BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stres dapat memengaruhi kesehatan manusia dengan cara menghasilkan perubahan fisiologis tubuh. Tubuh manusia akan memberikan respon terhadap
suatu stresor pengalaman yang menginduksi stres. Respon seseorang terhadap stresor dipengaruhi oleh keadaan internal tubuh maupun jenis stresor yang
diterimanya. Stresor psikologis seperti kecemasan karena kehilangan pekerjaan dan stresor fisik seperti paparan dingin dapat menghasilkan perubahan fisiologis
tubuh Kiecold-Glaser et al, 2002; Krantz dan Mc Ceney, 2002; Natelson, 2004 dalam Pinel, 2009.
Stres dapat menghasilkan perubahan fisiologis tubuh karena memiliki relasi yang erat dengan dua sistem dalam tubuh manusia yaitu sistem endokrin dan
sistem saraf Taylor, 2009. Stres dapat merangsang hypothalamic-pituitary- adrenocortical HPA axis yang memicu pengeluaran glukokortikoid dari korteks
adrenal. Stres juga merangsang sistem saraf simpatis yang meningkatkan pengeluaran epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal Pinel, 2009.
Paparan stresor terdiri atas paparan jangka pendek akut dan jangka panjang kronik jika diklasifikasikan berdasarkan periode waktu. Paparan stresor
akut lebih banyak mengaktifkan kerja sistem saraf simpatis sedangkan pada jangka panjang lebih banyak mengikutsertakan kerja hormon kortisol Pinel,
2009. Salah satu bentuk paparan stresor akut adalah cold pressor test CPT yang berupa pemberian paparan dingin pada jari dan pergelangan tangan Brown dan
Hines, 1936 dalam Saab et al, 1993. Rangsangan stres terhadap saraf simpatis dapat memengaruhi berbagai
sistem dalam tubuh. Perangsangan saraf simpatis memengaruhi sistem kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan pupil mata Taylor,
2009. Pada sistem kardiovaskular, perangsangan saraf simpatis dapat meningkatkan denyut jantung dan mempercepat siklus jantung DeBeasi, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan stres menunjukkan adanya hubungan paparan stresor akut cold pressor test CPT dengan denyut jantung.
Hasil penelitian Saab, Llabre, Hurwitz, Schneiderman, Wohlgemuth, Durel, et al 1993 pada 42 pemuda dan pengukuran menggunakan ECG menunjukkan
peningkatan yang bermakna atau signifikan pada denyut jantung akibat paparan CPT. Hasil penelitian Middlekauff, Shah 2004 pada 38 orang volunteer
menunjukkan adanya peningkatan signifikan denyut jantung akibat paparan CPT. Hasil penelitian Mourot, Bouhaddi, Regnard 2007 pada 39 pemuda dengan
menggunakan ECG menunjukkan adanya peningkatan signifikan denyut jantung pada 20 orang sedangkan pada 19 orang terjadi peningkatan denyut jantung
diikuti penurunan denyut jantung akibat paparan CPT. Demikian pula hasil penelitian Duncho, Johnson, Merikangas, Grillon 2009 pada 12 orang wanita
dan 12 pria dengan menggunakan ECG menunjukkan peningkatan signifikan denyut jantung akibat paparan CPT.
Namunpun demikian, beberapa penelitian yang berhubungan dengan stres tidak menunjukkan adanya hubungan paparan stresor akut CPT dengan denyut
jantung. Penelitian Qi, Levine, Pawelczyk, Ertl, Diedrich, Cox, et al 2002 terhadap 4 astronot pria dan pengukuran menggunakan ECG mendapatkan bahwa
tidak terdapat peningkatan signifikan denyut jantung akibat paparan CPT. Schwabe, Haddad, Schachinger 2008 meneliti paparan stres akut CPT pada 70
pria dan pengukuran menggunakan ECG mendapatkan tidak ada peningkatan denyut jantung akibat paparan CPT.
Di dalam kehidupan sehari-hari, petugas kesehatan memantau denyut jantung melalui denyut nadi. Nadi merupakan refleksi perifer dari kerja jantung
dan penjalaran gelombang dari proksimal ke distal. Frekuensi denyut nadi dapat meningkat atau menurun sesuai dengan kerja jantung Willms et al, 2005.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis ingin meneliti kembali tentang hubungan stres dengan denyut jantung. Penulis ingin meneliti hubungan tersebut
dengan memberikan paparan stresor akut CPT pada subjek penelitian dan mengukur denyut jantung melalui denyut nadi.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti tentang “Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test dengan Frekuensi Denyut Nadi“.
1.2. Rumusan Masalah