Sosial Budaya Proyeksi Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Karo Pada Tahun 2012-2015 Dengan Metode Rata-Rata Bergerak Ganda

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO

3.1 Sosial Budaya

Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi Suku Bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri atas 5 lima Merga, Tutur Siwaluh dan Rakut sitelu. Merga Silima yakni: 1. Karo-Karo 2. Ginting 3. Sembiring 4. Tarigan 5. Perangin-angin Dari kelima Merga tersebut di atas, masih terdapat sub-sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh dan Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada. Rakut Sitelu yaitu: 1. SeninaSembuyak 2. Kalimbubu 3. Anak Beru Tutur Siwaluh yaitu: 1. Sipemeren 2. Siparibanen 3. Sipengalon 4. Anak Beru 5. Anak Beru Menteri 6. Anak Beru Singukuri 7. Kalimbubu 8. Puang Kalimbubu Perkade-kaden Sepuluh Dua yaitu: 1. Nini 2. Bulang 3. Kempu 4. Bapa 5. Nande 6. Anak 7. Bengkila 8. Bibi 9. Permen 10. Mama 11. Mami 12. Bere-bere Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan beberapa persyaratan adat. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaannyadalam pergerakan merebut kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan sura-sura pusuh peraten yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 tiga hal pokok yang disebut Tuah, Sangap dan Mejuah-juah. 1. Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang datang. 2. Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang. 3. Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir, batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan lingkungan dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.

3.2 Pemerintahan