrument. c. Memiliki akses terhadap sumber-sumber informasi. d. Menguasai manajemen portofolio investasi. e. Dana yang relative besar untuk dapat melakukan diversifikasi. f. Akses terhadap jasa pialang broker serta jasa penitipan dan administrasi investasi bank kustodian. Reksa dana dibentuk oleh Manajer Investasi dan bank kustodian melalui akta Kontrak Investasi Kolektif KIK yang dibuat notaris. Manajer investasi akan berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek. Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi reksa dana. Proses investasi diawali dana dari beberapa investor diserahkan dipercayakan kepada reksadana. Reksa dana dengan Manajer Investasi 33 MI mengelola dana yang terkumpul dari para investor yang mempercayakan dananya selanjutnya diinvestasikan keberbagai instrument investasi portofolio, termasuk dengan melalui kontrak investasi kolektif, baik di pasar uang maupun pasar modal. 6. Manfaat Reksa Dana Reksa dana memberi berbagai manfaat bagi investor. Investor reksa dana tidak perlu mengamati aktivitas perdagangan saham, cukup dilakukan oleh manajer investasi saja. Manfaat yang dapat diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa dana antara lain Tjipto darmaji dan Hendy Fakhruddin, 2001: a. Pemodal tidak perlu memiliki dana yang besar untuk melakukan diversifikasi investasi pada efek, karena dana tersebut akan dikumpulkan dengan dana dari invenstor-investor lain setelah itu kemudian diinvestasikan pada portofolio efek. b. Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, di mana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut Dengan melakukan investasi pada reksa dana di mana reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja 34 investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi. 7. Biaya Reksa Dana Biaya merupakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Dalam konteks reksa dana maka biaya adalah sejumlah harga yang harus dikeluarkan agar dapat berinvestasi di reksa dana. Menurut Manurung 2008 biaya dapat mengurangi tingkat pengembalian yang diterima investor. Biaya diharapkan sangat kecil agar hasil yang diperoleh cukup besar. Dengan biaya yang kecil maka diharapkan tingkat pengembalian yang diterima menjadi lebih besar. Adapun biaya-biaya tersebut dapat dikelompokkan kepada 3 biaya Manurung 2008:67 yaitu: a. Biaya ketika investor membeli reksa dana b. Biaya yang dikeluarkan reksa dana itu sendiri sebagai badan hukum c. Biaya ketika investor keluar dari reksa dana Biaya pertama yaitu biaya yang dikeluarkan ketika investor membeli reksa dana dikenal dengan biaya pembelian atau biaya penjualan subscription cost. Biaya ini sangat bervariasi dari tidak ada sampai dua persen. Selanjutnya, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh reksa dana itu sendiri. Yaitu biaya untuk bank kustodian dan biaya untuk manajer investasi, serta biaya lain yang berkaitan dengan reksa dana. Biaya ketiga yang dibayarkan oleh investor yaitu ketika investor menarik atau menjual kembali unit reksa dananya kepada manajer investasi. Biaya ini dikenal 35 dengan biaya penjualan kembali redemption fee. Besarnya biaya ini bervariasi dari nol persen sampai dengan dua persen. 8. Risiko dan Return Reksa Dana a. Risiko Reksa Dana Investor perlu menyadari bahwa reksadana berbeda dengan deposito yang menjajikan hasil investasi tertentu, tidak ada janji hasil investasi tertentu yang dapat diberikan oleh Manajer Investasi kepada investor. Sesuai peraturan Bapepam pun, Manajer Investasi dilarang memberikan janji suatu hasil tertentu atas pengelolaan dana yang dilakukannya. Dalam setiap iklan atau brosur mengenai reksa dana yang disampaikan kepada calon investor hamper selalu dicantumkan bahwa Nilai Unit Penyertaan reksa dana dapat naik maupun turun. Sering juga dicantumkan, dan ini perlu kita ketahui, bahwa kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau tidak harus menunjukan kinerja masa yang akan datang. Dua hal diatas merupakan risiko investasi yang perlu disadari betul oleh investor reksadana. Karena pada dasarnya investasi melalui reksa dana berarti kita berinvestasi dalam suatu pasar. Adapun risiko-risiko yang kemungkinan terjadi dalam berinvestasi di reksa dana, antara lain: 36 1 Risiko Berkurangnya NAB atau Unit Penyertaan Risiko ini terjadi karena adanya fluktuasi dari harga aset-aset pada reksa dana tersebut. 2 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang timbul pada efek utang dan instrument pasar uang karena penerbit utang-utang tersebut tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar utangnya. 3 Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah risiko dimana Manajer Investasi tidak dapat dengan segera melunasi transaksi penjualan kembali NAB atau Unit Penyertaan reksadana. 4 Risiko Wanprestasi Risiko ini menyangkut adanya ketidak mampuan pihak pengelola reksa dana atau pihak yang terkait dengan reksadana, misalnya; pialng, bank kustodian, agen pembayaran. b. Return Reksa Dana Dalam berinvestasi pasti setiap investor mengharapkan tingkat pengembalian return yang tinggi. Return reksa dana merupakan suatu nilai lebih yang diharapkan oleh setiap investor yang akan diperoleh pada akhir periode tertentu. Return yang diharapkan oleh investor dengan return aktual mungkin saja berbeda, perbedaan 37 tersebut yang akan menimbulkan sebuah risiko. Return yang diharapkan merupakan return yang ditargetkan oleh investor dimasa yang akan datang, sedangkan return aktual merupakan tingkat return yang telah didapatkan oleh investor dimasa yang lampau. Return reksadana dapat berupa capital gain dan dividen. capital gain merupakan hasil pengembalian yang diperoleh para unit penyertaan yang diperoleh dari perubahan nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih bernilai positif maka dikatakan capital gain dan apabila nilai aktiva bersih bernilai negatif dikatakan capital loss.Sedangkan dividen merupakan pembagian laba yang diberikan pengelola reksa dana kepada para pemegang unit penyertaan. Reksa dana memiliki kriteria berbeda –beda begitu juga dengan tingkat risiko dan tingkat pengembalian dari reksa dana tersebut. Berdasarkan risiko instrumen yang menjadi investasi reksa dana, risiko tersebut dapat dikelompokan dari yang terendah sampai tertinggi. Tingkat pengembalian dan tingkat risiko untuk setiap jenis reksa dana dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut: 38 Gambar 2.1 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Tingkat Pengembalian dan Risiko Tingkat Pengembalian Reksa Dana Pertumbuhan Reksa Dana Pertumbuhan Pendapatan Reksa Dana Pendapatan Reksa Dana Seimbang Reksa Dana Obligasi Reksa Dana Pasar Uang Risiko Sumber: Adler H Manurung 2002; Lima Bintang Untuk Agen Penjual Reksa Dana Berdasarkan gambar 2.1 diatas diperlihatkan bermacam –macam jenis reksa dana dengan berbagai macam tingkat risiko dan tingkat pengembalian. Reksa Dana Pasar Uang merupakan tingkat risiko yang paling rendah dan tingkat pengembalian yang paling rendah diantara jenis reksa dana lainnya.Sedangkan jenis reksa dana yang memiliki risiko paling tinggi yaitu jenis Reksa Dana Pertumbuhan. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi juga risiko. 39 9. Nilai Aktiva Bersih dan Pengukuran Kinerja Nilai Aktiva Bersih NAB Nilai Aktiva Bersih NAB merupakan nilai portofolio investasi sesuai harga pasar dan masing-masing efek dalam portofolio setelah dikurangi kewajiban dengan biaya-biaya yang ditanggung reksa dana. NAB menentukan nilai atau harga setiap Unit Penyertaan setelah membaginya dengan jumlah Unit Penyertaan yang beredar. Pemodal membeli atau menjual Unit Penyertaan yang dimilikinya seuai harga NABUnit Penyertaan pada hari yang bersangkutan. Nilai NABUnit Penyertaan berubah-ubah setiap hari. Naikturunnya NABUnit Penyertaan ini menjadi indicator untungruginya pemodal. Sumber informasi utama dalam pengukuran kinerja adalah Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan NABUnit atau “harga beli” per unit yang selalu dipublikasikan di harian bisnis. Perubahan NABUnit menjadi indicator kinerja investasi suatu reksa dana. Nilai Aktiva Bersih ini berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SPBU, SBI, surat berharga komersial, saham, obligasi, right, dan efek lainnya tergantung jenis reksa dana tersebut. Sementara kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee bank kustodian yang belum dibayar, pajak-pajak yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian efek yang belum dilunasi. 40 Besarnya dana NAB dalam reksa dana baru akan berkaitan secara langsung dengan kinerja investasi jika dalam periode pengukuran tidak terdapat arus kas masuk maupun keluar dari reksadana tidak ada pembelian dan tidak ada penjualan kembali. Artinya jumlah Unit Penyertaan yang beredar dimiliki oleh semua investor tidak bertambah dan tidak berkurang. Dalam hal ini, kinerja investasi yang dihitung berdasarkan perubahan NABUnit akan tepat sama dengan perubahan NAB itu sendiri. Jadi harus benar-benar dipisahkan antara ulasan mengenai pertumbuhan dana NAB yang lebih banyak disebabkan oleh keputusan investor untuk membeli atau mencairkan investasinya dengan ulasan kinerja investasi yang merupakan keputusan Manajer Investasi. Ulasan kinerja investasi harus berdasarkan perubahan NABUnit, sehingga akan menjadi salah jika kinerja investasi diukur berdasarkan perubahan NAB. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan baik bagi manajer investasi maupun investor. Hal ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja reksa dana yang telah diperoleh dibandingkan dengan portofolio pembanding. Menurut Manurung 2008 dalam melakukan evaluasi kinerja portofolio berhubungan dengan 2 persoalan mendasar yaitu: 1. Penentuan apakah manajer investasi menambah nilai terhadap portofolio dibanding dengan pembanding benchmark. 41 2. Penentuan perhitungan tingkat pengembalian tersebut. Pengukuran kinerja reksadana hanya didasarkan atas perubahan NABUnit Penyertaan dan ada tidaknya pembagian keuntungan. Dari dua data inilah, kinerja reksadana diukur. Perubahan asset NAB bukan merupakan indicator kinerja, karena adanya faktor masuk keluarnya dana oleh investor. Kinerja reksa dana dapat diukur dengan hanya menghitung berdasarkan laba total saja total return atau yang lebih baik lagi adalah dengan melibatkan juga pengukuran risiko. Pengukuran kinerja dengan melibatkan faktor risiko memberikan informasi yang lebih mendalam bagi investor tentang sejauh mana suatu hasil atau kinerja yang diberikan oleh Manajer Investasi dikaitkan dengan risiko yang diambil untuk mencapai kinerja tersebut. Kesalahan yang sering ditemukan dalam kinerja reksa dana antara lain berkaitan dengan hal-hal berikut ini Pratomo dan Ubaidillah, 2005: 1. Menilai kinerja berdasarkan pertumbuhan dana NAB. 2. Menghitung kinerja reksa dana tanpa memperhatikan adanya pembagian keuntungan dividen. 3. Membandingkan kinerja reksa dana untuk periode yang berbeda serta tidak menggunakan tolak ukur benchmark tertentu. 4. Membandingkan kinerja reksa dana yang mempunyai portofolio investasi berlainan. 42 10. Metode Pengukuran Reksa Dana a. Indeks Sharpe Salah satu metode yang digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio yaitu Indeks Sharpe. Indeks Sharpe ini menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal Capital Market Line dimana Sharpe menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi simbol Sp Manurung 2008. Indeks kinerja Sharpe dihitung dengan formula berikut Sharpe, 1966: Dimana: = Nilai Sharpe Ratio Reksa Dana = Rata –rata return Reksa Dana pada periode t = Rata –rata return investasi bebas risiko pada periode t = Standar deviasi return Reksa Dana Rumus untuk menghitung standar deviasi yaitu Sharpe, 1966: √∑ 43 Dimana: σ = Standar deviasi = Rata –rata return Reksa Dana pada periode t = Ekspetasirata- rata return pada periode t N = Jumlah pengamatan Hasil perhitungan kinerja portfolio dengan indeks Sharpe yang positif dan berada diatas pasar menandakan portfolio tersebut memiliki kinerja yang baik. Jika hasil perhitungan kinerja portofolio dengan indeksSharpe menunjukkan angka yang lebih kecil dari nilai portfolio pasar, maka portfolio tersebut memiliki kinerja yang buruk. b. Indeks Treynor Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor mengamsusikan bahwa portofolio sangat diversifikasi. Oleh karena itu, Indeks Treynor menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko pasar portofolio tersebut dengan diberi simbol Tp Manurung 2008. Indeks kinerja Treynor dihitung dengan formula berikut Treynor, 1965: 44 Keterangan : = Nilai Treynor Ratio Reksa Dana = Rata –rata return Reksa Dana pada periode t = Rata –rata return investasi bebas risiko pada periode t = Persamaan garis hasil regresi linier Seperti halnya dengan Metode Sharpe. Semakin tinggi nilai ratio Treynor makin baik kinerja reksa dana. Beta dapat dihitung dengan menggunakan rumus Treynor, 1965 Dimana: = Beta atau risiko sistematik suatu portofolio = Kovarians anatara return saham dengan return pasar = Varians saham c. Indeks Jensen Metode Jensen didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model CAPM.Berbeda dengan pengukuran Treynor yang menggunakan rata –rata kinerja untuk sub-periode tertentu, metode Jensen menggunakan data setiap periode dari waktu ke waktu dalam hal ini 45 mingguan. Dalam metode Jensen apabila bentuk Reksadana positif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja reksa dana semakin baik. Metode Jensen menilai kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Metode Jensen yang diformulasikan sebagai berikut: Keterangan: = Ukuran kinerja Reksa Dana Jensen = Rata –rata return Reksa Dana pada periode t = Rata –rata return investasi bebas risiko pada periode t = Rata-rata return pasar saham IHSG pada periode t = Slope persamaan garis hasil regresi linier

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Penulis Judul Penelitian Kesimpulan 1. Zeba Shariff Khan, 2010 Implementation of Models to measure the Performance of Mutual Funds To avoid distortions and biases funds analysis is on the basis of performance and availability of data for 2006 and 2007. Most of 46 the Asset Managers have organized the entire set up on professional lines but due to lack of qualified personnel, systems is deficient in generating data for the purpose of research analysis. 2. Trisiwi Pujiarti dan Farida Ratna Dewi, 2009 Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode 2005 – 2009 Mendefinisikan Secara umum metode Sharpe dan Jensen menunjukan kinerja historis dari suatu reksa dana saham, berdasarkan ulasan hasil olah data telah ditunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham berfluktuasi mengikuti pergerakan pasar. 3. Lidiana Desiana dan Isnurhadi, 2012 Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham Konvensional dengan Reksa Dana Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Dari ketiga metode pengukuran kinerja reksa dana yaitu metode Sharpe, Treynor, dan Jensen yang digunakan dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa kinerja reksa dana saham konvensional lebih baik out-perform dibandingkan dengan reksa dana saham syariah. Kinerja reksa dana selama periode penelitian sangatlah dipengaruhi oleh kinerja pasar, dan juga tingkat suku bunga. 47 4. Magdalena Santosa dan Amelina Apricia Sjam, 2012 Penilaian Kinerja produk Reksa Dana dengan menggunakan metode perhitungan Jensen alpha, sharpe ratio, treynor ratio, dan information ratio Dinilai berkinerja baik karena terdapat produk- produk reksa dana yang memiliki nilai return di atas pasar. Sedangkan produk reksa dana yang dapat dinyatakan paling baik kinerjanya menurut 5 lima metode yang digunakan adalah reksa dana Indeks Saham Progresif ISP 5. Uun Sunarsih Dan Andriyanto, 2015 Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah di Indonesia dengan menggunakan Sharpe , Treynor dan Jensen Periode 2010-2012 Setelah dilakukan perhitungan dan analisis dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen pada Reksa Dana Syariah selama periode 2010- 2012, telah diperoleh hasil dalam bentuk pemeringkatan, yaitu itu ada 3 tiga Reksa Dana Syariah yang memenuhi syarat untuk dilakukan penempatan investasi.

C. Kerangka Pemikiran

Dalam berinvestasi para investor menginginkan suatu kinerja yang baik kedepannya, untuk suatu perbandingan dalam memilih jenis reksa danapara investor melakukan pertimbangan kinerja dengan melihat tingkat 48 risiko dan return reksa dana tersebut. Setiap investor mengharapkan suatu kinerja yang memberikan suatu return yang tinggi. Dalam memutuskan untuk berinvestasi di reksa dana saham para investor sebaiknya memperhatikan faktor –faktor kinerja reksa dana saham tersebut. Dari permasalahan tersebut maka disusun kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut: 49 Data NAB Reksa Dana Saham Metode Sharpe Metode Jensen Metode Treynor Adakah Reksa Dana saham yang memiliki kinerja lebih baik dari pada kinerja pasarnya benchmark Data IHSG Data BI rate Return IHSG Risk free BI rate Return Reksa Dana Saham Standar deviasi Beta Reksa Dana Saham yang memiliki kinerja out-perform dan under-perform

D. Hipotesis Penelitian

Dalam melakukan analisis data, terlebih dahulu harus ditentukan hipotesis yang diharapkan. Hipotesis untuk peneitian ini, yaitu: Reksa Dana Saham