1. Pengertian Adab dalam Berhias
Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian. Berhias, asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada dasarnya dibolehkan dalam ajaran
Islam, bahkan dianjurkan asal menaati aturan-aturan yang telah digariskan. Karena, seperti kata Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan sebelumnya, Allah
sendiri adalah penyuka keindahan. Sesungguhnya Allah itu indah, dan Dia mencintai keindahan, Dia mencintai akhlak yang
mulia dan membenci perilaku yang tercela. HR. at-abrani dalam kitabnya Mujam al- Ausat dengan sanad dari Jabir r.a
2. Contoh-contoh Adab dalam Berhias
Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain sebagai berikut : a. Laki-laki dilarang memakai cincin emas.
b. Dilarang bertato dan mengikir gigi. c. Dilarang menyambung rambut.
d. Jangan berhias secara berlebihan.
1. Tata Krama di Jalan Raya
Orang yang beriman hendaknya mentaati perintah Allah dan perintah Rasul-Nya, serta mentaati perintah dari pemerintah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana firman-Nya: Artinya: … Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan
ulil amri di antara kamu. Q.S. An-Nisa: 59 Demi keselamatan bersama maka pemerintah membuat peraturan untuk
pengguna jalan raya yang harus ditaati, yaitu :
Bagi pejalan kaki hendaknya
berjalan di sebelah kiri jalan dan di trotoar;
menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross;
menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang;
menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum.
Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
memperhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas;
melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm bagi pengendara sepeda motor;
mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya;
tidak membuang sampah sembarangan.
2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum