3. Tahap kehabisan tenaga Tahap kehabisan tenaga terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi melawan stres
dan ketika energi yang diperlukan untuk mempertahankan adaptasi sudah habis Potter Perry, 2005. Jika tubuh tidak mampu untuk
mempertahankan dirinya terhadap dampak stresor, regulasi fisiologis menghilang, dan stres tetap berlanjut, maka akan terjadi kematian
Sherwood, 2001.
2.1.8 Manifestasi Klinis Stres
Manusia merupakan kesatuan antara jiwa dan badan, roh dan tubuh, spiritual dan material. Jika manusia mengalami stres, segala aspek dari dirinya
akan terpengaruh. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila gejala symptom stres ditemukan dalam segala aspek dari manusia yang penting seperti fisik,
pikiran, mental, emosional, sikap. Gejala-gejala yang dialami tentu saja berbeda pada setiap orang karena pengalaman stres bersifat sangat pribadi Hardjana,
1994. Kelelahan akibat stres sering menyebabkan gejala yang disebut sebagai “burnout” kelelahan secara fisik, mental, dan emosional Manktelow, 2009.
Respons stres melibatkan semua fungsi tubuh sehingga terlampau besarnya distres yang menghabiskan sumber-sumber adaptif kita dapat
menyebabkan kelelahan, beragam masalah kesehatan, dan bahkan akibat yang fatal Looker, 2005. Tetapi, tidak semua stres menimbulkan efek negatif bagi
tubuh dan kesehatan. Efek yang ditimbulkan stres pada tubuh dapat berupa efek positif dan efek negatif. Efek positif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.2
sedangkan efek negatif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Efek positif dari Stres Mayoclinic, 2009 Mental
Emosional Fisik
Kreativitas meningkat Kemampuan
mengontrol diri Tingkat energi
meningkat
Universitas Sumatera Utara
meningkat Kemampuan berpikir
meningkat Responsif terhadap
lingkungan sekitar Stamina meningkat
Memiliki orientasi kesuksesan yang lebih
tinggi Relasi interpersonal
meningkat Fleksibilitas otot dan
sendi meningkat
Motivasi meningkat Moral meningkat
Terbebas dari penyakit yang berhubungan
dengan stres
Tabel 2.3 Efek Negatif dari Stres Mayoclinic, 2009 Fisik
Pikiran Sikap
Sakit kepala Cemas
Makan berlebihan Sakit punggung
Iritabilitas meningkat Tidak mau makan
Sakit dada Tidak dapat beristirahat
Mudah marah Palpitasi jantung
Depresi Mengkonsumsi alkohol
Tekanan darah meningkat Sedih Frekuensi merokok
meningkat Imunitas menurun
Marah Kurang bersosialisasi
Sakit abdomen Sulit untuk fokus
Sulit melafalkan kata- kata
Gangguan tidur Daya ingat menurun
Masalah dengan orang- orang sekitar bertambah
Universitas Sumatera Utara
2.2 Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran 2.2.1 Prevalensi Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa kedokteran telah dilakukan di berbagai universitas di dunia. Menurut hasil penelitian Stephani
2006 didapatkan prevalensi terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran Universitas California di Amerika sebesar 51. Penelitian sejenis dilakukan oleh
Jenny Firth 2004 pada tiga fakultas kedokteran di Inggris secara bersamaan. Penelitian yang melibatkan 318 partisipan tersebut menunjukkan prevalensi stres
pada mahasiswa fakuktas kedokteran adalah 31,2. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan hasil sebagai berikut: 1 Di Thailand,
dengan 686 partisipan dari Ramathibodi Hospital University, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,4 Saipanish, 2003. 2 Di Pakistan,
dengan 252 partisipan dari Ziauddin Medical University, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat
berturut-turut adalah 73, 66, 49, dan 47. Saqib Inam, 2003. 3 Di Arab Saudi, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdulghani 2008,
yang dikutip dalam penelitian Lisa 2012 menyatakan bahwa prevalensi stres tertinggi dialami oleh mahasiswa fakultas kedokteran tahun pertama yaitu 74,2
dan pada tahun berikutnya prevalensinya menurun.
2.2.2 Etiologi Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran