BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi habitat tumbuhan, morfologi tumbuhan, sistematika tumbuhan dan kandungan kimianya.
2.1.1 Habitat tumbuhan
Barberry dengan nama latin Berberis nepalensis DC. Spreng. dapat tumbuh di hutan, pinggiran hutan, pada ketinggian 1200-3000meter. Terdapat
di daerah China, Yunnan Bhutan, India, Myanmar, Nepal dan dikembangkan di Australia, Eropa selatan, Indonesia, Sri lanka dan bagian lain di dunia
Anonim
c
. 2.1.2
Morfologi tumbuhan
Tanaman Barberry berupa pohon kecil 1-7 m, daun berwarna hijau kekuningan dengan gerigi pada tiap sisi, berbentuk elips hingga oval.
Memiliki bunga berwarna kekuningan dengan aroma lembut Anonim
c
. Buah bulat berdiameter 5-7 mm, berwarna marun USDA, 1929, memiliki rasa
manis dengan sedikit asam Kenfern, 2012.
2.1.3 Sistematika tumbuhan
Berdasarkan hasil identifikasi di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor, buah barberry diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Universitas Sumatera Utara
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Berberidales
Famili : Berberidaceae
Genus : Mahonia
Spesies : Berberis nepalensis DC. Spreng.
Nama Lokal : Barberry Sinonim
:Mahonia napaulensis DC.; Mahonia acanthifolia G. Don Kenfern, 2012
Nama lain dari buah Barberry: Batak
: Bajora, habijjora Hartini, 2009. India
: Taming Inggris
: Mahonia Nepal
: Jamanemandro IUCN, 2000.
2.1.4 Kandungan kimia
Buah barberry mengandung antosianin yang tinggi yakni Sianidin-3- glikosida Sharifi, et al., 2008. Barberry juga mengandung tannin dan vitamin
C Franchise, 2013. Akar dan Batang dari barberry mengandung alkaloid isoquinoline yakni
Berberine Kim, et al., 2003.
2.1.5 Khasiat
Buah barberry mengandung banyak antosianin yang memiliki aktifitas sebagai antioksidan Mazza, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Buah barberry selain dapat di makan dan diolah menjadi kismis, juga memiliki khasiat sebagai diuretik dan obat disentri Kenfern, 2012.
Kandungan berberine yang terdapat pada akar dan batang barberry selain berkhasiat sebagai anti bakteri dan tonik Kenfern, 2012, digunakan juga
sebagai agen pewarna kuning USDA, 1922, Kim, et al., 2003.
2.2 Zat Warna Alami