Komponen lipstik yang digunakan dalam formulasi

2.6.3 Komponen lipstik yang digunakan dalam formulasi

1. Oleum ricini Minyak jarak Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin biji Ricinus communis L. yang telah dikupas. Pemeriannya berupa cairan kental, jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, rasa agak manis dan agak pedas. Kelarutannya yaitu larut dalam 2,5 bagian etanol 90, mudah larut dalam etanol mutlak, dan dalam asam asetat glasial Ditjen POM, 1979. Minyak jarak digunakan sebagai pelarut dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi Rowe, et al., 2009. 2. Cera alba Malam putih Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera L. Suhu leburnya yaitu antara 62 ° C hingga 65 ° C. Kegunaan Cera alba adalah untuk mengatur titik lebur sediaan Rowe, et al., 2009. 3. Lanolin Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Bovis aries L. Fam. Bovidae, yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya. Suhu leburnya yaitu antara 38 ° C hingga 44 ° C. Lanolin banyak digunakan dalam sediaan topikal dan kosmetik Rowe, et al., 2009. Penggunaan Lanolin dalam sediaan lipstik adalah untuk membantu meratakan warna Balsam, et al., 1972. Universitas Sumatera Utara 4. Vaselin alba Vaselin alba adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Suhu leburnya antara 38 ° C hingga 56 ° C Ditjen POM, 1979. Vaselin digunakan untuk menambah kilauan pada lipstik Balsam, et al., 1972. 5. Setil alkohol Setil alkohol digunakan dalam formula lipstik karena punya sifat emolien yang baik dan memiliki suhu lebur antara 45 ° C hingga 52 ° C Rowe, et al., 2009. Setil alkohol digunakan untuk menambah efek thixotropic Balsam, et al., 1972. 6. Carnauba wax Carnauba wax diperoleh dari daun Copernicia cerifera. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang sangat keras karena memiliki suhu lebur yang tinggi yaitu 80-86 ° C. Biasa digunakan untuk meningkatkan suhu lebur dan kekerasan lipstik Rowe, et al., 2009. 7. Metil paraben Metil paraben merupakan pengawet yang larut baik dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol Ditjen POM, 1995. Metil paraben digunakan sebagai pengawet dalam sediaan topikaldalam jumlah 0,02- 0,3 Rowe, et al., 2009. 8. Parfum Parfum sebaiknya dipilih yang sederhana, lembut, dan menyenangkan, dan banyak disukai dan dapat menutupi bau yang tidak enak dari lemak Universitas Sumatera Utara Balsam, et., al. Parfum yang dipilih adalah parfum dengan wangi buah stawberry. 9. Propilen glikol Propilen glikol digunakan dalam kosmetika sebagai pelarut dalam jumlah 5-15. Propilen glikol adalah pelarut yang lebih baik dari pada gliserin dan dapat melarutkan berbagai macam bahan seperti kortikosteroid, fenol, barbiturat, vitamin A dan D, dan alkaloid Rowe, et al., 2009. 10. Butil hidroksi toluen Butil hidroksi toluen digunakan sebagai antioksidan dalam obat, kosmetik, dan makanan. Biasanya digunakan untuk menunda atau mencegah oksidasi lemak dan minyak menjadi tengik, dan juga untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin-vitamin yang larut dalam minyak. Konsentrasi butil hidroksi toluen yang digunakan untuk formulasi sediaan topikal adalah 0,0075-0,1 Rowe, et al., 2009. 11. Titanium dioksida Pigmen titanium dioksida TiO 2 merupakan serbuk putih dengan daya pengopak yang tinggi. Titanium dioksida digunakan untuk sediaan topikal dalam jumlah 1-4. Titanium dioksida dapat digunakan pada kosmetika, dan pelindung kulit dari sinar UV Rowe, et al., 2009. Penambahan titanium dioksida ini untuk memudakan tampilan warna pada lipstik. Universitas Sumatera Utara 12. Tween 80 polisorbat 80 Tween 80 atau polisorbat 80 adalah zat berupa cairan kental seperti minyak jernih, kuning, bau asam lemak dan khas. Mudah larut dalam air, etanol, metanol dan sukar larut dalam parafin cair Ditjen POM, 1979. Kegunaan Tween 80 adalah sebagai pendispersi patikel-partikel pewarna yang padat dan sebagai agen pelarut untuk berbagai zat termasuk minyak esensial dan vitamin yang larut dalam minyak dalam jumlah 1-15 Rowe, et al., 2009.

2.7 Evaluasi Lipstik