Pemerintahan Proyeksi Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Karo Pada Tahun 2012-2015 Dengan Metode Rata-Rata Bergerak Ganda

adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.

3.2 Pemerintahan

Sistem pemerintahan tertua yang dijumpa di wilayah Kabupaten karo ialah Penghulu,yang menjalankan pemerintahan di Kampung Kuta menurut adat. Terbentuknya suatu Kuta harus memenuhi persyaratan adat, antara lain: ada Merga pendiri Merga TanehSimantek Kuta, ada Senina Simantek Kuta, ada Anak Beru Simantek Kuta Anak Beru Taneh serta ada Kalimbubu Simantek Kuta Kalimbubu Taneh. Pada masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan di wilayah Kabupaten Karo pada dasarnya ialah: 1. Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur, pimpinan pemerintahan selalu ditangan bangsa Belanda. 2. Landschaap, yaitu pemerintahan Bumi Putra. Pemerintahan Landschaap ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek Korte Verklaring tahun 1907, maka di Tanah Karo terdapat 5 lima Landschaap yang dikepalai oleh SIBAYAK yang membawahi beberapa URUNG yang dikepalai oleh RAJA URUNG yaitu: a. Landschaap Lingga, membawahi 6 enam urung: 1. Sepuluh Dua Kuta di Kabanjahe 2. Telu Kuta di Lingga 3. Tigapancur di Tigapancur 4. Empat Teran di Naman 5. Lima Senina di Batu Karang, dan 6. Tiganderket di Tiganderket b. Landschaap Kutabuluh, membawahi 2 dua urung: 1. Namo Haji di Kutabuluh, 2. Liang Melas di Samperaya c. Landschaap Sarinembah, membawahi 4 empat urung: 1. Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah 2. Perbesi di Perbesi 3. Juhar di Juhar, dan 4. Kuta Bangun di Kuta Bangun d. Landschaap Suka, membawahi 4 empat urung: 1. Suka di Suka 2. SukapiringSeberaya di Seberaya 3. Ajinembah di Ajinembah, dan 4. Tongging di Tongging e. Landschaap Barusjahe, membawahi 2 dua urung: 1. Sipitu Kuta di Barusjahe, dan 2.Sinaman Kuta di Sukanalu Pada masa penjajahan Jepang Tentara Jepang masuk ke Tanah Karo bulan Maret 1942 susunan pemerintahan di Tanah Karo adalah serupa dengan masa penjajahan Belanda, dengan pergantian orang-orangnya yakni yang setia kepada penjajah Jepang. Pada masa Kemerdekaan RI Struktur pemerintahan di Tanah Karo adalah sebagai berikut: a. Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahan Pusat yang pada saat itu dipakai oleh Sibayak Ngerajai Meliala b. Pemerintahan Swapraja yaitu Landschaap: 1.Lingga dengan 6 urung 2.Barusjahe dengan 2 urung 3. Suka dengan 4 urung 4. Sarinembah dengan 4 urung 5. Kutabuluh dengan 2 urung Oleh Komite Nasional Indonesia, Tanah Karo dalam sidangnya tanggal 13 Maret 1946, Kabupaten Karo diperluas dengan Daerah Deli Hulu dan Cingkes, dibagi dalam 3 tiga kewedanaan dengan masing-masing membawahi 5 lima kecamatan yaitu: a. Kewedanaan kabanjahe membawahi 5 Kecamatan yaitu: 1.Kabanjahe 2.Tigapanah 3. Barusjahe 4.Simpang Empat, dan 5. Payung b. Kewedanaan Tigabinanga membawahi 5 Kecamatan yaitu: 1. Tigabinanga 2. Juhar 3. Munte 4. Kutabuluh, dan 5. Mardinding c. Kewedanaan Deli Hulu membawahi 5 Kecamatan yaitu: 1. Pancur Batu 2. Sibolangit 3. Kutalimbaru 4. Biru-biru, dan 5. Namo Rambe

3.3 Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah