Motivasi Gambaran Minat dan Motivasi Remaja dalam Melanjutkan Pendidikan di Bidang Kesehatan di SMA Negeri Kota Tebing Tinggi

3. Motivasi

3.1 Defenisi motivasi Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respons Nancy, 2001. Menurut Sarwono 2000, motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Sedangkan menurut Nursalam 2002 mendefenisikan motivasi sebagai karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang mendorong untuk berbuat dan beraksi yang bersifat dinamis dan merupakan suatu proses yang dapat menampilkan perilaku untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dirinya, sehingga mendapatkan tujuan yang dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada. 3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Menurut Stoner Freeman 1995, dalam Suarli 2009, berdasarkan bentuknya motivasi terdiri dari : a. Faktor Internal Faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas: 1. Hasrat individu sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa Universitas Sumatera Utara persepsi dan keinginan yang kuat dari dalam diri. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak. 2. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya 3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku. b. Faktor Eksternal; Faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas: 1. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya; 2. Sistem penghargaan yang diterima; imbalan yang berupa karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem penghargaan atau pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; Universitas Sumatera Utara perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan atau penghargaan. 3.3 Teori motivasi 3.3.1 Teori motivasi Abraham Maslow Swansburg, 2001 Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Maslow menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. a. Kebutuhan fisiologis rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya b. Kebutuhan rasa aman merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki. d. Kebutuhan akan penghargaan berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan. e. Kebutuhan aktualisasi diri kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, Universitas Sumatera Utara keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya. 3.3.2 Teori motivasi Dua Faktor Herzberg Swansburg, 2001 Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor ekstrinsik dan faktor motivator faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya, sedangkan faktor intrinsik memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah pengakuan dan kemajuan tingkat kehidupan. 3.3.3 Teori motivasi Harapan Vromm Teori ini menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu : a. Ekspektasi harapan keberhasilan pada suatu tugas b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu. Universitas Sumatera Utara c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. 3.3.4 Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland Swansburg, 2001 Mc Clelland menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: a. Kebutuhan akan prestasi Need for achievement b. Kebutuhan akan afiliasi Need for affiliation c. Kebutuhan akan kekuatan Need for Power 3.3.5 Teori penguatan reinforcement theory B.F Skinner mengungkapkan bagaimana konsekuensi perilaku di mada lampau mempengaruhi tindakan di masa depan dalam suatu proses belajar. Teori ini menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman stimulus, respons, dan konsekuensi. Penguatan adalah sesuatu yang meningkatkan kekuatan respons dan cenderung menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului oleh penguatan. Universitas Sumatera Utara 3.4 Jenis-jenis Motivasi Motivasi dilihat dari dasar pembentukan : 3.4.1 Motivasi Bawaan Motivasi jenis ini ada sebagai insting manusia sebagai makhluk hidup, motivasi untuk berumah tangga, motivasi untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Motivasi untuk terhindar dari serangan penyakit. Motivasi ini akan terus berkembang sebagai konsekuensi logis manusia. 3.4.2 Motivasi yang Dipelajari Motivasi ini akan ada dan berkembang karena adanya keingintahuan seseorang dalam proses pembelajarannya. 3.4.3 Motivasi Kognitif Motivasi kognitif bermakna bahwa motivasi akan muncul karena adanya desakan proses pikir, sehingga motivasi ini sangat individualistik. 3.4.4 Motivasi Ekspresi Diri Motivasi individu dalam melakukan aktivitaskegiatan bukan hanya untuk memuaskan kebutuhannya saja tetapi ada kaitannya dengan bagaimana individu tersebut berhasil menampilkan diri dengan kegiatan tersebut. Universitas Sumatera Utara 3.5 Motivasi Belajar Berdasarkan hasil penelitian yang seksama tentang upaya yang mendorong motivasi belajar siswa, khususnya pada sekolah yang menganut pandangan demokrasi pendidikan dan yang mengacu pad pengembangan self- motivation. Kenneth H. Hoover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi belajar sebagai berikut : 3.5.1 Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. 3.5.2 Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa yang dapat memenuhu kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar. Motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri lebih efektif dari pada motivasi yang berasal dari luar. Motivasi dari dalam memberi kepuasan kepada individu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri siswa itu sendiri. a. Tingkah laku perbuatan yang serasi sesuai dengan keinginan perlu dilakukan penguatan reinforcemant. b. Motivasi mudah belajar kepada orang lain. Guru yang berminat dan antusias dapat mempengaruhi siswa, sehingga berminat dan Universitas Sumatera Utara antusias pula, yang pada gilirannya akan mendorong motivasi rekan-rekannya, terutama dalam kelas bersangkutan. c. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar. Apabila siswa telah menyadari tujuan belajar dan pembelajaran yang hendak dicapainya. Maka perbuatan belajar ke arah tujuan tersebut akan meningkat, karena daya dorongnya menjadi lebih besar. d. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang besar untuk melaksanakannya dari pada tugas-tugas yang dipaksanakan dari luar. e. Ganjaran yang bersalah dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar. Dorongan berupa pujian, penghargaan, oleh guru terhadap keahlian siswa dalam belajar dapat merangsang minat dan motivasi belajar yang lebih aktif. f. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk memelihara minat siswa. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan secara bervariasi dapat menciptakan suasana yang menantang dan menyenangkan bagi siswa, sehingga lebih mendorong motivasi belajar. g. Minat khusus yang dimiliki siswa bermanfaat dalam belajar dan pembelajaran. Minat khusus itu mudah ditransfer menjadi minat Universitas Sumatera Utara untuk mempelajari bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi. h. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa yang lamban, ternyata tidak bermakna bagi siswa yang tergolong pandai, karena adanya perbedaan tingkat kemampuan. i. Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa belajar menjadi lebih baik. Keadaan emosi yang lemah dapat mendorong perbuatan yang lebih enegrik. j. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar, akan menggangu perbuatan belajar siswa, karena perhatiannya akan terarah pada hal lain. k. Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi pada siswa, bahkan dapat menyebabkan demoralisasi dalam belajar, yakni perbuatan yang tidak wajar. l. Masing-masing siswa memiliki kadar emosi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang mengalami kegagalan justru tumbuh semangatnya untuk belajar lebih rajin lagi, ada pula siswa yang terlalu mengalami keberhasilan justru menjadi cemas terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan belajar. m. Pengaruh kelompok pada umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar di bandingkan dengan paksaan orang dewasa. Universitas Sumatera Utara n. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas. Dengan strategi pembelajaran tertentu, motivasi belajar dapat ditujukan kearah kegiatan-kegiatan kreatif. 3.6 Fungsi Motivasi Dalam proses pembelajaran dan pembentukan perilaku, motivasi memiliki beberapa fungsi antara lain Dermawan, 2008 : 3.6.1 Motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat Dengan motivasi individu dituntut untuk melepaskan energi dalam kegiatannya. 3.6.2 Motivasi sebagai penentu arah perbuatan Motivasi akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapainya. 3.6.3 Motivasi sebagai proses seleksi perbuatan Motivasi akan memberikan dasar pemikiran bagi individu untuk memprioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan. 3.6.4 Motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi Prestasi dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan. 3.7 Bentuk-Bentuk Motivasi 3.7.1 Memberi Angka Angka adalah deret ukur yang bisa dijadikan motivasi belajar untuk dapat meraihnya. Angka yang tinggi tidak bisa dijadikan patokan keberhasilan sebuah proses pembelajaran, tetapi harus didukung Universitas Sumatera Utara dengan dengan dilaksanakannya nilai-nilai yang sesuai dengan pencapaian angka yang tinggi tersebut. 3.7.2 Memberi Hadiah Hadiah bisa dijadikan sebagai motivasi bagi individu untuk melakukan suatu kegiatan. Hadiah merupakan salah satu bentuk penguatan untuk seseorang untuk sungguh-sungguh melaksanakan kegiatannya. 3.7.3 Menjadikan Kompetisi Dengan adanya kompetisi peserta didik akan saling memacu diri untuk meraih tujuan yang ingin dicapai. 3.7.4 Memberi Evaluasi Evaluasi akan memberikan gambaran sejauh mana peserta didik mampu menerima informasi yang telah disampaikan oleh pengajar dan merupakan satu hal yang akan memotivasi peserta didik untuk dapat belajar. 3.7.5 Memberikan Pujian Pujian merupakan bentuk reinforcement bagi peserta didik yang telah berhasil melalui suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan harus pada waktu dan kejadian yang tepat sehingga pujian akan berdampak sebagai motivasi belajar bagi peserta didik. 3.7.6 Memberikan Hukuman Hukuman adalah bentuk reinforcement negatif. Hukuman akan bermakna kalau diberikan dengan prinsip-prinsip yang benar. Universitas Sumatera Utara Hukuman yang tepat akan membuat peserta didik menyadari akan kesalahan yang telah diperbuat dan memperbaiki kesalahan menjadi keberhasilan yang tertunda. Menurut Haryani 2008 motivasi mahasiswa kuliah di suatu jurusan tertentu berpengaruh terhadap hasil akhir dari pendidikan. Suatu tindakan yang tidak didasari motivasi yang kuat akan dilakukan dengan tidak sungguh- sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa suatu hasil yang baik.

4. Remaja