RPP PAI Kelas X Smt 2

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SATUAN PENDIDIKAN : SMA PGRI 2 KAJEN MATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam KELAS / SEMESTER : X / 2

ALOKASI WAKTU : 4 X 45 Menit ( 2 kali pertemuan) PERTEMUAN KE : 1 ( Satu )

STANDAR KOMPETENSI : 7. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang Demokrasi

I. KOMPETENSI DASAR :

7.1 Membaca Q.S. Ali Imran: 159 dan Q.S. Asy Syura: 38

7.2 Menyebut-kan arti Q.S. Ali Imran 159: dan Q.S. Asy Syura: 38

7.3 Menampil-kan perilaku hidup demokratis seperti terkandung dalam Q.S. Ali Imran;159,dan Q.S. Asy Syura: 38 dalam kehidupan sehari-hari

II. INDIKATOR

 Mampu membaca Q.S. Ali Imran : 159 dan Asy-Syura : 38 dengan baik dan benar.

 Mampu mengidentifikasi Tajwid Q.S. Ali Imran : 159 dan Asy-Syura : 38 dengan baik dan benar.

 Mampu menyebutkan arti Q.S. Ali Imran: 159 dan Asy-Syura: 38

 Mampu menyimpulkan kandungan isi Q.S. Ali Imran: 159 dan Asy-Syura: 38

 Mampu mengidentifikasi ciri-ciri orang yang bersifat demokratis.. III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan mampu untuk :

 membaca Q.S. Ali Imran : 159 dan Asy-Syura : 38 dengan baik dan benar.

 mengidentifikasi Tajwid Q.S. Ali Imran : 159 dan Asy-Syura : 38 dengan baik dan benar.

 menyebutkan arti Q.S. Ali Imran: 159 dan Asy-Syura: 38

 menyimpulkan kandungan isi Q.S. Ali Imran: 159 dan Asy-Syura: 38

 mengidentifikasi ciri-ciri orang yang bersifat demokratis..

IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, cinta ilmu, ingin tahu, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban. V. MATERI AJAR

 Q.S. Ali Imran : 159  Asy-Syura : 38

1
































































(2)

159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

2

























38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

VI. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi (Small Group discussion), ceramah, tanya jawab dan Praktek ( Demontrasi ) VII. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN

Metode Waktu PENDAHULUAN

1  Guru Mengucapkan Salam

 Menanyakan kabar

 Berdo’a

 Presensi Siswa

K

10 Menit 2 Appersepsi

 Mencari informasi awal sejauh mana

pengetahuan peserta didik tentang kerusakan alam di sekitar mereka dengan menyampaikan pertanyaan :

Pernahkah kalian Bermusyawarah ? Apa manfaat bermusyawarah ? 3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa tentang pentingnya bermusyawarah, dan

menyampaikan bahwa bermusyawarah merupakan bagian ajaran Islam

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI

EKSPLORASI

 Guru membentuk kelompok kecil siswa, maksimal 3 orang dalam satu kelompok  Peserta didik membaca Q.S. Ali Imran : 159

Asy-Syura : 38

 Peserta didik dalam kelompok kecil

mengartikan Q.S. Ali Imran : 159 dan Asy-Syura : 38 dengan berpedoman kepada Al Qur’an dan terjemahannya atau sumber bacaan lainnya dengan pengamatan dari guru.

 Peserta didik dalam kelompok kecil

mengartikan kata perkata, dan per ayat, Q.S. Ali

G

65 Menit


(3)

Imran : 159,

Asy-Syura : 38 dengan benar.

 Peserta didik dalam kelompok kecil Mengiden-tifikasi tajwid yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran : 159, Asy-Syura : 38

 Peserta didik dalam kelompok kecil Menyimpul-kan Kandungan Ayat

ELABORASI

 Secara acak guru meminta Peserta didik untuk membacakan arti kata perkata, ayat demi ayat,.  Guru meminta beberapa Peserta didik

Menyebutkan hukum –hukum tajwid yang terkandung dalam Q.S Q.S. Ali Imran : 159, Asy-Syura : 38

 Guru meminta Peserta didik menyampaikan Kandungan Ayat

I

KONFIRMASI

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil belajar siswa, memberikan umpan balik fositif dalam bentuk lisan

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar dari yang telah dilakukan

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa musyawarah adalah bagian dari perintah agama yang tentu saja apabila di biasakan akan menjadi amal ibadah disisi Allah EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang baru berlalu

 Memberikan tugas rumah (nilai tanggung jawab)

 Menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalah ( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan

mengucapkan salam (nilai religius dan didiplin)

K 15

Menit

7 Jumlah Waktu 90

Menit VIII. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah

IX. PENILAIAN 1. Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan

3. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir ) Tes Akhir :


(4)

Soal :

No. Butir – butir Soal Kunci Jawaban skor

1.

Penggalan ayat yang mempunyai arti “ Kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka” adalah ...



 2

2.







Arti penggalan ayat tersebut adalah...

“Dan bermusyawarahlah kamu dalam suatu urusan”

1

3.





Mim sukun bertemu dengan huruf syin hukum bacaannya

adalah ...

Izhar Syafawi

1

4 Diantara pesan penting yang terdapat

dalam kedua ayat tersebut adalah

Perintah untuk bermusyawarah

dalam menyelesaikan masalah

3

5 Coba sebutkan contoh Musyawarah

mulai dari lingkup terkecil sampai lingkup yang besar, masing-masing 1 contoh

1. Dalam keluarga (musyawarh keluarga)

2. Dalam masyarakat ( Musyawarah RT)

3. Dalam kehidupan bernegara (MPR)

3

Keterangan : K

= Klasikal

G

= Group

I

= Individu

Kajen, Januari 2015

Mengetahui Kepala Sekolah Pendidik Mata Pelajaran

Pend. Agama Islam

Achmad Jaenudin, S.Pd NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan NIY. 201901


(5)

SATUAN PENDIDIKAN

: SMA PGRI 2 KAJEN

MATA PELAJARAN

: Pendidikan Agama Islam

KELAS / SEMESTER

: X / 2

ALOKASI WAKTU

: 6 X 45 Menit ( 3x Pertemuan)

PERTEMUAN KE

: 1 ( Satu )

STANDAR KOMPETENSI

:

8.Meningkatkan keimanan kepada Malaikat

I. KOMPETENSI DASAR :

8.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat

8.2. Menampil-kan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat

8.3. Menampil-kan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari

II. INDIKATOR

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI  Mampu menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat  Mampu menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat.

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan mampu untuk :

 Mampu menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat

 Mampu menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat.

IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban. V. MATERI AJAR

Iman kepada kitab-kitab Allah :

IMAN KEPADA MALAIKAT

A.

Pengertian Iman Kepada Malikat

Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk ghaib ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka sedikit pun. Firman Allah SWT :

      

     

6.) ... penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah SWT untuk beribadah. Mereka menunjukkan jalan yang benar dan mendoakan agar dosa-dosa orang mukmin diampuni serta dilindungi dari berbagai macam kejahatan.


(6)

B.

Nama-nama dan Tugas Malaikat

Malaikat jumlahnya sangat banyak dan yang tahu hanyalah Allah SWT. Kita hanya dapat mengetahui beberapa nama saja. Adapun tugas malaikat yang tercantum dalam Al Quran dan hadis adalah sebagai berikut :

1. Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul. 2. Mikail, bertugas membagi rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk.

3. Israfil, bertugas meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari kiamat. 4. Izrail, bertugas mencabut nyawa.

5. Raqib, bertugas mencatat setiap aural (baik dan buruk).

6. Atid, bertugas mencatat setiap amal (baik dan buruk). Mereka selalu berada di kanan dan kiri kita.

7. Munkar, bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur. 8. Nakir, bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur. 9. Malik, bertugas menjaga neraka.

10. Ridwan, bertugas menjaga surga.

C.Fungsi Iman Kepada Malaikat

1. Iman kita akan menjadi bertambah kuat

2. Selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan, perkataan, maupun niat 3. Menambah ketaatan beribadah

4. Tidak takut menghadapi mati

5. Memperteguh pendirian dalam menegakkan kebenaran

D.

Hikmah Beriman Kepada Malaikat

1. Rajin melakukan ibadah 2. Rajin salat berjemaah. 3. Rajin membaca AI Quran

4. Selalu berupaya menyucikan jiwa.

VI. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah , Diskusi, tanya jawab VII. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN PENGORGANI

SASIAN SISW

A

WAKTU PENDAHULUAN

1  Guru Mengucapkan Salam  Menanyakan kabar  Berdo’a

 Presensi Siswa

K 10

Menit 2 Appersepsi

Guru menyampaikan secara singkat ulasan pembelajaran minggu lalu dan memberikan penjelasan tentang pokok- materi yang akan dipelajari

3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa tentang pentingnya beriman kepada Malaikat Allah

 Memberikan gambaran tentang kedudukan Iman

kepada Malaikat Allah dalam Islam

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI


(7)

 Guru membagi siswa dalam 4 kelompok

beranggotakan 4-5 siswa, dengan memperhatikan kemampuan individu masing-masing siswa

Peserta didik :

 Mendiskusikan pengertian iman kepada Malaikat Allah.

 Mendiskusikan Tanda-tanda beriman kepada

Malaikat G

65 Menit ELABORASI

Guru menunjuk beberapa Peserta didik yang

mewakili kelompoknya untuk menjelaskan

pengertian iman kepada Malaikat

Guru menunjuk beberapa orang siswa perwakilan

kelompok untuk menyebutkan tanda-tanda

beriman kepada malaikat

G

KONFIRMASI

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil belajar

siswa, memberikan umpan balik fositif dalam bentuk lisan

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman dari pmbelajaran yang telah dilakukan

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan

simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa Iman kepada Malaikat Allah adalah bagian dari rukun Iman yang menuntut untuk di yakini dan juga di praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang baru berlalu

 Menutup pembelajran dengan mengucap hamdalah

( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan

salam (nilai religius dan didiplin)

K 15 15 Menit

7 Jumlah Waktu 90

Menit VIII. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah

IX. PENILAIAN

1. Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 1. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan


(8)

2. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir ) Tes Akhir :

Soal tes lisan:

No

Soal

Kunci jawaban

skor

1 Jelaskan pengertian iman

kepada malaikat Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk ghaib ciptaan Allah yang senantiasa patuh

menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka sedikit pun

5

2 Coba sebutkan dua tanda

beriman kepada malaikat Tanda-tanda beriman kepada malaikat itu sangat banyak secara garis besar dapat di kelompokkan sebagai berikut

1. Orang yang beriman kepada Malaikat akan senantiasa menjalankan perintah Allah 2. Orang yang beriman kepada Malaikat akan

senantiasa berusaha meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah

5

Keterangan : K

= Klasikal

G

= Group

I

= Individu

Kajen, Januari 2015

Mengetahui Kepala Sekolah Pendidik Mata Pelajaran

Achmad Jaenudin, S. Pd NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan NIY. 201901


(9)

SATUAN PENDIDIKAN

: SMA PGRI 2 KAJEN

MATA PELAJARAN

: Pendidikan Agama Islam

KELAS / SEMESTER

: X / 2

ALOKASI WAKTU

: 2X45 Menit

PERTEMUAN KE

: 1 ( satu )

STANDAR KOMPETENSI

:

9. Membiasakan perilaku terpuji

I. KOMPETENSI DASAR :

9.1 Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu.

9.2. Menampil-kan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu atau menerima tamu

9.3 Mempraktik-kan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari

II. INDIKATOR

Indikator Pencapaian Kompetensi  Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian.

 Menjelaskan pengertian adab dalam berhias  Menjelaskan pengertian adab dalam perjalanan.

 Menjelaskan pengertian adab dalam bertamu dan menerima tamu  Mampu menunjuk-kan contoh adab dalam berpakaian.

 Mampu menunjuk-kan contoh adab dalam berhias.  Mampu menunjuk-kan contoh adab dalam perjalanan

 Mampu menunjuk-kan adab dalam bertamu dan menerima tamu.

III. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa diharapkan mampu :

 Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian.  Menjelaskan pengertian adab dalam berhias  Menjelaskan pengertian adab dalam perjalanan.

 Menjelaskan pengertian adab dalam bertamu dan menerima tamu  Mampu menunjuk-kan contoh adab dalam berpakaian.

 Mampu menunjuk-kan contoh adab dalam berhias.  Mampu menunjuk-kan contoh adab dalam perjalanan

 Mampu menunjuk-kan adab dalam bertamu dan menerima tamu. IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban.


(10)

V. MATERI AJAR :

Perilaku Terpuji

ADAB BERPAKAIAN, BERHIAS, PERJALANAN, BERTAMU

DAN MENERIMA TAMU

Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakaian dengan pakaian Islami dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Pakaian yang islami adalah pakaian yang dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian tubuhnya antara pusar dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.

1. Adab Berpakaian bagi Seorang Laki-laki

Tentang adab berpakaian bagi seorang laki-laki menurut Islam terlihat dari sabda Nabi berikut ini :

"Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra serta

pakaian yang dicelup dengan asfar." (HR. Abran)

Adab berpakaian bagi seorang laki-laki dengan demikian, adalah :

Pertama, tidak boleh memakai pakaian sutra. Hal ini mengandung sebuah didikan

moral yang tinggi. Cincin dan sutra dua benda yang identik dengan "kehalusan dan keindahan" yang menjadi ciri khasnya seorang perempuan. Cincin dan pakaian sutra mengisyaratkan kemewahan dan kelemahgemulaian. Padahal seorang laki-laki diharapkan untuk menjadi pelindung bagi keluarganya, masyarakatnya dan negaranya. Untuk menjadi seorang pelindung yang baik tentulah harus mempunyai kondisi fisik dan penampilan yang menggambarkan sebuah kekuatan sehingga orang yakin terhadap kemampuannya untuk memberikan perlindungan. Di sisi lain, pelarangan ini juga sekaligus sebagai upaya untuk pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan dan pamer (riya'), padahal masih banyak rakyat yang menderita dan hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kata lain untuk mengasah kepekaan sosial.

Kedua, mengenai model pakaian tidak ada aturan yang jelas asalkan menutup

aurat, memenuhi unsur tuntutan kesehatan. Akan lebih baik lagi jika unsur estetikanya juga turut diperhatikan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan kepada kaum laki-laki untuk mengenakan pakaian yang baik, bersih, sopan, dan menutup aurat.

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini :

Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari

tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S.

Al-'Araf: 26) Di ayat lain Allah berfirman :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.

(Q.S. Al-'Araf: 31)

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa tata cara berpakaian bagi pria adalah sebagai berikut :

a. Ketika mengenakan pakaian hendaklah niat untuk beribadah kepada Allah SWT, dan berdoa.

b. Pakaian yang dipakai wajib nenutup aurat, bagi laki-laki minimal menutup pusar dan lutut

c. Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.

d. Apabila hendak pergi ke Masjid, pakailah pakaian yang baik, bersih, dan rapi. e. Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih.


(11)

Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas, oleh karena itu, dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang di atas, sebagaimana sabda Rasulullah : "Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutra) haram atas laki-laki

umatku." (HR. Abu Daud). Dan dalam Islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian

wanita dan sebaliknya wanita tidak diperkenankan memakai pakaian laki-laki. 2. Adab Berpakaian bagi Seorang Perempuan

Adab berpakaian bagi seorang perempuan dalam Islam tergambar dalam firman Allah Q.S. Al-Ahzab (33): 59

Artinya : "Hai Nabi, katakanlah kepada istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang." (Q.S. Al-Ahzab; 59)

Di dalam sebuah hadis Nabi bersabda yang artinya : "Sesungguhnya seorang wanita apabila sudah sampai masa baligh (puber) tidaklah boleh memperlihatkan

tubuhnya, kecuali muka dan dua tapak tangannya." (HR. Abu Daud)

Dari ayat dan hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa adab berpakaian bagi seorang perempuan menurut Islam adalah :

Pertama, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan

telapak tangan. Kedua, tidak menampakkan (memamerkan) perhiasannya, kecuali yang biasa nampak seperti cincin atau gelang. Ketiga, menampakkan perhiasan hanya dibolehkan bagi mahram dan suaminya. Keempat, memanjangkan kerudung sehingga menutupi dada. Kelima, tidak boleh memakai pakaian yang telalu tipis sehingga membuat bagian-bagian tubuhnya terlihat membayang. Keenam, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu ketat yang membuat lekukan-lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas.

Ketujuh, dilarang memakai pakaian yang seronok, karena akan membuat mata orang lain

terus-menerus tertuju kepadanya, karena dikhawatirkan hal itu akan menimbulkan fitnah dan niat jahat orang lain. Banyak fakta menunjukkan bahwa kejahatan seksual terjadi selain faktor pelaku yang memang mempunyai tabiat jahat bisa juga dipicu oleh pihak korban yang dengan sengaja atau tidak memakai pakaian yang memperlihatkan aurat sehingga memancing perlakuan tak senonoh dari orang lain.

Dari dasar dalil di atas dapat dipahami bahwa Allah SWT menyuruh wanita-wanita beriman agar berpakaian, dengan pakaian yang dapat menutup seluruh auratnya, terutama sekali wanita yang sudah baligh (dewasa).

Dengan demkian tata cara berpakaian bagi wanita adalah :

a. Ketika mengenakan pakaian hendaklah berniat yang ikhlas, hanya untuk beribadah kepada Allah SWT dan mencari ridho-Nya.

b. Berdoalah sebelum berpakaian, agar pakain berfungsi untuk ibadah.

c. Bagian anggota badan hendaklah ditutup seluruhnya kecuali muka dan telapak tangan.

d. Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada.

e. Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.

f. Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih.

Hadis-hadis Nabi SAW banyak menjelaskan tata krama berhias diri, yaitu :

a. Anjuran untuk memotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan jenggot.

b. Anjuran untuk berharum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan hati, melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja. c. Larangan mencukur botak sebagiam kepala, dan sebagian lainnya tidak

dicukur/dibiarkan tumbuh.

d. Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah SWT, misalnya mengeriting rambut, memakai cemara (menyambung rambut), mencukur alis mata, membuat tahi lalat palsu, dan larangan bertato.


(12)

1. Pengertian Adab dalam Berhias

Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian. Berhias, asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada dasarnya dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan dianjurkan asal menaati aturan-aturan yang telah digariskan. Karena, seperti kata Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan sebelumnya, Allah sendiri adalah penyuka keindahan.

"Sesungguhnya Allah itu indah, dan Dia mencintai keindahan, Dia mencintai akhlak yang

mulia dan membenci perilaku yang tercela." (HR. at-abrani dalam kitabnya Mu'jam

al-Ausat dengan sanad dari Jabir r.a)

2. Contoh-contoh Adab dalam Berhias

Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain sebagai berikut : a. Laki-laki dilarang memakai cincin emas.

b. Dilarang bertato dan mengikir gigi. c. Dilarang menyambung rambut. d. Jangan berhias secara berlebihan.

1. Tata Krama di Jalan Raya

Orang yang beriman hendaknya mentaati perintah Allah dan perintah Rasul-Nya, serta mentaati perintah dari pemerintah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Sebagaimana firman-Nya:

Artinya: "… Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu." (Q.S. An-Nisa': 59)

Demi keselamatan bersama maka pemerintah membuat peraturan untuk pengguna jalan raya yang harus ditaati, yaitu :

Bagi pejalan kaki hendaknya

 berjalan di sebelah kiri jalan dan di trotoar;

 menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross;

 menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang;  menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban

umum.

Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya

 memperhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas;

 melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm (bagi pengendara sepeda motor);

 mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya;  tidak membuang sampah sembarangan.

2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum

Bagi para penumpang kendaraan umum seperti bus dan atau kereta api, hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama antara lain :

 bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para penumpang yang lainnya;  bersikap hormat kepada penumpang yang lain, terutama kepada yang lebih tua;  saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang lain;

 jangan melakukan perbuatan yang mengganggu dan merugikan para penumpang lain.

C. Adab dalam Perjalanan B. Adab dalam Berhias


(13)

1. Adab Bertamu

Dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat sudah barang tentu orang yang satu dengan yang lainnya terjadi saling mengunjungi. Berkunjung ke rumah orang baik karena ada kepentingan yang sangat perlu maupun sekedar silaturrahmi, ini dinamakan "bertamu".

Dalam ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan melaksanakan tata krama, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Adapun adab bertamu itu antara lain :

1) Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan sunnah Rasul dan beribadah kepada Allah. Apabila ada keperluan sampaikan dengan cara yang baik. Sebaik-baiknya tamu adalah yang membawa kabar gembira dan menyenangkan tuan rumah yang didatangi.

2) Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa kita mau bersilaturrahmi, baik melalui telepon, SMS, surat, maupun yang lainnya.

3) Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat dan berpenampilan yang Islami.

4) Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni dalam keadaan tenggang waktu. Jangan bertamu apabila orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk, sedang tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang ditamuni itu sedang dalam keadaan tidak memungkinkan akan dapat mengganggu yang ditamuni.

5) Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi isyarat dengan salam, mengetuk pintu atau membunyikan bel, atau yang lainnya.

Nabi bersabda,

Artinya: Apabila seseorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau

mengucap salam) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukan pintu),

maka hendaklah dia pulang. (HR. Bukhari dan Muslim)

6) Dalam bertamu, kalau memang harus menginap, usahakan jangan sampai lebih dari tiga hari. Karena hal itu dapat mengganggu atau memberatkan tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : "Bertamu itu selama tiga hari." (HR. Bukhari dan Muslim)

7) Hendaknya bersikap dan bertutur kata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi merasa senang serta menaruh hormat kepada tamunya.

8) Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah, karena dapat menimbulkan fitnah.

2. Adab Menerima Tamu

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pernah bertamu dan pernah pula menerima tamu. Dalam menerima tamu hendaknya sesuai dengan tata krama yang sudah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah memuliakan

tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Adab dalam menerima tamu adalah sebagai berikut :

1) Segeralah membukakan pintu bila ada tamu datang, menjawab salam serta segera mempersilahkan masuk. Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenangkan. 2) Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan dan menutup aurat


(14)

karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri. Rasulullah SAW bersabda,

Artinya: "Apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan mem-bawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan

rumah dan keluarganya." (HR. Ad-Dailami dari Annas)

3) Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan. Rasulullah SAW bersabda,

Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya

adalah termasuk sedekah."

4) Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa senang serta dengan wajah yang ceria.

5) Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah dengan cara yang bijaksana.

6) Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarkanlah tamu sampai pintu rumah atau (pagar), karena hal tersebut termasuk sunnah.

VI. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah , tanya jawab dan Praktek ( Demontrasi ) VII. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN PENGORGANI

SASIAN SISWA WAKTU PENDAHULUAN

1  Guru Mengucapkan Salam

 Menanyakan kabar  Berdo’a

 Presensi Siswa

K 10

Menit 2 Appersepsi

 Mencari informasi awal sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang adab berhias dalam Islam dengan

menyampaikan pertanyaan :

Tahukah kalian tentang aturan berpakaian menurut Islam ?

Apakah yang kalian lakukan ketika melakukan perjalanan? 3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa tentang pentingnya untuk mengetahui adab-adab Islam tentang

berpakaian, bepergian (safar), berhias. Dll.

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI

EKSPLORASI

 Secara berkelompok Peserta didik berdiskusi mencari

informasi tentang pengertian adab berpakain, berhias, berpergian (safar)

 Peserta didik mendiskusikan contoh-contoh adab

berpakaian, berhias, dan bepergian. I

65 ELABORASI

 Secara acak guru meminta masing kelompok Peserta

didik untuk membacakan hasil diskusikan bagaimana cara menghargai karya orang lain.

 Guru meminta kelompok yang lain memberikan


(15)

tanggapan terhadap materi yang disampaikan. Menit KONFIRMASI

 Guru memberikan koreksi dan penguatan terhadap hasil belajar siswa, memberikan umpan balik fositif dalam bentuk lisan

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

untuk memperoleh pengalaman yang telah dilakukan

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan

simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa berpakaian, berhias, bepergian (safar) bertamu dan menerima tamu diatur dalam Islam sehingga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentu saja apabila di biasakan akan menjadi amal ibadah disisi Allah

EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran yang baru berlalu

 Memberikan tugas rumah

 Menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalah

( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam (nilai religius dan disiplin)

K 15

Menit

7 Jumlah Waktu 90

Menit VIII. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah

IX. PENILAIAN

1. . Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan 3. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir ) Tes Akhir :

Soal lisan :

No soal Kunci jawaban Skor/

nilai 1 Jelaskan adab yang paling

penting dalam dalam berpakaian.

Menutup Aurot secara sempurna sesuai dengan ketentuan Syariat baik bagi laki laki ataupun perempuan

3 2 Jelaskan adab bepergian Diaantara adab dalam bepergian atau safar

adalah : 1. Tidak bepergian untuk bermaksiat kepada Allah 2.Mentaati aturan yg berlaku bagi wanita haram bepergian tanpa mahrom kecuali


(16)

darurat 3. Jika bepergian bertiga atau lebih hendaklah satu diantarannya diangkat sebagai pemimipin

3

Jelaskan adab berhias

Berhias tidak boleh berlebih-lebihan, bagi wanita tidak boleh berhias kecuali untuk suami dan mahromnya, tidak boleh memakai minyak wangi dll.

4 Apa yang harus kalian lakukan jika tidak mendapat jawaban dari tuan rumah padahal sudah

mengetuk pintu tiga kali ?

Jika sudah mengetuk pintu 3 kali namun tidak ada jawaban maka sebaiknya kita pulang dan datang dilain waktu

5 Jika tamu hendak pulang apakah sebaiknya yang

dilakukan oleh tuan rumah ?

Mengantarkan tamu ke depan pintu atau ke pintu pagar kerena hal tersebut termasuk Sunnah

Keterangan : K

= Klasikal

G

= Group

I

= Individu

Kajen, Januari 2015

Mengetahui Kepala Sekolah Pendidik Mata Pelajaran

Achmad Jaenudin, S. Pd NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan NIY. 201901


(17)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SATUAN PENDIDIKAN

: SMA PGRI 2 KAJEN

MATA PELAJARAN

: Pendidikan Agama Islam

KELAS / SEMESTER

: X / 2

ALOKASI WAKTU

: 6X45 Menit (3 Kali Pertemuan)

PERTEMUAN KE

: 1 ( satu )

STANDAR KOMPETENSI

:

10. Menghindari perilaku tercela

I. KOMPETENSI DASAR :

10.1 Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya dan diskriminasi 10.2 Menyebut-kan contoh perilaku hasad, riya, aniaya dan diskriminasi

10.3 Menghindari perilaku hasad, riya, aniaya dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. II. INDIKATOR

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Mampu menjelaskan pengertian hasad

Mampu menjelaskan pengertian riya.

Menjelaskan pengertian Aniaya (zolim)

Menjelaskan pengertian diskriminasi

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan mampu untuk :

Menjelaskan pengertian hasad

Menjelaskan pengertian riya.

Menjelaskan Pengertian Aniaya (zolim)

Menjelaskan pengertian diskriminasi IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban. V. MATERI

Prilaku tercela


(18)

Hasad, riya, Aniaya (zolim) dan Diskriminatif

A. Pengertian Hasad

Hasad ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan atau kebahagiaan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk melenyapkan atau mencelakan orang lain tersebut.

Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya di kalangan generasi muda muslim karena sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan, tentu akan membawa akibat hancurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa pemusuhan di dalam diri. Rasulullah SAW bersabda,

Artinya : "Telah masuk ke dalam tubuhnya penyakit-penyakit umat dahulu (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut."

(HR. Ahmad dan Tarmudzi)

Dari hadis tersebut, dapat dipahami bahwa hancurnya atau terpecahnya agama menjadi bercerai berai, saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak disebabkan sifat hasud dan dengki yang berkepanjangan di antara pemeluknya. Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda.

Artinya : "Janganlah kamu saling mendengki, saling memutuskan hubungan, saling membenci dan saling membelakangi, jadilah kamu hamba Allah yang

bersaudara sebagai-mana yang telah diperintahkan Allah kepadamu."

(HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila kita perhatikan dan kaji dalil-dalil naqli yang terungkap dalam hadis-hadis Rasulullah SAW, bahwa hasud sering terjadi karena adanya iri hati. Iri hati artinya merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan. Iri hati tidak diikuti dengan perbuatan mencelakakan orang lain tersebut. Iri hati itu ada yang termasuk sifat tercela dan ada yang tidak.

B. Pengertian Riya'

Riya' berasal dari kata "ru'yah" yang artinya melihat. Menurut istilah, riya' adalah ibadah seseorang yang bukan karena Allah, tetapi ia ingin dilihat oleh orang lain. Dalam kata lain, riya' adalah orang yang bermal atau bekerja dengan mengharapkan pujian orang lain.

Macam-macam Riya'

Menurut Imam Ghazali, sifat riya' itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : a. Riya' yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah ghoeru mahdah). b. Riya' yang berhubungan dengan ibadah mahdah.

Riya' yang berhubungan dengan keduniaan adalah segala jenis usaha seseorang dengan niat di dalam hatinya mengharapkan kedudukan atau pujian dari orang lain, contohnya kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan. Sedangkan riya' yang berhubungan dengan ibadah, yaitu ibadah yang dilakukan oleh seseorang, selain mengharap-kan keridhoaan Allah SWT, ia juga mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.

Ditinjau dari bentuknya riya' ada 2 (dua) : a. Riya' dalam hal niat.

b. Riya' dalam hal perbuatan atau tindakan. C. Pengertian Aniaya

Aniaya dalam bahasa Arab disebut "zalim" yang berarti melampaui batas, melanggar ketentuan, keterlaluan atau menempatkan sesuatu permasalahan tidak pada proporsinya.


(19)

batas-batas kemanusiaan dan menentang atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT.

Allah SWT berfirman, artinya : "Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah,

mereka itulah orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah, 2: 229).

Aniaya atau zalim termasuk sifat tercela yang dikutuk Allah, dilaknat para malaikat dan dibenci sesama. Aniaya atau zalim termasuk perbuatan dosa yang dapat menjatuhkan martabat pelakunya dan merugikan pihak lain.

Macam-macam Aniaya

Sikap dan perilaku aniaya atau kezaliman, dapat terjadi terhadap Allah SWT, terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap alam sekitar atau lingkungan.

a. Aniaya (zalim) terhadap Allah SWT

Kezaliman terhadap Allah SWT, yaitu tidak adanya pengakuan yang jujur, keimanan yang benar, bahwasanya kita manusia telah diciptakan Allah SWT untuk menjadi "Abdullah" (hamba Allah) dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan sebagai "Kholifatullah" (khalifah Allah) yakni pengatur, pengelola dan pemakmur alam jagad raya ini dengan segala ketentuan dan aturan yang telah Allah SWT tetapkan dalam Al Qur'an dan Sunnah-Nya. Apabila kita tidak mengikuti ketentuan tersebut berarti kita telah tergolong kepada orang yang telah berbuat aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.

Allah SWT berfirman,

Artinya: "Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang

diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim."

(Q.S. Al-Maidah, 5: 45) b. Aniaya (zalim) terhadap diri sendiri

Aniaya terhadap diri sendiri misalnya membiarkan diri sendiri dalam keadaan bodoh dan miskin, karena malas, meminum minuman keras, menyalahgunakan obat-obatan terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri dan bunuh diri (sebagai akibat dari tidak mensyukuri nikmat pemberian Allah SWT). Allah SWT berfirman,

Artinya: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dengan tanganmu kepada kecelakaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al-Baqarah, 2: 195)

D. Sifat Diskriminatif

Pengertian Diskrimatif, yaitu pembedaan perlakuan kepada sesama manusia atau warga negara berdasarkan warna kulit , golongan, suku status sosial , ekonomi dan agama.

Sikap ini bertentangan dengan firman Allah Q.S al-Hujarot : 13 yang menyatakan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertaqwa kepadaNya.

Setiap manusia tidak mungkin sempurna, oleh karenanya setiap orang perlu menyadari tentang hal itu sehingga tidak perlu meresa bangga dan memandang remeh manusia.

Adanya perbedaan diantara manusia seharusnya menumbuhkan rasa saling membutuhkan sehingga akan terciptalah kebersaan.

VI. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah , Diskusi, tanya jawab VII. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN PENGORGANI

SASIAN SISWA WAKTU


(20)

1  Guru Mengucapkan Salam

 Menanyakan kabar

 Berdo’a  Presensi Siswa

K 10

Menit 2 Appersepsi

 Mencari informasi awal sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang dosa besar dengan

menyampaikan pertanyaan :

Apa yang kalian ketahui tentang Hasad, riya’, Aniaya, dan diskriminasi ?

Kira-kira apa dampak dari perbuatan tersebut dalam kehidupan bermasyarakat ?

3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa tentang akibat dari perbuatan Hasad, riya’, Aniaya, dan diskriminasi dan pentingnya menjauhi perbuatan –perbuatan tersebut

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI

EKSPLORASI

Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok kemudian guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi Dengan topik:

1. Pengertian Hasad ( kelompok 1) 2. Pengertian Riya ( kelompok 2) 3. Pengertian Zolim ( kelompok 3) 4. Pengertian Diskriminasi ( Kelompok 4)

 Peserta didik mendiskusikan topik bahasan yang sudah

diberikan oleh guru

G

65 Menit ELABORASI

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas berkelompok

 Kelompok yang lain memberi tanggapan, bantahan

ataupun dukungan terhadap paparan kelompok

G

KONFIRMASI

 Guru memberikan koreksi dan penguatan terhadap hasil belajar siswa, memberikan umpan balik fositif dalam bentuk lisan

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

untuk memperoleh pengalaman belajar dari materi yang telah dikaji

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan

simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa perbuatan dosa baik itu dosa kecil ataupun dosa besar wajib dihindari dan akan ada sanksi disisi Allah.

EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran yang baru berlalu

 Memberikan tugas rumah

 Menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalah ( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan

salam (nilai religius dan didiplin)

K 15

Menit


(21)

Menit VIII. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah

IX. PENILAIAN

1. Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan 3. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir ) Tes Akhir :

Soal tes lisan :

N

o Teks soal

Kunci jawaban

skor

1. Jelaskan pengertian hasad Dosa besar adalah perbuatan dosa yang pelakunya mendapat sanksi hukum baik didunia ataupun akhirat

4

2 Jelaskan pengertian Riya’ Contoh perbuatan dosa besar :

Syirik, zina

2

3 Jelaskan pengertian Zolim Ciri dosa besar antara lain sanksi hukumnya sudah di jelaskan dalam al-qur’an ataupun hadits.

4

4 Jelaskan pengertian Diskriminasi

Nilai = Jumlah skor x10

Keterangan : K

= Klasikal

G

= Group

I

= Individu

Mengetahui Kepala Sekolah Kajen, Januari 2015

Pendidik Mapel

Pendidikan Agama Islam

Achmad Jaenudin, S. Pd NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan NIY. 201 901


(22)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SATUAN PENDIDIKAN

: SMA PGRI 2 KAJEN

MATA PELAJARAN

: Pendidikan Agama Islam

KELAS / SEMESTER

: X / 2

ALOKASI WAKTU

: 6 X 45 Menit (3 kali Pertemuan)

PERTEMUAN KE

: 1 ( satu )

STANDAR KOMPETENSI

:

11. Memahami hukum Islam tentang zakat, haji dan wakaf

I. KOMPETENSI DASAR :

11.1. Menjelas-kan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf 11.2. Menyebut-kan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf

11.3 Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf II. INDIKATOR

 Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat.  Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan haji.

 Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan wakaf .

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan mampu untuk :

 Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat.  Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan haji.  Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan wakaf IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban. V. MATERI AJAR

1.UNDANG-UNDANG ZAKAT

Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat tersebut adalah : BAB I


(23)

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1) Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

3) Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.

4) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. 5) Agama adalah agama Islam.

6) Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang agama.

Pasal 2

Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

Pasal 3

Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat.

BAB II Pasal 5 Pengelolaan zakat bertujuan :

1) Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama.

2) Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

3) Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. BAB III Pasal 6

1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah. 2) Pembentukan badan amil zakat :

a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;

b. daerah propinsi oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi;

c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh Bupati atau Walikota atas usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota;

d. kecamatan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. BAB IV

Pasal 11 1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah. 2) Harta yang dikenai zakat adalah :

a. emas, perak dan uang;

b. perdagangan dan perusahaan;

c. hasil pertanian, perkebunan dan perikanan; d. hasil pertambangan;

e. hasil peternakan;

f. hasil pendapatan dan jasa; g. rikaz.

3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.


(24)

Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan kafarat.

BAB V Pasal 16

1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama.

2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.

3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.

2. UNDANG-UNDANG HAJI DAN UMROH

Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

BAB I. KETENTUAN UMUM Pasal 1

Ayat 1 Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.

Ayat 2 Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji. Ayat 3 Jemaah Haji adalah warga negara Indonesia yang beragama Islam dan telah

men-daftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Ayat 7 Komisi Pengawas Haji Indonesia,selanjutnya disebut KPHI, adalah lembaga mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Ayat 8 Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang akan menunaikan Ibadah Haji.

Pasal 11 Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah Haji untuk menunaikan Ibadah Haji.

Pasal 16 Ibadah umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.

Pasal 17 Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang di-peroleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat.

Pasal 18 Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi Umat.

BAB II. ASAS DAN TUJUAN Pasal 2

Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.

Pasal 3

Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

BAB III. HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4

(1) Setiap warga negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji dengan syarat :


(25)

b. mampu membayar BPIH.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 5

Setiap warga negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai berikut : a. mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor Departemen Agama

kabupaten/kota setempat;

b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan

c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Pasal 6

Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.

Pasal 7

Jemaah Haji berhak memperoleh permbinaan, pelayanan dan perlindungan dalam menjalan-kan Ibadah Haji, yang meliputi :

a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi;

b. pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan kesehatan yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;

c. perlindungan sebagai warga negara Indonesia;

d. penggunaan paspor haji dn dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Ibadah Haji; dan

e. pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.

BAB IV. PENGORGANISASIAN Pasal 11

(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.

(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas :

a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)

b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) BAB XIII

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH Pasal 43

(1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan melalui penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro per-jalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

3

.

Undang-Undang Wakaf di Indonesia

Untuk mengatur perwakafan, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

BAB I Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan


(26)

umum menurut syariah.

2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.

3. Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.

4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

5. Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh Wakif.

6. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakif, selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat ber-wenang yang ditetapkan oleh menteri untuk membuat akta ikrar wakaf.

7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia.

8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta para menteri.

9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawaba di bidang agama. BAB II

Pasal 4

Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Pasal 5

Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Pasal 7

Wakif meliputi : (a) perseorangan; (b) organisasi; (c) badan hukum. Pasal 9

Nazhir meliputi : (a) perseorangan; (b) organisasi; (c) badan hukum. PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 32

PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada instansi yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.

Pasal 33

Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW menyerahkan :

a. salinan akta ikrat wakaf;

b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya. Pasal 34

Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf. Pasal 35

Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.

Pasal 36

Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya, Nazhir melalui PPAIW mendaftarkan kembali kepada instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf.

BAB IV


(27)

Pasal 40

Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang : (a) dijadikan jaminan; (b) disita; (c) dihibahkan; (d) dijual; (e) diwariskan; (f) ditukar; atau (g) dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Pasal 41

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf (f) dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia. (3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian

sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.

BAB V

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF Pasal 42

Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya.

Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.

(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produktif.

(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.

Pasal 44

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nahir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 45

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan :

a. meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;

b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;

c. atas permintaan sendiri;

d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

BAB VI Pasal 47

(1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk Badan Wakaf Indonesia.

(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakan tugasnya. Pasal 48

Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.


(28)

i. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah , diskusi dan tanya jawab ii. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN PENGORGANI

SASIAN SISWA WAKT

U PENDAHULUAN

1  Guru Mengucapkan Salam  Menanyakan kabar  Berdo’a

 Presensi Siswa

K Menit10 2 Appersepsi

 Mencari informasi awal sejauh mana pengetahuan peserta

didik tentang perawatan jenazah dengan menyampaikan pertanyaan :

Sudah pernahkah kalian membaca undang-undang tentang Zakat, Haji/umroh dan wakaf ?

3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa bahwa pentingnya

pengelolaan zakat, haji uroh dan wakaf secara profesional.

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI

EKSPLORASI

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok

 Kelompok 1-2 mendiskusikan tata cara pengelolaan zakat.

 Kelompok 3-4 mendiskusikan tatacara pengelolaan haji.

 Kelompok 5-6 mendiskusikan tata cara pengelolaan wakaf

G

60 Menit ELABORASI

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya

 Kelompok yang lain memberikan tanggapan baik berupa pertanyaan, penguatan ataupun sanggahan jika memang di anggap keliru.

G

KONFIRMASI

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil belajar siswa,

memberikan umpan balik positif dalam bentuk lisan.

 Memberikan koreksi terhadap hasil diskusi jika dianggap perlu

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan

simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa merawat jenazah merupakan ilmu yang wajib di pelajari oleh setiap muslim mengingat begitu pentingnya perkara ini.

EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur keberhasilan

pembelajaran yang baru berlalu

 Memberikan tugas rumah

 Menutup pembelajran dengan mengucap hamdalah ( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam

(nilai religius dan didiplin)

K 20

Menit


(29)

Menit VI. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah

VII. PENILAIAN

1. . Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan 3. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir ) Tes Akhir : tes tulis

Soal :

No

Uraian Soal

Kunci jawaban Skor

1 Jelaskan tata cara mengelola zakat berdasarkan undng-undang zakat

indonesia 2

2 Jelaskan tata cara mengelola haji

berdasarkan uu haji 4

3 Jelaskan tata cara mengelola wakaf berdasarkan uu wakaf

4

Keterangan :

K

= Klasikal

G

= Group

I

= Individu

Mengetahui Kepala Sekolah

Kajen, Januari 2015

Pendidik Mapel

Pendidikan Agama Islam

Achmad Jaenudin, S. Pd

NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan


(30)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SATUAN PENDIDIKAN

: SMA PGRI 2 KAJEN

MATA PELAJARAN

: Pendidikan Agama Islam

KELAS / SEMESTER

: X / 2

ALOKASI WAKTU

: 4 X 45 Menit

PERTEMUAN KE

: 1 ( satu )

STANDAR KOMPETENSI

:

12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode Madinah

I. KOMPETENSI DASAR :

12.1 Mencerita-kan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah

12.2 Mendeskrip-sikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah II. INDIKATOR

 Mampu menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah.

 Mampu menunjukkan profil dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah. III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan mampu untuk :

 Mampu menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah.

 Mampu menunjukkan profil dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah.. IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban. V. MATERI AJAR

Strategi Dakwah Rosulullah di Madinah

RINGKASAN MATERI

1. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah A. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah


(31)

Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama, hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridhai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu. Arti hijrah dalam pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: "Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang Allah SWT." (HR. BukharI)

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam 2. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.

Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode Madinah. Ajaran Islam periode Madinah, umumnya tentang masalah sosial kemasyarakatan.

Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Anshor. Juga orang-orang-orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa Arab.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia. Allah SWT berfirman :

Artinya : "Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat

bagi alam semesta." (Q.S. Al-Anbiya, 21: 107)

Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.

Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam karena kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.


(32)

2. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah :

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil wajibnya: Al-Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104, dan Hadis Rasulullah SAW:

Artinya: “Sampaikanlah, apa yang berasal dariku (tentang Islam), walaupun hanya satu ayat.“ (H.R. Bukhari)

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata

3. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia

Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah Rasulullah SAW kepada para penguasa atau para pembesar mereka.

Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah Rasulullah SAW itu seperti :

- Heraclius, Kaisar Romawi Timur - Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir - Syahinsyah, Kaisar Persia

VI. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah , Diskusi, tanya jawab dan Praktek ( Demontrasi ) VII. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN PENGORGANI

SASIAN SISWA WAKTU PENDAHULUAN

1  Guru Mengucapkan Salam

 Menanyakan kabar

 Berdo’a  Presensi Siswa

K 10

Menit 2 Appersepsi

 Mencari informasi awal sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang musyawarah dengan

menyampaikan pertanyaan :

 Pernahkah kalian mendengar khutbah ?  Pernah mendengar istilah dakwah ?  Pernah mendengar istilah trabligh ? 3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa tentang pentingnya khutbah, tabligh dan dakwah

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI


(33)

 Peserta didik mendiskusikan pengertian Khutbah, tabligh dan dakwah

 Peserta didik Mendiskusikan Syarat rukun dari Khutbah,

Tabligh dan Dakwah.

G

65 Menit ELABORASI

 Guru meminta Peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya

 Kelompok yang lain memberikan tanggapan, membenarkan, atau mengoreksi.

G

KONFIRMASI

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil belajar

siswa, memberikan umpan balik fositif dalam bentuk lisan

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

untuk memperoleh pengalamanyang telah dilakukan

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa khutbah, tabligh dan dakwah merupakan kewajiban semua muslim sesuai dengan kemampuannya. EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran yang baru berlalu

 Memberikan tugas rumah

 Menutup pembelajran dengan mengucap hamdalah

( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam (nilai religius dan didiplin)

K 15

Menit

7 Jumlah Waktu 90

Menit

Keterangan : K

= Klasikal

G

= Group

I

= Individu

VIII. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah

IX. PENILAIAN

1. Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan 3. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir ) Tes Akhir :

Soal :


(34)

1 Berapa lamakah Rosulullah berdakwah di Madinah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.

4

2 Jelaskan strategi dakwah rosulullah di Madinah

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri 2. Cara (metode) melaksanakan dakwah

sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125 Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya.

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata

3

3 Siapa sajakah yang menjadi objek dakwah Rosulullah diMadinah

3

4 Ajaran pokok yang disampaikan Rosulullah selama berdakwah di madinah lebih banyak tentang ?

5 Selain berdakwah dikalangan penduduk Madinah Rosulullah juga berdakwa keluar madinah yaiitu dengan mengirim utusan atau surat kepada raja yg ada pada saat itu siapa sajakah mereka ?

Mengetahui Kepala Sekolah Kajen, Januari 2015 Pendidik Mapel

Pendidikan Agama Islam

Achmad Jaenudin, S. Pd NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan NIY. 201 901


(35)

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SATUAN PENDIDIKAN

: SMA PGRI 2 KAJEN

MATA PELAJARAN

: Pendidikan Agama Islam

KELAS / SEMESTER

: X / 2

ALOKASI WAKTU

: 4 X 45 Menit

PERTEMUAN KE

: 1 ( satu )

STANDAR KOMPETENSI

:

12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode Madinah

I. KOMPETENSI DASAR :

12.1 Mencerita-kan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah

12.2 Mendeskrip-sikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah

II. INDIKATOR

 Mampu menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah.  Mampu menunjukkan profil dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah. III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan mampu untuk :

 Mampu menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah.  Mampu menunjukkan profil dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah..

IV. KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN

Religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sadar akan hak dan kewajiban.

V. MATERI AJAR

Strategi Dakwah Rosulullah di Madinah

RINGKASAN MATERI

1. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah A. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah


(2)

Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama, hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridhai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu. Arti hijrah dalam pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: "Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang Allah SWT." (HR. BukharI)

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam

2. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.

Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode Madinah. Ajaran Islam periode Madinah, umumnya tentang masalah sosial kemasyarakatan.

Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Anshor. Juga orang-orang-orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa Arab.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia. Allah SWT berfirman :

Artinya : "Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta." (Q.S. Al-Anbiya, 21: 107)

Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.

Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam karena kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.


(3)

2. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah :

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil wajibnya: Al-Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104, dan Hadis Rasulullah SAW:

Artinya: “Sampaikanlah, apa yang berasal dariku (tentang Islam), walaupun hanya satu ayat.“ (H.R. Bukhari)

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata

3. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia

Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah Rasulullah SAW kepada para penguasa atau para pembesar mereka.

Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah Rasulullah SAW itu seperti :

- Heraclius, Kaisar Romawi Timur

- Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir

- Syahinsyah, Kaisar Persia

VI. METODE PEMBELAJARAN

Ceramah , Diskusi, tanya jawab dan Praktek ( Demontrasi )

VII. LANGKA-LANGKAH

NO KGIATAN PEMBELAJARAN PENGORGANI

SASIAN SISWA WAKTU PENDAHULUAN

1  Guru Mengucapkan Salam

 Menanyakan kabar

 Berdo’a  Presensi Siswa

K 10

Menit 2 Appersepsi

 Mencari informasi awal sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang musyawarah dengan

menyampaikan pertanyaan :

 Pernahkah kalian mendengar khutbah ?  Pernah mendengar istilah dakwah ?  Pernah mendengar istilah trabligh ? 3 Motivasi

 Memberi gambaran kepada siswa tentang pentingnya khutbah, tabligh dan dakwah

4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran K

5 KEGIATAN INTI


(4)

 Peserta didik mendiskusikan pengertian Khutbah, tabligh dan dakwah

 Peserta didik Mendiskusikan Syarat rukun dari Khutbah,

Tabligh dan Dakwah.

G

65 Menit ELABORASI

 Guru meminta Peserta didik untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya

 Kelompok yang lain memberikan tanggapan, membenarkan, atau mengoreksi.

G

KONFIRMASI

 Guru memberikan penguatan terhadap hasil belajar

siswa, memberikan umpan balik fositif dalam bentuk lisan

 Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

untuk memperoleh pengalamanyang telah dilakukan

K

6 PENUTUP

 Peserta didk dengan dipandu oleh guru memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari bahwa khutbah, tabligh dan dakwah merupakan kewajiban semua muslim sesuai dengan kemampuannya. EVALUASI

 Guru memberi kan tes lisan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran yang baru berlalu

 Memberikan tugas rumah

 Menutup pembelajran dengan mengucap hamdalah

( nilai religius)

 Guru mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam (nilai religius dan didiplin)

K 15

Menit

7 Jumlah Waktu 90

Menit

Keterangan : K = Klasikal

G = Group

I = Individu

VIII. SUMBER BELAJAR

-

Buku Paket PAI kelas X Penerbit Erlangga

-

Al-Qur’an dan terjemah IX. PENILAIAN

1. Prosedur Tes :

-

Tes awal : Tidak Ada

-

Tes Proses : Ada

-

Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes :

-

Tes awal : Tidak ada

-

Tes Proses : Pengamatan

-

Tes Akhir : Lisan 3. Alat Tes

Tes Proses : Lembar Pengamatan ( Terlampir )

Tes Akhir :

Soal :


(5)

1 Berapa lamakah Rosulullah berdakwah di Madinah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.

4

2 Jelaskan strategi dakwah rosulullah di Madinah

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri

2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125 Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 125

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya.

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata

3

3 Siapa sajakah yang menjadi objek dakwah Rosulullah diMadinah

3

4 Ajaran pokok yang disampaikan Rosulullah selama berdakwah di madinah lebih banyak tentang ?

5 Selain berdakwah dikalangan penduduk Madinah Rosulullah juga berdakwa keluar madinah yaiitu dengan mengirim utusan atau surat kepada raja yg ada pada saat itu siapa sajakah mereka ?

Mengetahui Kepala Sekolah Kajen, Januari 2015

Pendidik Mapel

Pendidikan Agama Islam

Achmad Jaenudin, S. Pd

NIY. 201877

Drs. Ahmad Hasibuan


(6)