menyatakan dengan tegas bahwa pada kondisi data yang senantiasa berulang, metode kuantitatif atau metode peramalan formal lebih baik daripada prosedur informal.
2.6 Metode Proyeksi Trend dengan Regresi
Pada dasarnya analisis regresi diinterpretasikan sebagai suatu analisis yang berkaitan dengan studi ketergantungan hubungan kausal dari suatu variabel tak bebas
dependent variabels dengan satu atau lebih variabel bebas independent variabels dengan maksud untuk memperkirakan nilai rata-rata populasi atau nilai-nilai tertentu
dari variabel bebas atau variabel penjelas. Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk
suatu persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal yang teliti untuk masa depan. Untuk peramalan jangka pendek
maupun peramalan jangka panjang, ketetapan peramalan dengan metode peramalan ini adalah data tahunan, dan makin banyak data yang dipunyai maka makin baik, serta
minimum data tahunan yang harus ada adalah lima tahun.
2.7 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan
Akhir-akhir ini sudah banyak diperbincangkan tentang dunia kepariwisataan, dimana orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda, boleh dikatakan bertentangan satu
sama lain, lebih-lebih menyangkut adat-istiadat, budaya dan lingkungan hidup kelompok masyarakat yang langsung terlibat dalam arus lalulintas kegiatan industri
pariwisata.
Kata Pariwisata sesungguhnya baru populer di Indonesia setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourism ke II di Tretes, Jawa Timur 12 sd
14 Juni 1458. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap, sedangkan wisata berarti perjalanan. Jadi pariwisata bisa diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat lain yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata tour, sedang untuk pengertian jamak
kepariwisataan dapat digunakan kata tourisme atau tourism. Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai
sektor yang kompleks ia juga merealisasikan industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga
dipandang sebagai industri. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap
kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhanlaut atau udara, jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau
kesehatan, kelestarian lingkungan, yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang
bersangkutan maupun bagi wisatawan yang berkunjung. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-
proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju perekonomiannya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu
kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. Pengertian pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya
pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.
Menurut F. W. Ogilvie, wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat yaitu pertama, bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu
kurang dari satu tahun dan kedua, bahwa sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari
nafkah di tempat itu. Namun secara umum wisatawan adalah setiap pengunjung yang mengunjungi
suatu tempat di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjunginya dan lamanya
kunjungan tersebut tidak lebih dari satu tahun dan paling sedikit 24 jam, dengan maksud antara lain berlibur, berrekreasi, olah raga, bisnis, mengikuti pertemanan,
study dan kunjungan dengan alasan kesehatan. Batasan pariwisata dan defenisi wisatawan dewasa ini untuk memungkinkan
suatu negara mendapatkan gambaran yang nyata atas volume pendapatan nasional yang dihasilkan dari industri pariwisatanya. Apapun dan dimanapun konsep dan
defenisi yang dipergunakan oleh suatu negara dalam melakukan kebijakan industri pariwisatanya yang jelas adalah adanya suatu pegangan yang dapat dipergunakannya.
Pegangan inilah yang terpenting dan adanya pegangan ini suatu sistem statistik perpajakan pariwisata mudah dapat dirumuskan, dan hasil perkiraan tiap tahunnya
dapat lebih mudah diramalkan.
Setelah mengetahui pengertian pariwisata dan wisatawan, maka perlu juga dibicarakan tentang bentuk-bentuk wisatawan, bentuk-bentuk ini dapat dibagi menurut
kategori di bawah ini:
1. Menurut asal wisatawan Pertama perlu kita ketahui apakah wisatawan itu berasa dari dalam atau luar
negeri. Kalau asalnya dari dalam negri berarti wisatawam hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan
selama ia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata mancanegara.
2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing.
Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut
pariwisata aktif, sedangkan kepergian seorang warganegara keluar negeri memberi dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya,
disebut pariwisata pasif.
3. Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan
pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-isilah pariwisata jangka pendek
dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan- ketentuan yang diberlakukan suatu negara.
4. Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini dihitung atas jumlah wisatawan yang datang, apakah
wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
5. Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkutan yang dipergunakan oleh
wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung
kepada wisatawan tersebut.
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO
3.1 Sosial Budaya